[RH] AKIBAT TIDAK MENAHAN DIRI

octbrmrning Copy

“Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang sama dengan dia, dan suaminyapun memakannya” (Kejadian 3:6).

[AkhirZaman.org] Sejak kejatuhan di Eden, manusia telah merosot. Bentuk yang cacat, kelemahan otak, penyakit, dan penderitaan manusia telah menekan semakin lama semakin berat ke atas setiap generasi berturut-turut sejak kejatuhan itu, namun manusia itu tidak menyadari akan penyebab yang sebenarnya. Mereka tidak menganggap bahwa mereka sendiri bersalah, dalam ukuran besar, atas keadaan perkara-perkara yang menyedihkan ini. Pada umumnya mereka membebankan penderitaan mereka ke atas Tuhan, dan menganggap Allah sebagai pencipta kesengsaraan mereka. Tetapi sifat tidak bertaraklah, sampai ke taraf yang besar atau kecil, yang terletak di dasar segala penderitaan ini.

Hawa tidak menahan diri dalam keinginannya ketika la mengedangkan tangan untuk memetik buah pohon larangan itu. Kepuasan diri telah memerintah hampir sepenuhnya di dalam hati pria dan wanita sejak kejatuhan itu. Khususnya selera makan telah dimanjakan, dan mereka telah dikendalikan oleh selera makan itu, gantinya memakai akal budi. Demi memuaskan selera itu, Hawa melanggar perintah Allah. Allah telah memberikan kepadanya segala sesuatu yang diinginkannya, namun ia tidak merasa puas. Sejak saat itu, anak-anaknya laki-laki dan perempuan yang jatuh telah mengikuti keinginan mata mereka, dan selera mereka. Sama seperti Hawa, mereka tidak mengindahkan larangan-larangan yang dibuat Allah, dan telah menempuh jalan ketidaktaatan, dan sama seperti Hawa, menyanjung diri mereka sendiri dengan beranggapan bahwa akibatnya tidak akan seburuk yang diperkirakan.

Manusia tidak mengindahkan hukum-hukum kesehatan. Jika kita melanggar hukum-hukum ini, cepat atau lambat, kita harus membayar hukumannya. Tidak ada cara yang lebih berhasil melanggar hukum kesehatan daripada menumpukkan ke dalam perut makanan yang tidak menyehatkan, oleh sebab pemanjaan nafsu makan yang tak sewajarnya. Makan berlebih-lebihan walaupun makanan itu sederhana, pada akhiznya akan menghancurkan organ-organ pencernaan; tetapi yang ditambahkan kepada hal ini yaitu makan terlampau banyak makanan, dan yang tidak menyehatkan, maka kejahatan semakin bertambah banyak. Keadaan jasmani pasti jadi rusak.

Keluarga manusia telah bertumbuh makin lama semakin memanjakan diri, sampai kesehatan telah sangat dikorbankan dengan berhasil di atas mezbah selera makan yang penuh nafsu itu. Para penduduk dunia lama tidak bertarak dalam makan dan minum. Mereka mau makan daging hewan, walaupun Allah tidak memberi mereka izin untuk makan makanan daging binatang . . . .

( 2 SM 411, 412 )

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *