TUGAS SEORANG DOKTER (2)

-1-dokter Copy

[AkhirZaman.org] Kasih yang dianugerahkan Kristus kepada manusia seutuhnya adalah kuasa yang menghidupkan. Semua bagian penting — yaitu otak, jantung, dan susunan saraf — bekerja demi kesembuhan. Olehnya tenaga-tenaga tertinggi tubuh itu dirangsang untuk bekerja. Itu yang membebaskan jiwa dari kesalahan dan kesedihan, kesusahan dan kegelisahan yang menghancurkan kekuatan hidup. Olehnya timbullah ketenangan dan ketenteraman. Itu menanamkan kegembiraan dalam jiwa, kegembiraan yang tak dapat dimusnahkan oleh dunia — satu kegembiraan dalam Roh Kudus — yaitu kegembiraan yang memulihkan kesehatan dan memberikan kehidupan.

Kata-kata Juruselamat kita yang mengatakan, “Marilah kepada-Ku. . . Aku akan memberikan kelegaan kepadamu,” (Matius 11:28) adalah resep untuk penyembuhan penyakit-penyakit fisik, mental dan rohani. Walaupun manusia telah mengakibatkan penderitaan kepada diri mereka sendiri karena perbuatan yang salah, Ia menyambut mereka dengan rasa iba. Di dalam Dia mereka dapat menemukan pertolongan. Ia akan melaksanakan perkara-perkara besar bagi mereka yang percaya kepada-Nya.

Walaupun dosa selama berada-abad telah memperkuat cengkeramannya terhadap umat manusia, sekalipun melalui kepalsuan dan penipuan Setan telah menutupi firman Allah dengan bayangan gelap penafsirannya sehingga manusia meragukan kebaikan-Nya; namun kemurahan dan kasih Bapa itu tidak berhenti mengalir ke dunia ini dengan arus yang besar. Sekiranya manusia mau membuka jendela jiwanya ke arah surga, dan menghargai karunia-karunia ilahi ini, maka berlimpah sifat-sifat baik yang menyembuhkan akan mengalir masuk.

Dokter yang ingin menjadi mitra kerja Kristus yang layak akan berusaha menjadi terampil dalam setiap aspek pekerjaannya. Dia akan belajar dengan rajin, agar dia sangat pantas mengemban tanggungjawab profesinya, dan akan senantiasa berusaha mencapai standar yang lebih tinggi, berusaha menambah pengetahuan, keterampilan yang lebih tinggi, dan pandangan yang lebih tajam. Setiap dokter harus menyadari bahwa dia yang melakukan pekerjaan yang rendah dan tidak efisien bukan hanya menyakiti pasien, tetapi juga bertindak tidak adil kepada rekan dokter lainnya. Dokter yang merasa puas dengan keterampilan dan pengetahuan berstandar rendah bukan hanya menurunkan derajat profesi kedokteran, tetapi dia tidak menghormati Kristus sebagai Tabib Besar.

Mereka yang menyadari bahwa mereka tidak layak untuk pekerjaan kedokteran seharusnya memilih pekerjaan lain. Mereka yang sudah menyesuaikan diri dengan baik dalam perawatan orang sakit, tetapi pendidikan dan kualifikasi medisnya terbatas, akan bekerja dengan baik untuk melaksanakan tugas-tugas sederhana, melayani dengan setia sebagai perawat. Dengan pelayanan yang penuh kesabaran di bawah pimpinan dokter-dokter yang terampil, mereka akan senantiasa belajar, dan dengan memanfaatkan setiap kesempatan untuk menambah ilmu, mereka sekali kelak akan menjadi benar-benar terampil dalam pekerjaan seorang dokter. Biarlah para dokter muda, “sebagai teman sekerja bersama Dia (Tabib Besar), . . . supaya jangan membuat menjadi sia-sia kasih karunia Allah, . . . dalam hal apapun tidak memberi sebab orang tersandung, supaya pelayanan jangan sampai dicela; tetapi dalam segala hal menunjukkan bahwa kami adalah pelayan Allah.” 2 Korintus 6:1-4

Maksud Allah bagi kita ialah supaya kita tetap bergerak ke atas. Dokter misionaris sejati akan bertambah terampil dalam praktiknya. Dokter-dokter Kristen yang berbakat, yang memiliki kesanggupan profesi yang tinggi, seharusnya dicari dan didorong untuk melibatkan diri dalam pekerjaan Tuhan di mana mereka dapat mendidik dan melatih orang-orang lain untuk menjadi misionaris-misionaris kesehatan.

Dokter itu harus mengumpulkan cahaya firman Allah untuk jiwanya. Dia harus bertumbuh terus dalam anugerah. Baginya, agama tidak sekadar salah satu pengaruh di antara yang lain. Seharusnya agama itu menjadi pengaruh utama lebih daripada yang lain. Dia bertindak berdasarkan motivasi yang tinggi dan kudus — motivasi yang berkuasa karena bersumber dari Seorang yang telah memberikan hidup-Nya untuk melengkapi kita dengan kuasa mengalahkan kejahatan.

Kalau dokter itu dengan rajin dan setia berusaha menjadikan dirinya efisien dalam bidangnya, jika dia mengabdikan diri dalam pelayanan Kristus, dan menyisihkan waktu untuk menyelidik hatinya sendiri, maka dia akan memahami bagaimana caranya menjaga rahasia panggilannya yang kudus. Dia bisa begitu disiplin dan mendidik dirinya sehingga semua yang berada dalam lingkungan pengaruhnya dapat melihat keunggulan pendidikan dan kebijaksanaan yang diperoleh seseorang yang berhubungan dengan Allah yang bijaksana dan berkuasa.

Tidak ada persekutuan yang lebih erat dengan Kristus diperlukan daripada dalam pekerjaan dokter itu. Dia yang mau melakukan dengan benar tugas-tugas dokter mestinya setiap hari dan setiap jam menghidupkan kehidupan seorang Kristen. Hidup pasien itu terletak di tangan dokter itu. Satu diagnosa yang ceroboh, satu resep yang salah, dalam satu kasus yang gawat, atau satu gerakan tangan yang sembrono dalam suatu pembedahan, walaupun hanya selebar sehelai rambut saja, maka satu nyawa mungkin akan jadi korban, satu jiwa diantarkan ke dalam kekekalan. Betapa seriusnya pemikiran tentang hal itu! Betapa pentingnya agar dokter itu harus senantiasa berada di bawah penguasaan Tabib ilahi itu!

0921295620X310 CopyJuruselamat bersedia membantu semua orang yang memohon dari Dia akal budi dan kejernihan pikiran. Siapakah yang lebih membutuhkan akal budi dan kejernihan pikiran selain dokter, pada siapa keputusan-keputusan banyak bergantung? Biarlah orang yang mencoba memperpanjang hidup memandang pada Kristus dalam iman untuk menuntun setiap gerakannya. Juruselamat akan memberikan kepadanya kebijaksanaan dan keterampilan dalam menangani kasus-kasus yang sulit.

Luar biasa kesempatan yang diberikan kepada penjaga-penjaga orang sakit. Dalam segala hal yang dilakukan untuk memulihkan orang sakit, biarlah mereka memahami bahwa dokter itu berusaha menolong mereka untuk bekerjasama dengan Allah dalam memerangi penyakit. Tuntunlah mereka untuk merasa bahwa dalam setiap langkah yang diambil sesuai dengan hukum-hukum Allah, mereka boleh mengharapkan bantuan kuasa Ilahi.

Orang sakit dan menderita akan menaruh lebih banyak keyakinan pada dokter yang mengasihi dan takut akan Allah. Mereka percaya akan kata-katanya. Mereka merasa suatu ketenteraman dalam kehadiran dan pelayanan dokter demikian.

Setelah mengenal Tuhan Yesus, maka terbukalah kesempatan bagi para dokter Kristen dengan doa mengundang kehadiran-Nya di dalam ruangan si sakit. Sebelum melaksanakan operasi yang gawat, biarlah dokter itu meminta pertolongan dari Tabib Besar itu. Biarlah dia meyakinkan orang sakit itu bahwa Allah dapat menyelamatkan dia dalam cobaan berat ini, bahwa dalam segala saat kesulitan Dialah perlindungan bagi yang mempercayai-Nya. Dokter yang tidak dapat melakukan ini akan gagal dalam kasus demi kasus yang sebenarnya dapat diselamatkan. Jika dia dapat mengucapkan kata-kata yang akan membangkitkan iman pada Juruselamat yang penuh belas kasihan itu, yang merasakan setiap sengatan penderitaan, dan dapat menghadapkan kebutuhan jiwa itu kepada-Nya dalam doa, krisis itu akan lebih sering berlalu dengan selamat.

Hanya Dia yang membaca hati dapat mengetahui banyak pasien yang setuju dioperasi oleh seorang dokter tetapi dengan rasa takut dan gemetar. Mereka menyadari akan bahayanya. Sementara mereka meyakini keterampilan dokter itu, mereka mengetahui bahwa bisa saja terjadi kesalahan. Tetapi sementara mereka melihat dokter itu menundukkan kepala berdoa memohon pertolongan dari Allah, mereka diilhami dengan keyakinan. Rasa syukur dan kepercayaan membuka hati mereka kepada kuasa penyembuhan Allah, tenaga orang itu dihidupkan, dan kemampuan hidup menang.

Bagi dokter itu kehadiran Juruselamat juga menjadi satu unsur kekuatan. Sering segala kemungkinan dan tanggungjawab akan pekerjaannya melemahkan semangatnya. Kegelisahan karena takut dan ketidakpastian akan membuat tangannya tidak lagi terampil. Tetapi jaminan Penasihat ilahi menyertainya, menuntun dan memeliharanya, memberi ketenangan dan semangat. Jamahan Kristus pada tangan dokter itu akan menciptakan vitalitas, ketenangan, keyakinan dan kuasa.

Setelah melewati krisis dengan aman dan keberhasilan sudah nampak, biarlah digunakan sedikit waktu bersama pasien di dalam doa. Nyatakanlah dengan rasa terima kasihmu karena satu nyawa telah diselamatkan. Sementara ucapan terimakasih dari pasien tertuju kepada sang dokter, biarlah pujian dan ucapan syukur itu diarahkan kepada Allah. Beritahukanlah kepada pasien bahwa nyawanya diselamatkan karena perlindungan Tabib surgawi.

Dokter yang mengikuti cara ini sedang menuntun pasiennya kepada Seorang yang menopang hidupnya, Seorang yang dapat menyelamatkan dengan sempurna semua orang yang datang kepada-Nya.

Memasuki bidang pekerjaan misionaris kesehatan harus lebih dulu mempunyai kerinduan yang mendalam akan jiwa-jiwa. Sama dengan seorang pelayan injil, ke tangan dokter terletak satu kepercayaan tertinggi yang pernah diberikan kepada manusia. Apakah dia menyadarinya atau tidak, kepada setiap dokter dipercayakan penyembuhan jiwa-jiwa.

Dalam pekerjaan menangani penyakit dan kematian, para dokter sangat sering kehilangan pandangan akan kenyataan-kenyataan serius dari kehidupan yang akan datang. Dalam usaha mereka yang sungguh-sungguh untuk mencegah bahaya terhadap tubuh, mereka lupa akan bahaya terhadap jiwa. Orang yang mereka layani mungkin tidak dapat lagi mempertahankan hidup. Kesempatan terakhir sedang terlepas dari pegangannya. Jiwa ini pasti akan dihadapkan kepada sang dokter di kursi pengadilan Kristus.

Sering kita kehilangan berkat yang paling berharga dengan mengabaikan ucapan satu kata pada saat diperlukan. Jikalau kesempatan emas tidak dimanfaatkan maka kesempatan itu akan hilang. Di samping tempat tidur si sakit janganlah ucapkan ajaran kepercayaan atau pertentangan. Biarlah si penderita diarahkan kepada Seorang yang mau menyelamatkan semua yang datang kepada-Nya dalam iman. Dengan sungguh-sungguh dan lemah lembut berusahalah menolong jiwa itu yang sedang sekarat antara hidup dan mati.

Photo 16 14-51 CopyDokter yang menyadari bahwa Kristuslah Juruselamatnya pribadi, karena dia sendiri telah dituntun ke dalam Perlindungan itu, mengetahui bagaimana caranya menangani jiwa-jiwa yang ketakutan, bersalah dan sakit karena berdosa, yang mengharapkan pertolongan daripadanya. Dia dapat menjawab pertanyaan, “Apakah yang saya harus lakukan supaya selamat?” Dia dapat menceritakan tentang kasih Penebus. Dia dapat berbicara berdasarkan pengalaman tentang kuasa pertobatan dan iman. Dengan sederhana, kata-kata yang penuh kesungguh-sungguhan dapat menghadapkan kebutuhan jiwa itu kepada Allah di dalam doa. Dia juga dapat mendorong si sakit untuk memohon dan menerima kemurahan Juruselamat yang berkemurahan. Sementara dia melayani di samping tempat tidur si sakit, yaitu mengucapkan kata-kata yang menolong dan menghibur, Tuhan bekerja bersamanya dan melalui dia. Sementara pikiran penderita diarahkan kepada Juruselamat, damai dari Kristus akan memenuhi hatinya, dan kesehatan rohani yang mempengaruhi tubuhnya itu digunakan sebagai tangan Allah yang menolong memulihkan kesehatan tubuhnya.

Dalam merawat orang sakit, dokter itu akan sering mendapat kesempatan untuk melayani sahabat-sahabat pasien itu. Sementara mereka menunggui di samping tempat tidur penderita yang merasa tidak berdaya untuk menghindari sengatan penderitaan, hati mereka dilembutkan. Seringkali dukacita yang disembunyikan terhadap orang lain dinyatakan kepada dokter. Sekarang tibalah kesempatan untuk mengarahkan orang yang sedih ini kepada Dia yang telah mengundang semua yang letih-lesu dan yang berbeban berat untuk datang kepada-Nya. Seringkali doa dapat dilayangkan untuk mereka atau bersama mereka, sambil menyampaikan kebutuhan mereka kepada Penyembuh segala macam penyakit itu, yakni Penghibur semua orang yang berduka.

“Tuhan ALLAH telah memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya dengan perkataan aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu. Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid.” Yesaya 50:4.

“Seorang bersukacita karena jawaban yang diberikannya, dan alangkah baiknya perkataan yang tepat pada waktunya.” Amsal 15:23

“Perkataan yang diucapkan tepat pada waktunya adalah seperti buah apel emas di pinggan perak.” Amsal 25:11.

“Betapa indahnya kelihatan dari puncak bukit-bukit kedatangan pembawa berita, yang mengabarkan berita damai dan memberitakan kabar baik, yang mengabarkan berita selamat dan berkata kepada Sion: ‘Allahmu itu Raja!” Yesaya 52:7

 

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *