[RH] YESUS MENGETAHUI KESEDIHAN KITA

sun set Copy

. . Di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa” (Yohanes 15:5).


[AkhirZaman.org] 26 Juni 1892. Saya merasa senang ketika terang siang tiba, karena malam-malam adalah panjang dan melelahkan. Tetapi ketika saya tidak bisa tidur, rasa syukur memenuhi hati saya bilamana saya memikirkan bahwa Orang yang tidak pernah tidur sedang memperhatikan saya demi kebaikan.

Alangkah indah memikirkan bahwa Yesus mengetahui semua mengenai kesakitan dan kesedihan yang kita tanggung. Dalam semua kesengsaraan kita la disengsarakan. Beberapa dari antara sahabat kita tidak mengetahui apa-apa mengenai kesengsaraan atau kesakitan jasmani manusia. Mereka tidak pernah sakit, dan oleh sebab itu mereka tidak dapat masuk sepenuhnya ke dalam perasaan mereka yang sakit. Tetapi Yesus terjamah dengan kelemahan kita. la adalah misionaris medis yang besar. la mengenakan kemanusiaan ke atas diri-Nya sendiri, dan menempatkan diri-Nya di depan suatu dispensasi baru, supaya la dapat mencocokkan keadilan dan kasih sayang.–Manuscript 19, 1892.

29 Juni 1892. Doa saya ketika masih belum tidur ialah, Yesus, jagalah anak-Mu sekarang. Bawalah aku ke bawah penjagaan-Mu. Jadikan aku suatu cabang Anggur hidup yang sehat dan mengeluarkan buah. “. . . Di luar Aku,” kata Yesus, “kamu tidak dapat berbuat apa-apa . . .” (Yohanes 15:5). Dan melalui Kristus kita dapat melakukan segala perkara. la yang dipuja para malaikat, yang mendengarkan musik biduan di surga, pernah ketika berada di bumi ini tersentuh dengan kesusahan anak-anak, selalu siap mendengarkan cerita tentang kesengsaraan kanak-kanak mereka. la sering mengeringkan air mata mereka, menggembirakan mereka dengan kata-kata simpati-Nya yang lembut, yang tampaknya mengusir kesusahan mereka dan membuat mereka melupakan kesedihan mereka. Lambang dalam bentuk burung merpati yang melayang-layang di atas Yesus pada waklu la dibaptis menyatakan kelemahlembutan tabiat-Nya.—Manuscript19, 1892.

30 Juni 1892. Malam lain yang sangat melelahkan hampir berlalu. Walaupun saya terus menderita sakit yang perih, saya tahu bahwa saya tidak ditinggalkan oleh Juruselamat saya. Doa saya ialah, Tolonglah aku, Yesus, supaya aku tidak menghina-Mu dengan bibirku. Kiranya tidak ada kata-kata kasar yang saya ucapkan. -Manuscript19, 1892.

6 Juli 1892. Saya sangat berterima kasih karena saya dapat menyampaikan kepada Tuhan semua kekhawatiran dan kegelisahan saya. Saya merasa bahwa saya berada di bawah lindungan sayap-sayap-Nya. Seorang yang tidak beragama suatu kali bertanya kepada seorang muda yang takut akan Allah, “Berapa besarkah Allah yang engkau sembah?” “Sangat besar, “jawabnya, “sehingga la mengisi tempat yang sangat luas, akan tetapi juga sangat kecil sehingga la tinggal di dalam setiap hati yang disucikan.”

(2SM 257, 258)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *