PEMBELAAN DIRI TUHAN (2)

165048 4466 iPhone

[AkhirZaman.org] W.W. Prescott khususnya memahami secara jelas hubungan antara pekabaran malaikat ketiga dalam Wahyu 14, penghapusan dosa-dosa, suatu umat yang menang, dan saat Tuhan akan datang kembali. Dalam suatu khotbah ia berkata: “Ada perbedaan antara Injil yang dikhotbahkan bagi pengampunan dosa-dosa dan Injil yang dikhotbahkan bagi penghapusan dosa-dosa. Selalu, dan juga sekarang ini, terdapat ketetapan yang berlimpah bagi pengampunan dosa. Dalam generasi kita terjadi ketetapan bagi penghapusan dosa. Dan penghapusan dosa adalah apa yang akan mempersiapkan jalan bagi kedatangan Tuhan kita; dan penghapusan dosa adalah pelayanan Imam Besar kita dalam Bilik Maha Suci di Bait Suci di surga; dan ini membuat perbedaan bagi umat Tuhan saat ini dalam pelayanan mereka, dalam pekabaran mereka, dan dalam pengalaman mereka, apakah mereka mengetahui perubahan pelayanan dari satu bilik ke bilik yang lain, ataukah mereka mengenali dan mengalami kenyataan tentang perubahan tersebut.

 “Sekarang bahwa pekabaran malaikat ketiga harus disampaikan secara nyata; dan dengan itu, tentu saja, akan datang penyampaian pelayanan Injil bagi masa kini, penghapusan dosa-dosa dalam generasi ini, yang mempersiapkan jalan bagi Tuhan.

Dan ketika kebenaran-kebenaran tersebut dikumandangkan dalam terang sejarah advent dan nubuatan advent, kebenaran-kebenaran tersebut akan menyelamatkan orang dari dosa dan dari berbuat dosa sekarang. Mereka akan mempersiapkan suatu umat yang akan berdiri pada jam pencobaan yang akan menghadang kita, dan akan mem-persiapkan suatu umat untuk bertemu dengan Tuhan kita di udara, dan untuk bersama dengan Tuhan selamanya; dan inilah pekabaran yang harus dikumandangkan dalam generasi ini” —“The Gospel Message for Today,” 2 April 1903, hlm. 53, 54.10

Satu hal yang sangat jelas: Tuhan bukanlah seorang pencatat yang tidak jujur. Ia tidak akan menulis “telah disucikan” pada catatan setiap orang di dalam generasi terakhir ini jika kehidupan orang tersebut belum disucikan dengan kuasa Roh Kudus yang berdiam di dalam orang itu. Meskipun ada sebagian orang yang selama bertahun-tahun mengizinkan kasih karunia Tuhan menyucikan mereka dari segala kekotoran, ada satu tanggung jawab khusus bagi kelompok tersebut dalam generasi terakhir di bumi ini yang akan diubahkan. Tentang mereka yang dikatakan, “barangsiapa yang kudus, biarlah ia terus menguduskan dirinya!” (Wahyu 22:11), adalah orang-orang yang benar-benar telah disucikan.(11)

Semua ini membawa kita kembali kepada pokok bahasan dalam bab ini: Apakah dosa tidak terelakkan dan tidak dapat dihindarkan karena kita adalah manusia yang lemah? Meskipun kita telah mempelajari bagaimana dua kebenaran sentral dari ajaran tentang Bait Suci (“suatu pengorbanan pendamaian dan seorang pengantara yang penuh kuasa”) yang berhubungan erat dengan apa yang telah dilakukan Yesus bagi kita dengan apa yang ingin dilakukan Yesus di dalam kita, apakah itu dapat benar-benar terjadi? Apakah itu bisa terjadi? Inilah pertanyaan yang masih tergantung dan tertunda di hadapan alam semesta.

Inilah pertanyaan yang dihantamkan oleh Setan ke muka Yesus. Perjalanan tahun yang lama, dekade demi dekade—tanpa guna—hanya menambah sakit Kalvari dan hati seorang Juruselamat yang robek yang telah mengikrarkan perkataanNya bahwa kasih karuniaNya telah cukup untuk menyelamatkan umat-Nya dari dosa-dosa mereka (Efesus 3;20; 5:27; Ibrani 4:16; Yudas 24, et al.).

1086437 56111958 iPhoneSuatu pemahaman yang jelas tentang ajaran tentang Bait Suci akan mengubah suatu gambaran yang menyedihkan namun bukan tanpa pengharapan. Saat ini kita memiliki hak istimewa untuk masuk ke dalam Bait Suci surga “oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus, karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diriNya sendiri, dan kita mempunyai seorang Imam Besar sebagai kepala Rumah Allah. Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni.” (Ibrani 10:19-22).

