MEMILIH BAHAN BACAAN

akhir zaman

       [AkhirZaman.org] Pendidikan hanya merupakan suatu persiapan kuasa jasmani, intelek, dan rohani untuk penuaian segala kewajiban dalam kehidupan dengan sebaik-baiknya. Daya tahan, dan kekuatan serta kegiatan otak, berkurang atau bertambah dengan cara pemakaiannya. Pikiran harus didisiplin sedemikian rupa agar segala kekuatannya akan dikembangkan secara simetris.

        Banyak orang muda gemar sekali akan buku-buku. Mereka ingin membaca segala sesuatu yang dapat mereka peroleh. Biarlah mereka berhati-hati terhadap apa yang mereka baca dan dengar. Saya telah mendapat petunjuk bahwa mereka terancam bahaya yang paling besar dalam hal mengalami kebejatan oleh bacaan yang tidak pantas. Mereka tidak boleh lengah sesaat pun. Mereka harus mengawasi pikiran mereka, agar mereka jangan sampai terpikat oleh penggodaan musuh.1

Pengaruh Bacaan Yang Tidak Sehat

        Setan mengetahui bahwa pikiran sangat dipengaruhi oleh makanan yang dimakannya. Ia sedang berusaha menuntun baik orang muda maupun orang dewasa untuk membaca buku-buku cerita serta buku-buku lainnya. Para pembaca buku-buku seperti itu menjadi tidak layak untuk menunaikan kewajiban yang mereka hadapi. Mereka hidup dalam khayalan, dan tidak mempunyai kerinduan untuk menyelidiki Kitab Suci untuk makan manna dari surga. Pikiran yang perlu dikuatkan menjadi lemah, dan kehilangan kuasanya untuk mempelajari kebenaran besar yang ada sangkut-pautnya dengan tugas dan pekerjaan Kristus,-kebenaran yang dapat memperkuat pikiran, menggugah angan-angan, serta menyalakan suatu keinginan yang kuat dan sungguh-sungguh untuk menang sebagaimana Kristus telah menang.

        Sekiranya banyak sekali buku yang telah diterbitkan dapat dimusnahkan, suatu bencana yang sedang memberikan suatu pengaruh yang mengerikan terhadap pikiran dan hati akan dapat dicegah. