Apakah yang Bukan Kesempurnaan

pemimpin-sempurna Copy

 

[AkhirZaman.org] KESEMPURNAAN BUKANLAH TUBUH KUDUS. Kodrat kita yang berdosa dan telah jatuh tidak akan berubah hingga tubuh yang fana ini mengenakan kekekalan, dan tubuh yang dapat binasa ini mengenakan yang tidak dapat binasa pada saat kedatangan Yesus Kristus (1 Korintus 15:42; 51-53). Perubahan ini disebut dengan pemuliaan. Namun anak-anak Tuhan akan memperoleh kemenangan melawan setiap pencobaan Setan, bukan melalui kuasa manusia, melainkan melalui kuasa Kristus. Bagi Dia, yang berkuasa menjaga supaya jangan kamu tersandung dan yang membawa kamu dengan tak bernoda dan penuh kegembiraan di hadapan kemuliaan-Nya (Yudas 1: 24).

KESEMPURNAAN BUKANLAH PERFEKSIONISME. Seringkali kesempurnaan (perfection) dan perfeksionisme dikacaukan. Seorang hamba Tuhan yang juga penulis Kristen, Ny. White, berulang-ulang kali menggunakan kata “sempurna.” Ia secara konsisten memegangnya sebagai karunia pemberian Tuhan kepada setiap orang Kristen yang berserah. Selanjutnya, ia menyatakan bahwa Tuhan bukan saja memiliki kesempurnaan melainkan Ia juga mengaruniakannya.

[Kebenaran Kristus] menyatakan pembenaran melalui Iman dalam kepastian; kebenaran ini mengundang orang-orang untuk menerima kebenaran Kristus, yang dijadikan nyata dalam penurutan kepada seluruh perintah Tuhan… Seluruh kuasa diserahkan ke dalam tanganNya, sehingga Ia memberikan karunia-karunia yang berlimpah kepada manusia, memberikan karunia kebenaranNya sendiri yang tak ternilai kepada alat manusia yang tidak berdaya (Testimonies to Ministers, hlm. 91-92).

Hanya sekali saja Ny. White menggunakan kata “perfeksionisme” dalam tulisan-tulisannya.
Allah tidak akan mempercayakan pemeliharaan kawanan dombaNya yang indah kepada orang-orang yang pikiran dan pertimbangannya telah dilemahkan oleh kesalahan yang pernah mereka gemari, sama seperti apa yang dinamakan perfeksionisme (pengajaran tentang kesempurnaan diperoleh dari dunia ini) dan Spiritisme, dan yang oleh tingkah laku mereka ketika berada di dalam kesalahan-kesalahan ini, telah mendatangkan noda ke atas diri mereka sendiri dan memburuk-burukkan pekerjaan kebenaran itu (Early Writing, hlm. 101).

Dalam edisi-edisi buku Early Writing yang lebih belakangan dicatat pemahaman Illahi yang dimaksudkan oleh Ny. White. Sebagaian umat Kristen mula-mula, kehilangan pegangan mereka pada Tuhan dan terseret ke dalam fanatisme setelah 1844. Ellen White menghadapi kaum ekstremis ini dengan “Demikianlah firman Tuhan.” Ia menegur orang-orang yang mengajarkan bahwa mereka memiliki tubuh kudus dan oleh karenanya tidak dapat berdosa. Tentang perihal ini Ny. White menulis: “Mereka berpegang bahwa barangsiapa yang disucikan tidak dapat berdosa. Dan ini dengan sendirinya membawa kepada kepercayaan bahwa kecintaan dan keinginan orang-orang yang sudah disucikan selalu benar, dan tidak pernah berada dalam bahaya yang membawa mereka ke dalam dosa. Sejalan dengan aliran kepercayaan ini, merekalah yang mempraktekkan dosa-dosa yang paling keji di bawah genggaman penyucian, dan melalui pengaruh penipuan dan ilmu sihir, mereka mencapai suatu kuasa aneh atas beberapa rekan mereka, yang tidak melihat kejahatan teori-teori yang tampaknya indah tetapi menggoda ini…”

“Dengan jelas penipuan guru-guru palsu ini dibeberkan secara terang-terangan, dan terlihat pemandangan menakutkan ini yang berdiri terhadap mereka di dalam buku catatan, dan kesalahan mengerikan yang tertinggal di atas mereka karena mengaku kesucian yang lengkap sedangkan perbuatan mereka sehari-hari merupakan serangan dalam pemandangan Allah.” (Early Writings, hlm. 301). Gerakan yang digambarkan di tahun 1950-an yang disebutkan oleh Ny. White adalah amat serupa dengan gerakan tubuh kudus di tahun 1900, di mana pengikutnya mengakui kesempurnaan tubuh sementara melakukan kekejian-kekejian besar.

KESEMPURNAAN TIDAK MENJAMIN KEKEBALAN DARI DOSA DI KEMUDIAN HARI. Kemenangan hari ini bukanlah garansi bagi kemenangan esok hari. Kita hendaklah bertobat setiap hari sehingga kita memiliki kuasa Kristus yang tinggal. Adalah mungkin untuk jatuh, sebagaimana kita semua dengan sedih dapat memberikan kesaksian. Namun betapa indahnya mengetahui bahwa jikalau kita berbuat dosa, “kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil (1 Yohanes 2:1). Namun teks yang sama menyerukan agar kita berhenti berbuat dosa!

Disadur dari: Buku “Kesempurnaan.”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *