Penderitaan 150 Anak Kurdi

jihx Copy

 

[AkhirZaman.org] Sekitar 150 anak-anak Kurdi diculik oleh ISIS pada 29 Mei lalu setelah mengikuti ujian sekolah di kota Aleppo. ISIS memaksa anak-anak Kurdi yang berusia paling muda 14 tahun ini untuk menonton video pemenggalan dan memukuli mereka dengan kabel selama enam bulan penyanderaan.

Ratusan anak ini kemudian dibebaskan pada 29 Oktober. Empat bocah di antaranya ketika diwawancarai mengisahkan bagaimana mereka dipaksa mengikuti pelajaran agama yang terus menerus, melihat video pertempuran yang dilakoni ISIS dan video pemenggalan.

“Mereka yang tidak mematuhi program yang dirancang ISIS itu akan dipukuli. Kami dipukuli dengan pipa atau kabel tebal. Mereka juga memukuli telapak kaki kami,” kata salah seorang bocah.

“Mereka kadang memukuli kami tanpa alasan. Kami harus mempelajari ayat-ayat Al Quran dan kami dipukuli jika melakukan kesalahan saat belajar,” tambah bocah itu. Bocah-bocah itu mengatakan, mereka tidak akan dibebaskan kecuali mereka dianggap sudah menyelesaikan pelajaran agama yang diberikan.

Saat ini sejumlah anak dan orang dewasa masih disekap ISIS. Kelompok itu juga diyakini masih menyandera 10 warga Barat, termasuk sejumlah jurnalis.

Tentunya para orang tua anak-anak dan semua korban yang diculik terus menantikan dikembalikannya anak dan anggota keluarga mereka dan menyerukan untuk tindakan pemerintah yang lebih tegas.

Sebuah kekuatan yang mendorong dibelakang kelompok extrimis ini, yang dikutuk oleh banyak organisasi Islam di luar, adalah kombinasi dari agama dan kekerasan. Tidak mempedulikan hukum pemerintah untuk kebebasan beribadah dan pendidikan, mereka memakai kekerasan untuk menekankan pandangannya. Itu menghancurkan kebebasan beragama, menciptakan ketakutan dan pelanggaran-pelanggaran hukum.

Alkitab menubuatkan meningkatnya jumlah tindakan-tindakan semacam itu di hari-hari akhir. Yesus memperingatkan, “Dan karena makin bertambahnya kedurhakaan, maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin” (Matius 24:12).

Paulus memberikan gambaran jelas atas apa yang akan terjadi. “Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar . . . tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang, tidak dapat mengekang diri, garang, tidak suka yang baik” (2 Timotius 3:1, 3). Tentunya kita melihat jelas ini terjadi di Irak, Suriah dan negara-negara tetangganya.

Beberapa dari kita hidup di negara yang cukup aman, tidak mempedulikan kerusakan brutal yang terus merasuk di seluruh dunia. Di sarang kita yang aman, kita lupa mengenai darah saudara-saudari kita yang tertumpah setiap hari, atau gadis-gadis yang tidak bersalah yang dijual sebagai budak seks, atau desa-desa dan gereja-gereja yang dibakar, atas wanita dan anak-anak (seperti anak-anak Kurdi itu) yang dibunuh dan disiksa atas nama agama. Kita harus berduka dan berdoa agar pembunuhan-pembunuhan itu dapat segera berhenti.

Saat Kristus datang kembali, hamba-hamba kejahatan ini akan dihentikan. Penghakiman tidak akan ditunda, dan “maka tuan hamba itu akan datang pada hari yang tidak disangkakannya, dan pada saat yang tidak diketahuinya, dan akan membunuh dia dan membuat dia senasib dengan orang-orang munafik. Di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi” (Matius 24:50,51).

Yesus segera datang kembali. Semua kebrutalan akan berakhir. Hukum akan kembali dipulihkan. Kedamaian akan bertakhta. Akankah Anda bersiap?

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *