SIKAP HORMAT TERHADAP APA YANG SUCI (1)

littlegirl-bible Copy


Karunia Sikap Rasa Hormat
[AkhirZaman.org]
 Satu sifat lain yang indah yang harus dipupuk dengan saksama adalah sikap hormat. Pendidikan dan latihan anak-anak muda haruslah bercorak sedemikian rupa sehingga akan meninggikan apa yang suci dan memberikan dorongan terhadap pengabdian kepada Allah di dalam rumah-Nya. Banyak orang yang mengaku diri sebagai anak-anak Raja sorga tidak mempunyai penghargaan yang benar terhadap perkara-perkara baka yang suci itu.

Allah Harus Diperlakukan dengan Sikap Hormat.
Sikap hormat yang sejati bagi Allah diilhami oleh suatu kesadaran akan kebenaran-Nya yang tidak terbatas itu, dan suatu kesadaran akan hadirat-Nya. Dengan kesadaran terhadap Yang Tidak Kelihatan ini hati setiap anak harus diyakinkan dalam-dalam.

“Allah disegani dalam kalangan orang kudus, dan sangat ditakuti melebihi semua yang ada di sekeliling-Nya.” Mazmur 89:8.

Nama-Nya Harus Dihormati.
Sikap hormat juga harus ditunjukkan terhadap nama Allah. Jangan sekali-kali nama itu diucapkan dengan sembarangan. Sekalipun dalam doa menyebutkan nama itu dengan sering dan tidak perlu harus dijauhkan. “Nama-Nya kudus dan dahsyat.” Mazmur 111:9. Malaikat-malaikat, apabila mereka mengucapkannya, menutup wajah mereka. Dengan sikap hormat seperti apatah seharusnya kita, yang berdosa dan keji ini, mengucapkannya!

Firman-Nya Suci.
Kita harus menghormati Firman Allah. Terhadap buku itu kita harus menunjukkan sikap hormat, jangan sekali-kali menggunakannya dan memegangnya dengan sembarangan. Dan jangan sekali-kali mengutip Alkitab untuk bersenda gurau atau mengubah kalimat-kalimatnya untuk menyebutkan sesuatu yang lucu. “Semua Firman Allah adalah murni”; bagaikan perak yang teruji, tujuh kali dimurnikan dalam dapur peleburan di tanah.” (Amsal 30:5; Mazmur 12:6).

Tempat Berdoa–Allah Ada di Sana.
Di dalam setiap rumah tangga Kristen Allah harus dihormati oleh mempersembahkan doa dan pujian setiap pagi dan petang. Anak-anak harus diajar menghormati dan memuliakan jam berdoa.

Jam dan tempat berdoa dan upacara kebaktian umum harus diajarkan kepada anak-anak sebagai sesuatu yang suci oleh karena Allah ada di sana. Dan apabila sikap hormat dinyatakan dalam sikap serta pembawaan, maka perasaan yang mengilhaminya akan bertambah dalam Rumah Allah–Kaabah Kesucian-Nya.

Baiklah bagi orang tua dan orang muda untuk mempelajari dan merenung-renungkan serta sering mengulangi kata-kata dari Kitab Suci itu, yang menunjukkan bagaimana kita harus memandang tempat yang ditandai oleh hadirat Allah.

“Tanggalkanlah kasutmu dari kakimu,” Ia memerintahkan kepada Musa di belukar yang menyala-nyala itu, “oleh karena tempat di mana engkau berdiri itu, adalah tanah yang kudus.” Keluaran 3:5.

Yakub, setelah melihat khayal tentang malaikat-malaikat itu, berseru “Sesungguhnya Tuhan ada di tempat ini; dan aku tidak mengetahuinya. . . . Ini tidak lain dari rumah Allah, dan ini adalah pintu gerbang sorga.” Kejadian 28:16, 17.

“Tuhan ada dalam bait-Nya yang kudus. Berdiam dirilah di hadapan-Nya Habakuk 2:20.9 Banyak orang. . . .tidak memiliki sikap menghargai dengan sebenarnya terhadap perkara-perkara yang baka dan suci. Hampir semua orang perlu untuk diajar bagaimana caranya membawakan diri di dalam rumah Allah. Orang tua bukan saja harus mengajar, melainkan memerintahkan anak-anak mereka untuk memasuki kaabah itu dengan sikap hormat.

Waspadalah Terhadap Sikap Lalai yang Semakin Bertambah-tambah Itu.
Bored-child CopyDari kesucian yang dikaitkan kepada kaabah di dunia ini, orang Kristen dapat belajar bagaimana seharusnya mereka memandang tempat di mana Tuhan bertemu dengan umat-Nya. Telah terjadi satu perubahan yang besar, bukan karena ke arah yang lebih baik, melainkan ke arah yang lebih jahat, di dalam kebiasaan orang banyak sehubungan dengan kebaktian keagamaan. Perkara-perkara yang indah dan suci yang menghubungkan kita dengan Allah sedang merosot ke taraf perkarka-perkara-perkara yang biasa. Sikap hormat yang ditunjukkan oleh orang banyak zaman dahulu terhadap kaabah itu, di mana mereka bertemu dengan Allah dalam upacara yang suci itu, sebagian besar telah pudar. Namun demikian Allah Sendiri telah memberikan peraturan sehubungan dengan perbaktian kepada-Nya, sambil meninggikan hal itu lebih daripada perkara-perkara yang sifatnya sementara dan biasa.

Rumah Allah sering dinodai, dan hari Sabat dilanggar oleh anak-anak orang-orang yang percaya akan hari Sabat. Di dalam beberapa masalah malahan mereka dibiarkan berlari-lari di sekeliling rumah itu, bermain-main dan berkata-kata, dan menunjukkan sifat mereka yang jahat itu di tempat perkumpulan tempat orang suci harus menyembah Allah di dalam kesucian. Dan tempat yang seharusnya suci, dan di mana ketenangan yang suci harus memenuhinya, dan di mana harus ada aturan yang sempurna, kerapihan dan kerendahan hati, telah dijadikan sebagai satu Babil yang sempurna, “kekacauan.” Hal ini cukup untuk menurunkan murka Allah dan menutup hadirat-Nya dari perhimpunan kita.

Kita Mempunyai Lebih Banyak Alasan untuk Bersikap Hormat Lebih daripada Bani Ibrani.
Sangatlah benar bahwa sikap hormat bagi rumah Allah telah hampir-hampir musnah. Perkara-perkara dan tempat-tempat yang suci tidak dipahami, yang suci dan yang mulia tidak dihargai. Apakah tidak ada satu penyebab atas adanya kekurangan dalam peribadatan yang sungguh-sungguh di dalam keluarga kita? Bukankah hal itu disebabkan oleh karena ukuran yang tinggi dari agama itu telah dibiarkan tertimbun di dalam debu? Allah telah memberikan peraturan-peraturan, sempurna dan tepat, kepada umat-Nya pada zaman dahulu. Sudahkah tabiat-Nya berubah? Bukankah Dia adalah Allah yang besar dan berkuasa yang memerintah di dalam langit di atas segala langit? Bukankah baik bagi kita supaya sering membaca segala petunjuk yang diberikan oleh Allah sendiri kepada bangsa Ibrani, agar kita yang mempunyai terang kebenaran yang mulia itu yang bersinar kepada kita bisa meniru sikap hormat mereka terhadap rumah Allah? Kita mempunyai banyak sebab. . . untuk menjadi lebih bersikap hormat di dalam kebaktian kita daripada bangsa Yahudi. Tetapi musuh sedang bekerja untuk menghancurkan iman kita di dalam perbaktian Kristen yang suci itu.

Gereja–Kaabah daripada Perhimpunan Itu.
Rumah adalah kaabah bagi keluarga, dan kamar atau kebun adalah tempat yang paling tenang untuk perbaktian pribadi; tetapi gereja adalah kaabah perhimpunan. Harus ada aturan sehubungan dengan waktu, tempat dan cara perbaktian.

Ajar Anak-anak Masuk dengan Sikap Hormat.
Orang tua, angkat tinggi ukuran kekristenan di dalam pikiran anak-anakmu; bantu mereka menjalin Yesus ke dalam pengalaman mereka; ajar mereka memiliki sikap hormat yang tertinggi bagi rumah Allah dan untuk memahami bahwa bilamana mereka masuk ke dalam rumah Tuhan, itu harus dilakukan dengan hati yang dilembutkan dan dipenuhi oleh pemikiran-pemikiran seperti ini: “Allah ada di sini; ini adalah rumah-Nya. Saya harus mempunyai pikiran yang suci dan motivasi yang paling bersih. Saya tidak boleh mempunyai kesombongan, iri hati, kecemburuan, niat yang jahat, kebencian atau tipu daya di dalam hati saya; oleh karena saya sedang masuk ke dalam hadirat Allah yang suci. Ini adalah tempat di mana Allah bertemu dan memberkati umat-Nya. Yang agung dan suci itu yang menduduki kekekalan sedang memandang kepadaku, menyelidik hatiku, dan membaca segala pikiran dan tindakan hidupku yang tersembunyi.

Tetap Tinggal dengan Orang Tua Mereka.
Cita rasa akhlak orang-orang yang berbakti di dalam kaabah Allah yang suci haruslah diangkat tinggi, diperhalus dan disucikan. Hal ini dengan amat menyedihkan telah diabaikan. Maknanya yang penting itu telah diabaikan, dan sebagai akibatnya ketidakteraturan dan sikap tidak hormat telah merajalela, dan Allah telah dihinakan. Bilamana para pemimpin di dalam sidang, pendeta dan orang banyak, bapa dan ibu, tidak memiliki suatu pandangan yang luhur tentang hal ini, apakah yang dapat diharapkan dari anak-anak yang tidak berpengalaman itu? Mereka sering didapati berkelompok-kelompok, jauh dari orang tua mereka, siapakah yang harus bertanggung jawab atas diri mereka itu. Sekalipun demikian mereka itu berada di hadirat Allah, dan mata-Nya sedang memandang kepada mereka; mereka bersenda gurau; mereka berbisik-bisik dan tertawa, acuh tak acuh, tidak bersikap hormat dan tidak menaruh perhatian.

praying the church CopyHarus Menjadi Siuman dan Tenang.
Janganlah menunjukkan sikap hormat yang begitu sedikit terhadap rumah dan kebaktian kepada Allah sehingga berani berkata-kata satu dengan yang lain selama waktu khotbah. Jikalau mereka yang melakukan kesalahan ini dapat melihat malaikat-malaikat Allah sedang memandang kepada mereka dan mencatat perbuatan mereka itu, maka mereka akan dipenuhi dengan rasa malu dan kekejian diri mereka sendiri. Allah menghendaki orang-orang yang menjadi pendengar yang penuh perhatian. Sementara orang sedang tidur, musuh itu menaburkan lalang.

Janganlah Bertindak Seperti di Satu Tempat yang Biasa.
Harus ada satu tempat yang suci, seperti kaabah pada zaman dahulu, di mana Allah akan bertemu dengan umat-Nya. Tempat itu janganlah digunakan sebagai satu ruangan untuk makan atau seperti satu tempat untuk dagang, melainkan hanya untuk berbakti kepada Allah. Bilamana anak-anak bersekolah di tempat yang sama di mana mereka berkumpul untuk berbakti pada hari Sabat, mereka tidak dapat disuruh untuk merasakan kesucian tempat itu, dan bahwa mereka harus memasukinya dengan disertai sikap hormat. Yang suci dan yang biasa dicampurbaurkan dengan rupa sehingga sukarlah untuk membedakan keduanya.

Dengan alasan inilah rumah atau kaabah Allah yang ditahbiskan kepada Allah jangan dijadikan satu tempat yang biasa. Kesuciannya tidak boleh dicampurbaurkan dengan perasaan atau usaha hidup yang sehari-hari. Harus ada perasaan khidmat di dalam diri orang-orang yang berbakti apabila mereka memasuki kaabah itu, dan mereka harus meninggalkan segala pemikiran duniawi yang biasa, oleh karena itu adalah satu ruang pertemuan dengan Allah yang besar dan kekal; oleh sebab itu kesombongan dan nafsu, pertengkaran dan ketinggian diri, sifat mementingkan diri, dan ketamakan, yang dinyatakan Allah sebagai penyembahan berhala, tidaklah patut bagi tempat seperti itu.

 

 

 

 

 

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *