[RH] KEILAHIAN DAN KEMANUSIAAN BERSATU DALAM KRISTUS

daisis Copy

“Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran. Yohanes memberi kesaksian tentang Dia dan berseru, katanya: ‘Inilah Dia, yang kumaksudkan ketika aku berkata: Kemudian dari padaku akan datang Dia yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku.’ Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia” (Yohanes 1: 14- 16).

[AkhirZaman.org] Anak Allah diserang pada setiap langkah oleh kuasa-kuasa kegelapan. Setelah la dibaptis la dituntun oleh Roh ke padang belantara, dan menderita pencobaan selama empat puluh hari. 

Surat-surat berdatangan pada saya, yang menyatakan bahwa Kristus tidak mungkin memiliki sifat seperti manusia, karena jika demikian, la akan jatuh di bawah pencobaan yang sama. Jika la tidak memiliki sifat manusia, maka la tidak dapat menjadi teladan kita. Jikalau Ia tidak ikut mengambil bagian dari sifat kita, maka la tidak dapat dicobai sama seperti manusia. Jikalau tidak mungkin bagi-Nya menyerah pada pencobaan, maka la tidak dapat menjadi penolong kita. Adalah suatu kenyataan yang khidmat bahwa Kristus datang untuk berperang dalam pertempuran sebagai manusia, demi keselamatan manusia. Pencobaan dan kemenangan-Nya menceritakan bahwa kemanusiaan harus meniru pola itu; manusia harus ikut serta mengambil bagian dalam kodrat llahi.

Pada Kristus, Keilahian dan kemanusiaan digabung. Keilahian tidak merosot sampai pada kemanusiaan; KeIlahian tetap pada kedudukannya, tetapi kemanusiaan dengan bersatu dengan Keilahian menahan ujian pencobaan yang paling ganas di padang belantara. Penguasa dunia ini datang kepada Kristus setelah puasa-Nya yang lama, ketika la sudah lapar, dan disarankan kepada-Nya untuk menjadikan batu-batu menjadi roti. Tetapi rencana Allah, yang dirancang demi keselamatan manusia, menjamin bahwa Kristus harus mengetahui rasa lapar, dan kemiskinan, dan setiap tahap pengalaman manusia. Ia menahan pencobaan, melalui kekuatan yang manusia dapat kendalikan. Ia berpegang pada takhta Allah, dan tidak ada seorang pria atau wanita yang tidak ada jalan masuk kepada pertolongan yang sama melalui iman pada Allah. Manusia dapat ikut serta mengambil bagian dalam kodrat Ilahi; tidak ada satu jiwa yang hidup yang tidak dapat meminta bantuan surga dalam pencobaan dan kesusahan. Kristus datang untuk menyatakan sumber kuasa-Nya, supaya manusia tidak akan bergantung atas kesanggupan-kesanggupan manusianya yang tak ada bantuan itu.

 

-Nasihat Allah Untuk Masa Kini, p 333

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *