“Baiklah orang fasik meninggalkan jalannya, dan orang jahat meninggalkan rancangannya; baiklah ia kembali kepada TUHAN, maka Dia akan mengasihaninya, dan kepada Allah kita, sebab Ia memberi pengampunan dengan limpahnya” (Yesaya 55:7).
[AkhirZaman.org] Allah tidak membiarkan kita oleh sebab dosa kita. Kita boleh saja melakukan kesalahan, dan mendukakan Roh; tetapi bilamana kita bertobat, dan datang kepada-Nya dengan hati yang sangat menyesal, la tidak akan berpaling dari kita.
Ada halangan-halangan yang harus dilenyapkan. Perasaan-perasaan salah telah dipelihara, dan yang ada ialah kesombongan, mementingkan diri, tidak sabar, dan bersungut-sungut. lni semua memisahkan kita dari Allah. Dosa harus diakui; harus ada pekerjaan kasih karunia yang lebih dalam di hati. Mereka yang merasa lemah dan putus asa dapat menjadi umat Allah yang kuat, dan melakukan pekerjaan mulia untuk Tuhan. Tetapi mereka harus bekerja dari tumpuan yang tinggi; mereka tidak boleh dipengaruhi oleh motif-motif yang mementingkan diri.
Kita harus belajar di sekolah Kristus. tidak ada selain kebenaran-Nya yang dapat memberi kita hak atas salah satu berkat perjanjian kasih karunia. Kita telah lama merindukan dan berusaha untuk memperoleh berkat-berkat ini, tetapi belum menerimanya oleh sebab kita memelihara gagasan bahwa kita dapat melakukan sesuatu untuk menjadikan diri kita layak terhadap berkat-berkat itu. Kita tidak membuang pandangan dari diri kita, sambil percaya bahwa Yesus adalah Juruselamat yang hidup. Kita tidak boleh merasa bahwa kebaikan dan jasa kitalah yang akan menyelamatkan kita; kasih karunia Kristuslah satu-satunya pengharapan keselamatan kita. Melalui nabi-Nya Tuhan berjanji, “Baiklah orang fasik meninggalkan jalannya, dan orang jahat meninggalkan rancangannya; baiklah ia kembali kepada TUHAN, maka Dia akan mengasihaninya, dan kepada Allah kita, sebab la memberi pengampunan dengan limpahnya” (Yesaya 55:7). Kita harus percaya akan janji yang terbuka itu, dan jangan menerima perasaan gantinya iman. Bilamana kita percaya Allah sepenuhnya, bilamana kita bersandar pada jasa-jasa Yesus sebagai Juruselamat yang mengampuni dosa, maka kita akan menerima semua pertolongan yang kita inginkan.
Kita memandang pada diri, seakan-akan kita memiliki kuasa untuk menyelamatkan diri kita sendiri; tetapi Yesus mati untuk kita oleh sebab kita tidak berdaya melakukan hal ini. PadaNyalah pengharapan kita, pembenaran kita, kebenaran kita. Kita tidak boleh putus harap, dan merasa takut bahwa kita tidak ada Juruselamat, atau bahwa la tidak memiliki pikiran berbelaskasihan terhadap kita. Pada saat ini la sedang melaksanakan pekerjaan-Nya demi keselamatan kita, sambil mengundang kita untuk datang kepada-Nya dalam keadaan kita yang tak berdaya dan diselamatkan. Kita tidak menghormati Dia oleh ketidakpercayaan kita. Adalah menakjubkan bagaimana kita memperlakukan sahabat kita yang paling baik, betapa sedikit keyakinan yang kita taruh pada-Nya yang sanggup menyelamatkan sepenuhnya, dan yang telah memberi kita setiap bukti kasih-Nya yang besar.