Makan Tidak Teratur Satu Penyebab Penyakit (1)

-Happy-Family- Copy

Satu Warisan Kemerosotan
[AkhirZaman.org] Manusia jadi dari tangan Penciptanya dalam keadaan tubuh yang sempurna dan bentuk yang indah. Telah enam ribu tahun manusia menahan beban dosa yang semakin bertambah berat karena penyakit dan kejahatan. Itulah satu bukti utama bahwa manusia pernah menerima kuasa daya tahan tubuh yang kuat. Walaupun penduduk bumi sebelum Air Bah umumnya menyerahkan diri kepada dosa tanpa henti-hentinya, barulah setelah lebih dari dua ribu tahun, akibat pelanggaran hukum alam itu dapat dirasakan. Sekiranya Adam tidak memiliki kuasa tubuh yang lebih besar dibanding dengan manusia sekarang, maka umat manusia sudah lama hampir punah.

Sejak kejatuhan manusia ke dalam dosa, generasi-generasi yang berikut mempunyai kecenderungan yang terus menerus merosot. Bibit penyakit telah dipindahkan dari orang tua kepada anak-anak dan dari satu generasi kepada generasi yang lain. Anak-anak bayipun menderita sengsara karena dosa orang tua mereka.

Musa selaku penulis sejarah yang pertama memberikan perincian yang hampir pasti tentang kehidupan sosial dan pribadi pada permulaan sejarah dunia; tetapi kita tidak mendapati catatan bahwa seorang bayi telah dilahirkan dalam keadaan buta, tuli, timpang atau lemah saraf. Satu peristiwapun tidak tercatat tentang kematian bayi, anak atau remaja secara wajar. Dalam buku Kejadian, riwayat hidup seorang yang mati hanya tercatat demikian: “Jadi Adam mencapai umur sembilan ratus tigapuluh tahun, lalu ia mati.” “Jadi Set mencapai umur sembilan ratus dua belas tahun, lalu ia mati.” Tentang yang lainnya catatan berbunyi demikian: “Ia mati pada waktu telah putih rambutnya, tua dan suntuk umur.” Sangat jarang terjadi seorang anak mati mendahului ayahnya, sehingga peristiwa itu dianggap penting untuk dicatat. “Haran meninggal mendahului ayahnya yaitu Terah.” Para Bapa dari Adam hingga Nuh hidup hampir seribu tahun dengan sedikit pengecualian. Sejak itu panjang rata-rata usia manusia sudah berkurang.

Pada kedatangan Kristus yang pertama kali umat manusia mengalami kemerosotan, karena bukan hanya orang tua dan yang setengah umur tetapi orang muda juga dibawa dari setiap kota kepada Juruselamat untuk disembuhkan dari penyakit mereka. Banyak yang menderita di bawah beban kemelaratan yang tidak terperikan.

Pelanggaran hukum fisik dengan segala akibatnya seperti penderitaan dan kematian dini, telah lama menyebar sehingga akibat ini dianggap sebagai nasib umat manusia. Allah tidak menciptakan umat manusia dalam keadaan lemah seperti itu. Keadaan seperti ini bukanlah

hasil pekerjaan Allah, tetapi akibat ulah manusia. Kebiasaan-kebiasaan yang salah telah dilakukan dengan melanggar hukum Allah yang seharusnya mengatur kehidupan manusia. Pelanggaran hukum alam secara terus menerus adalah juga pelanggaran hukum Allah secara terus menerus. Sekiranya manusia menuruti Sepuluh Hukum dengan menghidupkan prinsip hukum itu, kutuk penyakit yang sekarang membanjiri dunia seharusnya tidak ada.

“Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah; dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu telah dibeli dengan harganya telah lunas dibayar karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!” (1 Korintus 6:19, 20). Apabila manusia bertindak membuang tenaganya dengan percuma untuk merusak inteleknya maka mereka berdosa terhadap Allah. Mereka tidak memuliakan Dia di dalam tubuh dan Roh yang menjadi milik-Nya. Namun sekalipun manusia menghina Allah, kasih Allah masih tetap diberikan kepada umat manusia. Dia membiarkan terang bercahaya sehingga manusia dapat melihat, agar manusia dapat hidup sempurna, dan harus menuruti hukum alam yang mengatur kehidupannya. Betapa penting bahwa manusia harus berjalan di jalan terang ini sambil mengenakan semua kuasanya demi kemuliaan Allah, apakah kuasa tubuh-atau pikiran.

Kita hidup di dunia yang bertentangan dengan kebenaran atau dengan kesempurnaan tabiat, khususnya pertumbuhan dalam anugerah. Ke manapun kita memandang kita melihat pencemaran dan kebusukan. Betapa besar perbedaan hal ini dengan pekerjaan yang harus dilakukan dalam diri kita sebelum menerima hadiah kekekalan! Umat pilihan Allah harus berdiri tanpa cela di antara kebusukan yang mengepung mereka di zaman akhir ini. Tubuh mereka harus disucikan dan roh mereka harus dimurnikan. Kalau pekerjaan ini harus dilaksanakan, itu dilaksanakan segera dan dengan sungguh-sungguh dan penuh pengertian. Roh Allah harus menguasai sepenuhnya dan mempengaruhi setiap tindakan….

Manusia telah mencemari kaabah tubuh. Allah memanggil mereka supaya bangun dan berusaha sekuat tenaga untuk mencapai kembali keadaan manusia yang asli yang diberikan Tuhan. Tidak ada yang dapat meyakinkan dan mengubah hati manusia selain dari anugerah Allah. Budak-budak kebiasaan dapat memperoleh kuasa dari Dia sendiri untuk membuka belenggu yang mengikat mereka. Mustahil bagi seseorang untuk mempersembahkan tubuhnya sebagai satu persembahan yang hidup yang kudus dan berkenan kepada Allah, sementara terus memanjakan kebiasaan yang merusak tubuh, mental dan kuasa moral. Sekali lagi rasul itu berkata: “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu bisa membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.” (Roma 12:2).

Kesengajaaan Dalam Mengabaikan Hukum Hidup
Sangat mengherankan bahwa prinsip itu sudah tidak ada dalam kehidupan manusia. Inilah yang menjadi ciri khas generasi sekarang, yang mengabaikan hukum kehidupan dan hukum kesehatan. Masalah ini sangat diabaikan sementara, terang bersinar di sekitar mereka. Bagi mayoritas umat manusia, keinginan utama mereka ialah: apa yang aku akan makan? Apa yang aku akan minum? dan apa yang aku akan pakai? Walaupun banyak dikatakan dan dituliskan tentang bagaimana kita harus memelihara tubuh, hukum yang besar ialah selera yang mengatur laki-laki dan perempuan pada umumnya.

Kuasa moral dilemahkan, karena laki-laki dan perempuan tidak mau hidup menurut hukum kesehatan, dan menjadikan hal itu sebagai satu tugas pribadi. Orang tua mewariskan kebiasaan mereka yang jelek kepada keturunannya, sehingga penyakit-penyakit yang mengerikan telah mencemari darah dan merusak otak. Mayoritas laki-laki dan perempuan tetap bersikap masa bodoh terhadap hukum fisik, lalu memanjakan selera dan nafsu dengan mengorbankan intelek dan moral. Nampaknya mereka tetap bersikap begini karena akibat pelangaran hukum alam. Mereka memanjakan dan merendahkan hawa nafsu dengan menggunakan racun berkadar rendah yang merusak darah dan kuasa saraf. Maka terjadilah penyakit dan kematian sebagai akibatnya. Teman-teman mereka menyebut akibat ini sebagai hukuman dari Allah, namun dalam hal ini mereka menghina seluruh surga. Mereka berontak melawan hukum alam lalu menderita hukuman sebagai akibatnya. Penderitaan dan kematian sekarang merajalela di mana-mana, terutama di antara anak-anak. Betapa besar perbedaan generasi ini dengan mereka yang hidup pada masa 2000 tahun pertama!

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *