Persahabatan Umat Allah: Masuknya Berhala dan Patung-Patung ke Ka’abah Mekah

mkh Copy

 

[AkhirZaman.org] Pada masa Ismael masih hidup, penduduk kota Mekah mengikuti agama Ibrahim dan menyembah Allah Yang Maha Esa. Setelah Ismael wafat, ketika ka’abah dipelihara oleh Bani Ismael, terjadilah peristiwa yang menghancurkan keimanan dan agama Ibrahim yang telah dianut oleh Bani Ismael itu.

Pada abad ke-2 SM (Sebelum Masehi), bangsa Arab di Yaman mendirikan bendungan yang disebut Sadd Ma’rib (di Arab Selatan). Air yang ditampung oleh bendungan itu dapat dialirkan ke beberapa tempat sehingga 70 buah padang dibasahinya. Daerah di sekitar Ma’rib itu menjadi subur dan makmur.

Didirikanlah gedung-gedung yang besar serta indah untuk tenpat tinggal penduduk di tempat itu. Tetapi setelah pada suatu waktu bendungan itu pecah mengakibatkan hanyutnya gedung-gedung yang besar serta memusnahkan penduduk yang diam di sekitar tempat itu, berbondong-bondong pindah dari sana (Kitab Kelengkapan Tarikh Muhammad S.A.W., jilid IA halaman 93-95).

Pada waktu bendungan besar di Ma’rib (Arabia Selatan) pecah dan menimbulkan malapetaka yang besar kepada penduduknya, maka Kabilah-kabilah Arab Selatan tersebut berbondong-bondong meninggalkan daerahnya menuju ke Utara. Di antara mereka itu ada yang dipimpin oleh Harits bin Amir yang bergelar Huza’ah pindah menuju mekah.

Mereka berhasil mengalahkan penduduk Mekah itu, dan seterusnya menjadi penguasa atas Ka’abah dan kota Mekah itu turun-tenurun. Bani Ismael meninggalkan kota Mekah itu pindah ke pelosok-pelosok Jazirah Arab (Mukaddinah Qur-an terbitan Dep. Agama R.I. halaman 53).

Keturunan Ismael yang tinggal menetap di kota Mekah, hanyalah anak-anak Fiher bin Malik. Keturunan Fiher itu yaitu: Gholib, Luayyi, Ka’ab, Murrah, Kilab, Qushai (Kitab Kelengkapan Tarikh Muhammad SAW, jilid IA halaman 67).

hubal dewi bulan CopyAmir bin Lubayyi, seorang dari keturunan Khuza’ah yang telah merebut kekuasaan atas Ka’abah dan kota Mekah dari suku Jurhum (Bani Ismael), pergi ke Balqa di daerah Syam, sebab sakit. Di sana ia melihat penduduknya yang menyembah berhala, patung-patung dan lain sebagainya. Ia ikut pula menyembah berhala dan patung-patung itu, lalu dia merasa sembuh. Dia berpikir berhala itulah yang menolongnya hingga sembuh. Oleh karena itu, waktu ia kembali ke Mekah, dibawanya satu berhala yang besar yang bernama Hubal. Sesampainya di Mekah berhala itu ditaruhnya di sisi Ka’abah, lalu dipuja dan disembahnya.

Ketika itu menyeru segenap penduduk Hijaz supaya menyembah berhala besar itu, terutama kepada orang-orang yang sedang mengerjakan ibadah Haji (berkunjung ke Mekah) yang datang dari segenap penjuru Tanah Arab, seruannya itu berpengaruh sekali.

Lambat laun banyaklah penduduk Tanah Hijaz yang menyembah berhala itu. Begitulah asal mulanya penyembahan kepada berhala di Tanah Arab, terutama di Mekah pada masa setelah wafatnya Ibrahim dan Ismael. Lama-kelamaan berhala-berhala yang disembah mereka itu bertambah banyak sehingga terpaksa ditaruh mereka di sekeliling Ka’abah.

Sepanjang riwayat, banyaknya berhala-berhala dan patung-patung yang ditaruh di sekeliling Ka’abah saja pada masa Tanah Hijaz di tangan kekuasaan bangsa Quraisy, sudah lebih dari 300 buah berhala. Dan berhala-berhala itu tidak saja dibuat dari batu-batu dan kayu-kayu yang dipahat dan diukir menurut keinginan mereka, tetapi ada juga yang dibuat dari emas, perak, dan sebagainya, dari barang logam yang berharga.

Menurut riwayat, berhala Hubal itu dibuat dari batu akik merah (seperti orang). Tangannya yang sebelah kanan telah patah, kemudian setelah menjadi berhala kaum Quraisy, lalu mereka membuatkan tangan dari emas ganti yang patah itu.

Adapun berhala-berhala mereka yang paling besar ialah Hubal, di bawahnya Manat, kemudian Al-Lata, lalu Al-Uzza. Banyak lagi berhala-berhala lainnya seperti Asaf, Naailah, Wudd, Jaguhuts, Suwa, Ja’uq, Nasr, dan Manaf.

Kepada berhala-berhala itulah mereka meminta pertolongan dan kepadanya mereka mengorbankan hewan, binatang ternak di hadapannya untuk mengharapkan keridhaan berhala yang disembah itu. Bahkan kadang-kadang mereka membawa anaknya sendiri untuk dikorbankan kepada berhala-berhala itu.

Di samping itu, mereka berkeyakinan bahwa barangsiapa mencela atau mencaci maki berhala Al-Lata atau Al-Uzza, ia akan mendapat penyakit sopak (KItab Kelengkapan Tarikh Muhammad SAW, jilid IA, halaman 51).

Bangsa Arab pada mulanya mengikut agama Ibrahim yang menunggalkan (mentauhidkan) dan menyembah Tuhan Yang Maha Esa, tetapi setelah beberapa puluh tahun kemudian setelah Ibrahim Ismael wafat, agama Ibrahim itu diputarbalikkan, ditambah dan dikurangi oleh para pengikut agama itu sendiri, sehingga akhirnya agama Ibrahim itu tinggal nama saja.

bngsrb CopyBangsa Arab penuh percaya dan yakin bahwa Tuhan itu ada, dan Tuhan itu Maha Esa. Dia menciptakan segenap makhluk, tetapi dalam mereka menyembah-Nya atau beribadat kepada-Nya, mereka membuat atau mengadakan berbagai-bagai perantara dengan tujuan untuk menghampirkan diri mereka kepada Tuhan (KItab Kelengkapan Tarikh Muhammad SAW, jilid IA, halaman 46).

Begitulah asal-usul berhala masuk ke dalam Ka’abah di kota Mekah itu, dibawa oleh bangsa Arab Selatan setelah mereka merampas Ka’abah dan kota Mekah dari tangan Bani Ismael. Sehingga ibadah Haji pun mengalami perubahan besar. Kala ibadah Haji di zaman Ibrahin dan Ismael masih hidup, Ka’abah di Mekah dipakai untuk tempat menyembah Allah yang Maha Esa, tetapi setelah Ka’abah dikuasai oleh keturunan Huza’ah hampir dua abad lamanya, sudah menjadi pusat penyembahan berhala.

Lalu walaupun kota Mekah dan Ka’abah itu telah direbut kembali oleh keturunan Ismael, yaitu pada zaman kaum Quraisy telah merebut Ka’abah dan kota Mekah itu, mereka teruskan penyembahan berhala itu sehingga ibadah Haji pada zaman kaum Quraiy itu masih tetap mengadakan penyembahan kepada berhala juga.

Kota Mekah masih tetap menjadi pusat penyembahan berhala karen Hubal ditaruh dalam Ka’abah itu, dan di sekeliling Ka’abah ditaruh pula patung-patung yang jumlahnya lebih dari 300 buah. Agama Ibrahim di kota Mekah telah hancur binasa, penyembahan kepada Tuhan Yang Maha Esa telah bertukar dengan penyembahan kepada berhala dan patung-patung.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *