Legalisme atau Kasih

akhir zaman

[AkhirZaman.org] Kita perluh mengerti dengan benar bagaimana Setan menghabisi standar-standar kerohanian tinggi dari umat Tuhan.  Ada suatu pola psikologis dari kompromi perlahan-lahan yang mana melaluinya, kuasa dan efek dari kebenaran akan dikikis sampai habis (lih. artikel sebelumnya). Sebagian orang menyatakan bahwa itu terlalu memusatkan kepada perkara-perkara kecil dan perhatian seperti itu adalah sepele yang hanya membelokkan dari masalah-masalah yang penting. Mereka mempertanyakan bahwa Tuhan yang menciptakan  alam semesta barangkali hanya sedikit saja tertarik kepada rincian-rincian perilaku manusia secara pribadi-pribadi. Mereka akan menyebut perhatian seperti sebagai legalisme. Namun apakah itu legalisme atau kasih?

Bahkan sekalipun penurunan standar yang kecil tidak membawa kepada penjauhan yang besar dari kebenaran, tetap adalah merupakan sesuatu yang penting untuk memperhatikan  pembelokan yang terkecil sekalipun dari kehendak Tuhan. Kekristenan tidak didasarkan atas la-rangan dan peraturan—juga bukan peraturan-peraturan yang sangat dihormati seperti Sepuluh Hukum yang ditulis dengan tangan Tuhan. Sesungguhnya, Kekristenan didasarkan kepada suatu hubungan kasih dengan seseorang, yaitu Yesus Kristus. Dasar-dasar fundamental dari kehidupan Kristen yang sejati adalah diringkaskan dalam dua perintah agung yang diberikan oleh Kristus dalam Matius 22:37-40: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.”

Seluruh penulis Alkitab menyatakan secara amat jelas bahwa inilah Kekristenan yang sesungguhnya. Tema kasih terjalin di sepanjang Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, dan akibat dari kasih itu adalah perbuatan penurutan. Yesus berkata, “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.” Yohanes 14:15.Yohanes kekasih menuliskan, “Sebab inilah kasih kepada Allah, yaitu, bahwa kita menuruti perintah-perintah-Nya. Perintah-perintah-Nya itu tidak berat.” 1 Yohanes 5:3.

 

Bahkan kasih manusia tidak mengalami keberatan dalam melakukan perkara-perkara untuk menyenangkan Dia yang adalah satu-satunya sasaran kasih. Mempelai pria dan wanita tidak menganggap kewajiban yang berat untuk membahagiakan satu sama lain, dan mereka tidak menggenapi janji karena tuntutan hukum negara dengan sanksi denda ataupun penjara. Sesungguhnya, mereka melakukan lebih banyak bagi satu sama lain dibandingkan dengan yang dituntut oleh hukum negara hanya karena mereka amat mengasihi. Setiap perkara kecil yang mungkin dilakukan bagi kebahagiaan pasangannya akan dilakukan dengan sukacita.

Dalam hal perhatian-perhatian kecillah ujian kasih yang sejati dinyatakan. Setiap istri akan setuju bahwa memanglah demikian. Bahkan beberapa tangkai bunga yang hampir layu dapat menggerakkan seorang istri ke dalam air mata emosional, karena ia tahu sang suami berjalan keluar dan memetiknya sendiri baginya. Sesungguhnya pemberian yang paling mahal sekalipun adalah kurang berkesan dibandingkan dengan petikan beberapa tangkai bunga liar secara spontan. Mengapa? Jawabannya jelas. Itu melibatkan ujian kasih yang ribuan kali lebih besar karena sang suami hanya akan memilih untuk melakukannya untuk satu alasan—membuat istrinya bahagia.

Tolong perhatikan bahwa ini adalah berlaku juga dalam hubungan kasih kita dengan Kristus, sebagaimana alkitab berulang-ulang kali menggambarkan hubungan manusia dengan Allah seperti halnya hubungan pria dan wanita. Yohanes berkata: dan apa saja yang kita minta, kita memperolehnya dari pada-Nya,karena kita menuruti segala perintah-Nya dan berbuat apa yang berkenan kepada-Nya.” 1 Yohanes 3:22. Orang Kristen bukan saja menurut kepada tuntutan-tuntutan yang nyata dari Sepuluh Hukum, namun akan berusaha untuk melakukan apapun yang menyenangkan Tuhan. Ini meliputi mempelajari Alkitab untuk mencari tahu kehendakNya, dan tidak mengambil resiko dengan apapun yang tidak menyenangkan Dia. Kasih yang sejati akan selalu memberi manfaat daripada mengambilnya.