Kita benar-benar memasuki Bait Suci dan bersekutu dengan Imam Besar kita ketika ada keinginan yang tulus untuk mengutuk dosa dalam daging sebagaimana Yesus, Saudara Tua kita, melakukannya dalam dagingNya (Roma 8:3, 4). Mengakui nama Yesus tetapi bukan kuasaNya bukan saja adalah suatu hal yang mempermalukan Tuhan, melainkan juga penghalang utama menuju keselamatan. “Jikalau orang-orang yang menyembunyikan dan membuat pembelaan atas kesalahan-kesalahan mereka dapat melihat bagaimana Setan bersukaria atas mereka, betapa ia mengejek Kristus dan para malaikat kudus melalui perbuatan mereka, mereka akan segera mengakui dosa-dosa mereka dan meninggalkannya.”—The Great Controversy, hlm. 489.

Maka, dosa-dosa yang terus menerus dari umat Tuhan, dan dosa-dosa dunia secara umum, menjadi unsur yang sangat penting dari apakah pekerjaan yang sedang terjadi dalam Bait Suci di surga itu efektif.

Setan, dalam salah satu kebohongan utamanya, mengatakan bahwa ketaatan itu tidak mungkin, bahwa hukum-hukum dan tuntutan Tuhan itu tidak mungkin dilakukan. Menurutnya, salah satu kekurangan alam semesta, kata Setan, adalah bahwa Tuhan itu tidak adil dalam menghukum mereka yang menjadi makhluk ciptaanNya yang tidak taat kepada-Nya, karena Ia menuntut sesuatu yang tidak mungkin. (lihat The Desire of Ages, hlm. 761-764).

Siapakah yang benar? Tuhan atau Setan? Ketika kita melihat sekeliling kita, kepada kerakusan, kejahatan, kebencian, dan ketidaksetiaan manusia, tampaknya bahwa tuduhan-tuduhan Setan itu adalah benar. Tampaknya, jika bukan Tuhan itu tidak realistis dalam menuntut kasih dan tidak mementingkan diri sendiri, maka Tuhan itu tidak mampu mengatasi masalah dosa setelah dosa itu muncul.

Masalahnya semata-mata berpusat pada apakah Yesus itu mampu atau tidak; yaitu, apakah Ia adalah seorang Pengantara yang penuh kuasa jikalau Ia tidak dapat “menyucikan” orang berdosa dari dosa-dosanya (1 Yohanes 1:9), apakah daripadaNya “kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya” (Ibrani 4:16) tidak cukup untuk memelihara para pengikutNya dari jatuh ke dalam dosa, jikalau pengantaraan surgawiNya terdapat kekurangan oleh suatu ketidakmampuan untuk “menjaga supaya jangan kamu tersandung dan yang membawa kamu dengan tak bernoda dan penuh kegembiraan di hadapan kemuliaan-Nya” (Yudas 24), maka Setan pada akhirnya adalah benar. Maka, pertentangan besar pada akhirnya selesai—Tuhan akan dinyatakan tidak adil, karena menuntut terlalu banyak dari ciptaanNya. Dan Ia akan dipandang tidak kompeten, karena tidak mampu mengatasi pemberontakan.

saint-emillion-vin-kloster-133412-m iPhoneTerima kasih Tuhan, bukan itu yang terjadi! Mulialah kabar bahwa umat manusia dapat mengatasi pencobaan dan menjadi pemenang. Karena, berdiri di pusat alam semesta, adalah Seorang Manusia yang telah membuktikan bahwa Setan adalah penipu. Karena alasan ini Yesus harus “disamakan dengan saudara-saudara-Nya, supaya Ia menjadi Imam Besar yang menaruh belas kasihan dan yang setia kepada Allah untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa” (Ibrani 2:17); “Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa” (Ibrani 4:15); “Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah dideritaNya, dan sesudah Ia mencapai kesempurnaanNya, Ia menjadi pokok keselamatan yang abadi bagi semua orang yang taat kepadaNya, dan Ia dipanggil menjadi Imam Besar oleh Allah” (Ibrani 5:8-10).

Untuk membuktikan bahwa Setan adalah penipu, Yesus membela keadilan Tuhan. Sebagai Imam Besar, yang membela kasus manusia di hadapan alam semesta, Ia adalah saksi hidup bahwa manusia yang hidup pada sisi Kejatuhan dapat melawan dosa, bahwa Tuhan tidak menuntut sesuatu yang tidak mungkin.12 “Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darahNya. Hal ini dibuatNya untuk menunjukkan keadilanNya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaranNya. MaksudNya ialah untuk menunjukkan keadilanNya pada masa ini, supaya nyata, bahwa Ia benar dan juga membenarkan orang yang percaya kepada Yesus” (Roma 3:25, 26).

Namun kehidupan tanpa dosa yang dihidupkan Yesus hanyalah salah satu fase dalam pembelaan mulia dari tabiat Tuhan. Karya kasih karunia di dalam kehidupan orang-orang Kristen yang telah menang akan menjadi bukti selanjutnya dari kuasa dan kemuliaan Tuhan. “Juruselamat datang untuk memuliakan Bapa dengan mendemonstrasikan kasihNya; maka demikianlah Roh Kudus untuk memuliakan Kristus dengan menyatakan kasih karuniaNya kepada dunia; Citra Tuhan haruslah dinyatakan kembali di dalam kemanusiaan. Martabat Tuhan, martabat Kristus, terlibat dalam penyempurnaan tabiat-tabiat umat Tuhan.”—The Desire of Ages, hlm. 671.13

Tabiat-tabiat dari orang-orang Kristen di akhir zaman yang menurut kepada perintah-perintah Tuhan dan beriman kepada Yesus” adalah kualitas yang sama yang dimiliki Henokh, Daniel, dan orang-orang di masa lalu yang menjadi pemenang yang disucikan, yang dengan demikian membela hikmat dan kuasa Tuhan. Pengalaman Ayub akan terjadi kembali. “Karena Ia tahu jalan hidupku; seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas” (Ayub 23:10). Maka itu terjadi. Melalui daya tahan yang sabar, ia mempertahankan tabiatnya sendiri, dan oleh karenanya tabiat dari Dia yang diwakiliNya.” Education, hlm. 156. (Lihat juga Yehezkiel 36:23-28).

Demikianlah pengharapan Tuhan, dan pengharapan para penulis Alkitab khususnya ketika mereka memusatkan perhatian pada akhir zaman ketika tuaian dari benih Injil harus dikumpulkan. Mengapa saat panen itu ditunda? Itulah pokok pembahasan kita pada pelajaran atau artikel selanjutnya berikutnya.

Catatan

10 Dalam sebuah artikel di tahun yang sama dalam Review and Herald, Prescott telah menulis: “Pada saat penghapusan dosa dari Bait Suci di surga, harus ada suatu pengalaman khusus tentang keselamatan dari dosa di antara mereka yang menunggu kedatangan Tuhan.’—“Is This the Message Needed?” Review and Herald, 3 Februari 1903, hlm. 5.

Kita mungkin bertanya, Bagaimana pemulihan Bait Suci di surga dan penghapusan dosa dalam catatan surga berhubungan langsung dengan umat yang disucikan di bumi? Dalam sebuah khotbah yang disampaikan pada tahun 1974, W. D. Frazee menanggapi pertanyaan ini dengan indah. Ia mengatakan bahwa pekerjaan di Bilik Maha Suci pada suatu hari akan selesai hanya karena “pekerjaan sudah tidak ada lagi.” Orang-orang berdosa akan terus berbuat dosa, dan tidak akan meminta pengampunan dari Tuhan; dosa-dosa mereka tidak akan masuk ke dalam Bilik Maha Suci. Orang-orang saleh, pada akhirnya, dengan pertolongan dari Pengantara mereka yang penuh kuasa, tidak akan berbuat dosa lagi: Tidak diperlukan lagi persembahan pengampunan dosa.”

Ia bertanya, “Mengapa Yesus harus berdiri di sana di dalam Bait Suci dengan tangan terangkat dan membawa korban Diri-Nya? Karena tuntutan dosa yang terus menerus. Namun penutupan pintu kasihan akan menunjukkan kenyataan yang indah ini bahwa sama pastinya seperti orang-orang jahat sampai kepada titik ketika mereka tidak dapat kembali lagi, demikianlah orang-orang saleh telah melewati titik di mana mereka tidak dapat kembali.”—“Then Shall the Sanctuary be Cleansed,” Review and Herald, 6 Maret 1975, hlm. 4.

old-stairs-in-assisi-285045-m iPhone11 “Kristus sedang menyucikan Bait Suci di surga dari dosa-dosa umat, dan kita harus bekerja selaras dengan Dia di bumi, menyucikan Bait Suci jiwa dari kekotoran moral.”—Ellen G. White, dalam Review and Herald, 11 Februari 1890.

12 “Kristus mengilhami manusia dengan atribut-atribut Tuhan. Ia membangun tabiat manusia dengan keserupaan tabiat ilahi, dengan fondasi yang saleh dari kekuatan dan keindahan rohani. Maka pembenaran hukum digenapi di dalam orang yang percaya kepada Kristus… Dengan kehidupan dan kematianNya, Kristus membuktikan bahwa keadilan Tuhan tidak menghancurkan belas kasihanNya, namun bahwa dosa dapat diampuni, dan bahwa hukum adalah adil, dan dapat ditaati secara sempurna. Tuduhan-tuduhan Setan dipatahkan.”The Desire of Ages, hlm. 762.

13 “Jikalau pernah ada suatu umat yang terus menerus memerlukan terang yang semakin besar dari surga, inilah umat yang, pada masa berbahaya ini, dipanggil oleh Tuhan sebagai penerima hukumNya yang kudus dan untuk mempertahankan tabiatNya di hadapan dunia.”—Testimonies, vol. 5, hlm. 746.

“Ketika Kristus datang kelak, tubuh kita yang hina ini akan diubahkan, dijadikan seperti tubuhNya yang mulia; namun tabiat yang hina tidak akan menjadi kudus. Pengubahan tabiat harus terjadi sebelum kedatanganNya, kodrat kita harus murni dan kudus; kita harus memiliki pikiran Kristus, sehingga Ia dapat memandang dengan senang citraNya tercermin di dalam jiwa-jiwa kita.”Our High Calling, hlm. 278.

“Kehormatan Kristus harus berdiri lengkap di dalam kesempurnaan tabiat umat pilihanNya.”— Signs of the Times, 25 November 1890.

 

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *