[AkhirZaman.org] Baru-baru ini beredar surat keputusan dari Perdana Menteri Irak Haidar Jawwad al Abbadi yang mewajibkan seluruh kaum adam di Irak berpoligami. Surat keputusan yang tertanggal 6 Januari itu ditujukan kepada seluruh kantor kementerian wanita dan seluruh pihak yang tidak terkait dengan kementerian. Dalam surat itu disebutkan alasan pemerintah mewajibkan laki-laki berpoligami karena kondisi perang membuat jumlah laki-laki berkurang.
Surat keputusan yang ditembuskan kepada anggota parlemen dan pengadilan federal itu berbunyi sebagai berikut :
1. Setiap laki-laki harus beristri paling tidak dengan 2 orang wanita.
2. Negara menjamin biaya-biaya pernikahan dan tempat tinggal.
3. Lelaki yang menolak melaksanakan keputusan ini, akan dihukum mati.
4. Wanita yang berusaha melarang suaminya untuk berpoligami, dihukum penjara seumur hidup dan suaminya boleh menikah dengan 4 orang wanita.
5. Keputusan ini diberlakukan sejak diterbitkan pada lembaran negara
Baghdad,
Ttd Dr. Haidar Jawwad al Abbadi
Perdana Menteri
sumber: http://goo.gl/u9mXzb
Peristiwa di atas terjadi di negara Irak, yang merupakan negara yang mayoritas penduduknya adalah muslim, dan poligami bukanlah sesuatu yang tabu bagi mereka. Tetapi bilamana kita perhatikan, ada unsur pemaksaan yang dilakukan oleh pemerintah, oleh karena keadaan tertentu, dilakukan kepada masyarakat. Di dalam ajaran mereka terdapat satu pernyataan yang memperbolehkan poligami, tetapi tidak pernah satu kata pun yang menyatakan pemaksaan terhadap hal tersebut. Pernahkah terlintas di pikiran kita bilamana kita berhadapan dengan situasi yang jelas bertentangan dengan hukum Tuhan , dan bilamana kita tidak menurutinya ada konsekuensi yang kita terima?
Matius 10:28 mengatakan: ”Dan karena Aku,kamu akan digiring ke muka penguasa-penguasa dan raja-raja sebagai suatu kesaksian bagi mereka dan bagi orang-orang yang tidak mengenal Allah.” Kita akan diperhadapkan kepada pemerintah–pemerintah dan penguasa-penguasa untuk memberikan kesaksian mengenai apa yang kita percayai, yang bisa saja bertentangan dengan hukum yang diberlakukan oleh para penguasa tersebut. Dan hal ini sudah pernah terjadi sebelumnya, di mana para reformator kita telah dibawa ke hadapan para raja-raja, dan para kaum bangsawan pada saat itu, dan mereka dipaksa untuk meninggalkan keyakinan mereka. Bilamana mereka tidak mau meninggalkannya, konsekuensinya adalah hukuman mati. Dan pada akhirnya, para reformator kita tetap teguh pada keyakinan mereka oleh karena mereka lebih mengasihi Kristus lebih dari apapun.
Ujian kesetiaan sedang terbentang di hadapan kita, bilamana kita akan diperhadapkan dengan situasi yang demikian, apakah yang akan kita lakukan? Apakah kita, yang “telah dibeli dan telah lunas dibayar” ( 1 Korintus7:23) oleh jasa Kristus, memilih untuk mengasihi Kristus “ dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu” (Matius 22:37), ataukah kita malah meninggalkan Kristus dan mengasihi dunia ini?
Saudara, mohonlah kepada Tuhan bahwa kita akan tetap berdiri setia kepadaNya dalam krisis yang akan datang. Desaklah sahabat-sahabat anda untuk bersiap juga! Lakukanlah apa yang dapat dilakukan untuk membangkitkan dan memperingatkan orang lain.
“Sebelum peperangan selesai dan kemenangan diperoleh, aniaya akan dinyalakan kembali melawan orang-orang yang setia kepada Tuhan; motif-motif mereka akan diperangi, usaha-usaha terbaik mereka disalah-artikan, nama-nama mereka disebutkan sebagai iblis. Tuhan akan mempersiapkan umatNya bagi krisis yang akan segera datang. Siap atau tidak, kita semua harus menghadapinya.” Life of Paul, 251-252.
“Dan mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba, dan oleh perkataan kesaksian mereka. Karena mereka tidak mengasihi nyawa mereka sampai ke dalam maut.” (Wahyu 12:11)