 

Jikalau Tuhan memang  tertarik dengan manifestasi kasih di dalam anak-anakNya, maka pastilah Ia melihat dengan penuh minat bagaimana mereka menanggapi setiap pernyataan kecil dari kehendakNya. Bisa saja bahwa ujian terbesar dari kesetiaan yang sejati kepada Tuhan adalah tingkat penyesuaian yang penuh kerelaan terhadap tanda-tanda yang menyebar di sepanjang Alkitab tentang perkara-perkara kecil yang menyenangkan Dia. Dan gantinya dipandang sebagai legalisme, tindakan-tindakan tersebut dapat dipertimbangkan di dalam penghakiman sebagai bentuk tertinggi dari kasih yang tidak mementingkan diri sendiri.  Tindakan kasih bukanlah legalisme, kita harus dapat membedakannya.

sebagaimana pasangan yang saling mencintai akan terus belajar satu sama lainnya untuk bisa saling menyenangkan demikianlah kiranya Tuhan menolong kita mempelajari Alkitab setiap hari untuk menemukan bagaimana mengetahui kehendakNya di dalam makanan, minuman, pakaian, perkataan dan penampilan kita. Kemudian karena kasih kita melakukan keinginan-keinginanNya dengan penuh sukacita sebagai jalan kehidupan Kristen kita setiap  hari.

Apapun yang engkau pikirkan,

jangan pernah pikirkan apa yang engkau rasakan

engkau akan malu, menyatakannya di hadapan Tuhan;

Apapun yang engkau katakan, dalam bisikan sampai seruan nyaring,

Jangan katakan apapun yang engkau tidak mau Yesus dengar.

 

Apapun yang engkau baca meskipun halamannya memikat,

janganlah baca tentang apapun yang telah engkau yakini

Kekhawatiran barangkali langsung tampak dalam pandanganmu

Jikalau Tuhan berkata dengan khidmat,

“Tunjukkan Aku buku itu.”

Apapun yang engkau tuliskan,

meskipun tergesa atau penuh perhatian,

Janganlah tuliskan apapun yang engkau tidak mau Yesus baca’

Apapun yang engkau nyanyikan, di tengah kegembiraan atau susah,

Janganlah nyanyikan yang tidak menyenangkan telingaNya yang penuh perhatian

 

Ke manapun engkau pergi,

janganlah pergi ke tempat yang engkau takuti

 Tuhan yang agung bertanya kepadamu, “Mengapa engkau di sini?”

Berbaliklah dari setiap kesenangan yang segan engkau kejar

kalau Tuhan memandang dan berkata,

“Apakah yang engkau lakukan?”

Apapun yang engkau kenakan, dapatkah engkau menjadi amat yakin

Bahwa perasaan yang ditimbulkannya adalah murni dan tak bercacat?

Tidakkah wajahmu memerah dan hati nurani terang

Seandainya lemari pakaianmu terbuka dan Yesus muncul?

Ketika engkau berpikir, ketika engkau bicara,

ketika engkau membaca, ketika engkau menulis,

Ketika engkau menyanyi, ketika engkau berjalan,

ketika engkau mencari kegembiraan,

agar Dihindarkan dari segala kesalahan

 

kalau kita sadar mana sikap-sikap curang yang akan menyakiti pasangan kita yang kita lakukan tanpa sepengetahuan dia, maka kitapun bisa mengerti bagaimana kita menyakiti Tuhan yang maha tahu.

 

ketika di rumah atau di luar, Hiduplah selalu di bawah pandangan mata Tuhan.

Disadur dari buku:  CREEPING COMPROMISE  (KOMPROMI PERLAHAN-LAHAN), Homeward Publishing Earlton, New York, 2002

Oleh: JOE CREWS

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *