Reaksi Anak (2)

0548007.48 Copy

 

Terhadap Cemoohan dan Penghinaan.
[AkhirZaman.org] 
Orang tua tidak diberi wewenang untuk memarahi, mengecam dan mencemoohkan. Mereka janganlah sekali kali menghina anak anak atas sifat sifat yang rusak, yang mereka sendiri telah turunkan kepada anak anak itu. Disiplin seperti ini tidak akan pernah memperbaiki yang jahat. Orang tua, gunakanlah pengajaran pengajaran dari Firman Allah untuk menasihati dan menegur anak anakmu yang tersesat itu. Tunjukkan kepada mereka “Demikianlah firman Allah” sebagai tuntutan-tuntutanmu. Suatu teguran yang datang sebagai firman Allah adalah jauh lebih berguna daripada teguran yang datang dalam nada suara yang kasar dan marah dari bibir orang tua.

Terhadap Ketidaksabaran. 
Ketidaksabaran di dalam diri orang tua membangkitkan ketidaksabaran di dalam diri anak anak. Kemarahan yang dinyatakan di dalam diri orang tua menimbulkan kemarahan di dalam diri anak anak dan merangsang kejahatan di dalam keadaan diri mereka….Setiap kali mereka kehilangan pengendalian diri dan berkata kata serta bertindak dengan tidak sabar, mereka berdosa terhadap Allah.

Terhadap Sikap Memarahi dan Membujuk yang Silih Berganti.
Saya sudah sering melihat anak anak yang tidak diberi sesuatu yang mereka ingini segera berguling guling di atas lantai sambil menendang nendang dan berteriak teriak, sementara ibu yang tidak bijaksana itu mula mula membujuk kemudian memarahi dengan pengharapan akan dapat memulihkan anaknya itu kepada keadaan yang baik. Perlakuan seperti ini hanya akan menimbulkan kemarahan anak itu. Kali yang berikutnya hal yang seperti itu terjadi disertai kekerasan hati yang semakin bertambah, dengan keyakinan bahwa ia akan menang lagi sebagaimana hari yang sebelumnya. Dengan cara demikian tongkat pemukul itu disimpan dan anak itu menjadi rusak.

Ibu jangan membiarkan anaknya untuk memperoleh keuntungan terhadap dirinya meskipun hanya satu kali. Dan, agar dapat mempertahankan wewenang seperti ini, tidaklah perlu untuk menggunakan cara kekerasan; satu tangan yang teguh dan utuh, satu sikap manis budi yang meyakinkan kepada anak itu tentang kasihmu akan dapat mencapai maksud tersebut.

Terhadap Kurangnya Sikap Tegas dan Pasti.
Bahaya yang besar terjadi oleh kurangnya ketegasan dan kepastian. Saya pernah mendengar orang tua berkata, Engkau tidak boleh mengambil ini atau itu, dan kemudian berubah pendirian, sambil berpikir bahwa mungkin mereka terlalu keras, dan akhirnya memberikan kepada anak itu apa yang tadinya tidak diberikan. Dengan cara demikian satu hal yang membahayakan untuk seumur hidupnya telah ditanamkan di dalam dirinya. Adalah satu undang undang pikiran yang penting satu hal yang tidak boleh diabaikan bahwa bilamana satu benda yang diinginkan itu dengan tegas tidak diberikan sehingga tidak ada harapan lagi untuk memperolehnya, maka dengan segera pikirannya tidak akan menginginkannya lagi, dan pikiran itu akan dipenuhi oleh hal hal yang lainnya. Tetapi selama masih ada harapan untuk memperoleh benda yang diinginkan itu, maka satu usaha akan diadakan untuk mendapatkannya….

Bilamana perlu bagi orang tua untuk memberikan satu perintah yang langsung, maka hukuman terhadap pelanggaran harus dijalankan sebagaimana pastinya hukum alam. Anak anak yang berada di bawah peraturan yang tegas dan pasti seperti ini mengetahui bahwa bilamana satu hal tidak diberikan atau dilarang, maka tidak akan ada cara lain baik melalui bujukan atau muslihat untuk dapat mencapai tujuan mereka itu. Oleh sebab itu dengan segera mereka belajar menyerah dan merasa lebih berbahagia dalam berbuat demikian. Anak anak dari orang tua yang tidak tegas dan

terlalu memanjakan senantiasa mempunyai harapan bahwa bujukan, tangisan, atau kemarahan akan dapat mencapai tujuan mereka, atau bahwa mereka dapat berbuat pelanggaran tanpa mendapat hukuman. Dengan demikian mereka selalu berada dalam keadaan yang penuh dengan keinginan, pengharapan dan ketidakpastian, yang menjadikan mereka gelisah, marah dan tidak mau tunduk. Allah memandang orang tua seperti itu bersalah dalam hal merusak kebahagiaan anak anak mereka. Kepemimpinan yang salah seperti ini adalah penyebab adanya ribuan orang yang tidak beragama dan tidak bertobat. Hal itu terbukti telah menjadi kebinasaan dari banyak orang yang mengaku diri sebagai orang Kristen.

Terhadap Kekangan kekangan yang Tidak Perlu.
r68xjr3kelv4xlh5waxx CopyBilamana orang tua menjadi lanjut dalam usia dan mempunyai anak anak yang masih kecil untuk dibesarkan, maka bapa cenderung untuk merasa bahwa anak anak itu harus mengikuti jalan yang sukar dan berbatu dimana ia sendiri sedang menjalaninya. Sukarlah bagi dia untuk menyadari bahwa anak anaknya sedang merasakan perlunya agar hidup ini dijadikan senang dan berbahagia bagi mereka oleh orang tua. Banyak orang tua yang tidak memberikan kepada anak anak mereka satu pemanjaan yang baik dan tidak bersalah, dan merasa begitu takut ia akan memperkembangkan di dalam diri anak anak mereka keinginan keinginan terhadap hal hal yang tidak baik sehingga mereka tidak mengizinkan anak anak mereka untuk menikmati kesukaan yang harus dimiliki oleh anak anak. Melalui rasa takut terhadap akibat akibat yang buruk, mereka tidak akan mengizinkan anak anak untuk menikmati satu kesenangan yang sederhana yang akan dapat menjauhkan kejahatan yang sama yang mereka sedang usahakan untuk mencegahnya; dan dengan demikian anak anak berpendapat bahwa tidak ada gunanya untuk mengharapkan pertolongan, dan oleh sebab itu tidak akan memintanya. Mereka dengan sembunyi sembunyi pergi kepada kepelesiran yang mereka pikir akan dilarang. Dengan cara demikian kepercayaan di antara orang tua dan anak anak dirusakkan.

Terhadap Ditolaknya Kesempatan kesempatan yang Masuk di Akal.
Jikalau para bapa dan ibu tidak pernah merasakan sendiri akan kebahagiaan masa kanak kanak mereka, mengapakah mereka harus menjadikan hidup anak anak mereka itu suram oleh sebab kerugian besar yang mereka alami dalam hal ini? Bapa boleh jadi beranggapan bahwa ini adalah satu satunya jalan yang akan selamat untuk ditempuh; tetapi biarlah ia mengingat bahwa tidak semua pikiran itu dibentuk dengan cara yang sama, dan lebih besar usaha itu diadakan untuk mengekang, maka akan lebih tak terkendalikan lagi keinginan untuk memperoleh apa yang dilarang itu dan akibatnya adalah pelanggaran terhadap wewenang orang tua.

Orang tua akan disusahkan hatinya oleh apa yang ia anggap sebagai penyelewengan anaknya, dan hatinya akan merasa sakit oleh karena pemberontakan ini. Tetapi tidakkah baik baginya untuk mempertimbangkan kenyataan bahwa sebab utama daripada pelanggaran anaknya itu adalah ketidakrelaannya sendiri untuk membiarkan dia dalam hal hal dimana di dalamnya tidak ada dosa? Orang tua berpendapat bahwa alasan yang cukup telah diberikan mengapa anak itu tidak memperoleh apa yang dikehendakinya oleh karena ia telah melarangnya dari anak itu. Tetapi orang tua harus mengingat bahwa anak anak mereka adalah makhlu yang berpikir, dan mereka harus diperlakukan sebagaimana mereka sendiri mau diperlakukan.

Terhadap Kekejaman. 
Orang tua yang menjalankan satu roh yang memerintah dan menguasai, yang diturunkan kepada mereka oleh orang itu mereka sendiri, yang menuntun mereka untuk mengadakan tuntutan yang berlebih lebihan di dalam disiplin dan pengajaran mereka, tidak akan mendidik anak anak mereka dengan cara yang benar. Dengan kekejaman mereka dalam memperlakukan kesalahan kesalahan anak anak mereka, mereka sedang membangkitkan kemarahan di dalam hati manusia dan menanamkan di dalam diri anak anak mereka satu perasaan ketidakadilan dan kesalahan. Mereka mendapati di dalam diri anak anak mereka pembawaan yang sama yang mereka sendiri telah turunkan kepada anak anak mereka itu.

Orang tua seperti itu memalingkan anak anak mereka jauh dari Allah, dengan cara membicarakan tentang hal hal keagamaan; oleh karena agama Kristen telah dijadikan tidak menarik bahkan memuakkan oleh adanya salah penampilan daripada kebenaran. Anak anak akan berkata, “Yah, jikalau itulah artinya agama, saya tidak menghendaki sedikitpun tentang hal itu.” Dengan cara seperti inilah sering kebencian terhadap agama ditimbulkan; dan oleh sebab dijalankannya wewenang dengan semena mena, anak anak dituntun untuk mencemoohkan hukum dan pemerintahan sorga. Orang tua telah menetapkan nasib anak anak mereka untuk selama lamanya dengan cara pengaturan mereka yang salah itu.

140758 195030 oertu7 CopyTerhadap Pembawaan yang Tenang dan Manis Budi.
Jikalau orang tua menghendaki agar anak anak mereka itu menyenangkan, mereka janganlah sekali kali mengatakan kepada mereka dengan cara yang mengecam. Sering ibu membiarkan dirinya sendiri menjadi marah dan gugup. Sering ia menyentak anak itu dan berbicara dalam cara yang kasar. Jikalau seorang anak diperlakukan dengan pembawaan yang tenang dan manis budi, maka hal ini akan dapat berbuat banyak untuk memelihara di dalam dirinya satu sifat yang menyenangkan.

Kepada Bujukan yang Penuh Kasih.
Bapa, sebagai imam dalam keluarga, harus memperlakukan anak anaknya dengan lemah lembut dan sabar. Ia harus berhati hati agar jangan membangkitkan di dalam diri mereka satu sikap yan melawan. Ia jangan membiarkan pelanggaran berlangsung tanpa diperbaiki, namun demikian ada satu jalan untuk memperbaiki tanpa membangkitkan nafsu amarah yang paling buruk di dalam hati manusia. Biarlah dia dalam kasih berbicara dengan anak anaknya, sambil menceritakan kepada mereka bagaimana sedihnya Juruselamat atas tindakan mereka itu; dan kemudian biarlah ia bertelut dengan anak anak itu di hadapan tutupan grafirat itu dan menghadapkan mereka kepada Kristus, sambil berdoa agar Ia menunjukkan kasihan terhadap mereka dan menuntun mereka supaya bertobat dan meminta ampun. Disiplin seperti ini hampir selalu akan menghancurkan hati yan paling keras.

Allah menghendaki agar kita memperlakukan anak anak kita dalam ke sederhanaan. Kita cenderung untuk melupakan bahwa anak anak tidak mempunyai keuntungan daripada pendidikan yang lama seperti yang dimiliki oleh orang orang yang lebih dewasa. Jikalau anak anak kecil itu tidak berlaku sesuai dengan pendapat kita di dalam segala hal, sering kita berpikir bahwa mereka harus mendapat kecaman dari kita. Tetapi hal ini tidak akan memperbaiki keadaan. Bawalah mereka kepada Juruselamat, dan ceritakan kepada Nya tentang semuanya itu; kemudian percayalah bahwa berkat Nya akan turun ke atas diri mereka.

Mendidik dan Membimbing Anak, Pasal 48

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *