Dokter Berhati Malaikat

65CE8ECBAB3D0ADA120B921326593 h498 w598 m2 Copy

 

[AkhirZaman.org] Seorang pria yang telah menjalani hidupnya sebagai ahli bedah yang sukses memilih jalanan sebagai tempat ia mengabdikan dirinya bagi kemanusiaan. Menyusuri jalanan basah kota Chicago di musim dingin dokter Patrik Angelo menembus hawa dingin, dalam keremangan malam ia tak mempedulikan bahaya yang datang mengancam dirinya. Rutin setiap malam ia selalu hadir mengulurkan tangan, membantu yang papa menghadirkan kehangatan untuk para tuna wisma di sudut-sudut jalan tempat mereka tinggal.

Memiliki kehidupan sukses ia tak memilih keglamouran, empati yang menguasai dirinya membuat ia memilih meninggalkan rumah megah dan kehangatan nyaman, bergegas ia melangkah cepat, mencari bekal makanan untuk ia bagikan. 13 tahun sudah ia menjalani kata hatinya, apa yang ia dapat dari pekerjaannya sangat besar, terlalu berlebih untuk dinikmati sendiri. Anak-anaknya sudah hidup mapan dan tinggal sendiri, malam yang sepi telah ia gantikan dengan malam-malam penuh arti. 

Disebuah restoran cepat saji ia belanjakan uangnya untuk membeli ratusan kantong makanan. Hambuger, kentang yang hangat, kopi hitam yang panas adalah menu yang ia berikan kepada para tuna wisma, kadang menu itu berganti menjadi ayam goreng dan kentang menggugah selera. Saat ditanya dari mana dana untuk semua itu berasal, dia berucap, ini adalah keuntungan dari bisnis klinik kesehatan yang ia kelola. Setiap tahun ia menghabiskan $30,000. Menurutnya itu hanya bentuk investasi dirinya di kehidupan berbeda nanti.

Meski sering sudah ia melakukan rutinitas ini, dokter Patrick tak pernah tahu harus kemana ia memulai perjalanan, rute yang harus ia lalui kerap muncul dari hati, dimana ia temui para tuna wisma yang duduk disudut-sudut jalan ia hampiri, sambutan senyum ia dapatkan. Para tuna wisma ini tidak sekali bertemu dengan dokter yang baik hati ini, meski bergerak secara acak, ada saja tuna wisma yang pernah bertemu sebelumnya dengan dokter Patrick. Kehadirannya selalu dinanti.

Dokter Patrick tak cuma memberi makanan, saat melihat seorang tuna wisma berjalan di atas jalanan yang basah dengan sepatu yang telah rusak dan basah, Patrick memberikan sepatunya, terkadang ia membeli sepatu baru untuk diserahkan kepada seorang tuna wisma yang membutuhkan. 

Para tuna wisma di jalanan kota Chicago mengenal ia sebagai seorang laki-laki berhati malaikat, seorang tuna wisma yang ia

temui di bawah jembatan Wacker Drive di Chicago, Illinois menyebut dia adalah penyelamat. Pertemuan mereka begitu hangat, seperti telah mengenal lama mereka selalu berbincang, Patrik menanyakan kabar dan kesehatan mereka yang hidup tanpa rumah di jalanan Chicago yang rawan.

Dokter Patrick sudah sangat hafal dimana akan ia temui para tuna wisma berdiam saat angin musim dingin yang ekstrem menusuk tulang, disudut-sudut toko ia menghentikan mobilnya, keluar cepat saat melihat seorang tuna wisma yang sudah ia kenal muncul dengan baju yang sama setiap malam.

Dokter berusia 62 tahun ini selalu menyiapkan baju dan selimut di dalam mobilnya, ia membelinya untuk kemudian ia berikan kepada orang sejumlah tuna wisma yang membutuhkan baju baru yang hangat. Dengan ketulusan ia bekerja dengan cepat, matanya menghadirkan kenyamanan bagi setiap orang ia temui. 

62FD8D95F2FF1652CD62CAC5AD670 h498 w598 m2 CopyJumlah tuna wisma di Chicago cukup banyak, terutama saat resesi global datang menghempas perekonomian Amerika Serikat. Dalam bayang-bayang keindahan kota Chicago yang dipenuhi gedung-gedung tinggi menjulang, hidup sebuah komunitas yang terlupakan, tak ada yang mempedulikan.

Patrick Angelo hadir di setiap malam tidak membawa bendera, ia bukan anggota perkumpulan sebuah gereja atau lembaga sosial, baginya ini adalah kewajiban dari hidup manusia, mengulurkan tangan, menolong dan berbuat sesuatu untuk kemanusiaan adalah penting.

Pada Chicago Tribune, dokter Patrick Angelo berujar, “Aku mempunyai kehidupan yang sempurna, lima anak yang telah sukses dan sehat, bisnis yang sangat bagus, bukankah itu kehidupan yang sangat sempurna. Dengan cara ini saya membalas kebaikan Tuhan, saya tak tahu jika saya tak melakukan ini, ini adalah investasi terbesar saya.”

Sebelumnya ia hanya berniat memberikan sebuah nasehat kepada lembaga sosial untuk membawa para tuna wisma yang muncul banyak di kawasan Wecker Drive, namun tahu saran yang ia berikan tak pernah terealisasi ia pun memilih berbuat sesuatu sendiri. Ia beranggapan, siapa lagi yang akan membantu bila tidak memulai dari diri sendiri.

Tuna Wisma di Wecker Drive kini mengenal malaikat yang kerap datang setiap malam, ia selalu memberi tak berharap pamrih.
Banyak tuna wisma pun telah mengenal senyum hangat dokter yang rendah hati itu. Mereka menganggap Patrick Angelo adalah pahlawan di setiap malam yang dingin. Kehadirannya penuh hangat, dia adalah sahabat. Hingga kini disetiap malam para manusia berselimut di Wecker Drive menyambutnya, mereka memanggilnya ‘The Angel of Lower Wacker Drive,’.

Pada zaman sekarang ini di saat secara umum banyak dari umat manusia yang hatinya telah menjadi materialisme dan individualistis karena kasih sudah semakin dingin diantara umat manusia, namun tidak berarti secara pribadi rasa pengasihan yang tulus itu telah sirna dari kehidupan manusia. Tuhan mengizinkan kesusahan itu ada karena bumi kita ini telah terkutuk dengan dosa. Namun kasih yang di pancarkan dari sesama kepada sesamanya yang menderita, karena manusia itu sendiri telah menyadari ada Ilahi yang telah lebih dahulu mengasihi dia. Mari ulurkanlah tanganmu bagi yang patut mendapatkannya, tidak usah kita pandang wajah untuk memberi.

http://berita.plasa.msn.com/internasional/dokter-berhati-malaikat#image=1>

“Janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya.” Amsal 3: 27

“Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu.” Matius 6: 3.

Tuhan Yesus berkata, “Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku … Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku.” Matius 25: 40, 35, 36.

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *