[RH] PEKABARAN LAODEKIA

Mountain and wtr Copy

“Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau tidak dingin dan tidak panas. Alangkah baiknya jika engkau dingin atau panas! Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku. Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang” (Wahyu 3:15-17).

[AkhirZaman.org] Kita bersyukur kepada Tuhan dengan segenap hati karena kita memiliki terang indah untuk disampaikan kepada orang banyak, dan kita bersuka karena kita mempunyai suatu pekabaran untuk zaman ini yang adalah kebenaran masa kini. Kabar bahwa Kristus adalah kebenaran kita telah mendatangkan kelegaan kepada banyak sekali jiwa-jiwa, dan Allah berkata kepada umat-Nya, “Maju terus.” Pekabaran kepada gereja Laodikia cocok dengan keadaan kita. Betapa jelas digambarkan kedudukan mereka yang merasa bahwa mereka memiliki semua kebenaran, yang menyombongkan pengetahuan mereka tentang firman Allah, padahal kuasanya yang menyucikan tidak dirasakan dalam kehidupan mereka. Nyata kasih Allah kurang di dalam hati mereka, padahal nyata kasih inilah yang membuat umat Allah terang dunia.

Saksi yang setia itu mengatakan tentang gereja yang dingin, tak bersemangat, tanpa Kristus, “Aku tahu segala pekerjaanmu, engkau tidak dingin dan tidak panas: Alangkah baiknya jika engkau dingin atau panas! Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas! Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku” (Wahyu 3215,16). Perhatikan kata-kata yang berikut: “Karena engkau berkata, Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang” (Wahyu 3:17). Di sini digambarkan suatu umat yang menyombongkan diri mereka sendiri dalam memiliki pengetahuan dan keuntungan-keuntungan rohani. Tetapi mereka tidak menyambut berkat-berkat tidak terkira yang Allah karuniakan kepada mereka. Mereka penuh dengan pemberontakan, tidak berterima kasih, dan lupa akan Allah; dan ia masih saja memperlakukan mereka sebagaimana seorang bapa yang penuh kasih dan pengampunan memperlakukan seorang anak yang tidak tahu berterima kasih dan menyeleweng. Mereka menolak kasih karunia-Nya, menyalahgunakan kesempatan-kesempatan-Nya, memandang enteng peluang-peluang-Nya, dan telah merasa cukup sehingga tenggelam dalam rasa puas, dalam sikap tidak berterima kasih yang patut ditangisi, formalisme yang dangkal, dan kemunafikan karena tidak bersungguh-sungguh. Dengan kesombongan gaya Farisi mereka memegahkan diri sampai dikatakan terhadap mereka, “Engkau berkata, Aku kaya dan aku lelah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa.”

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *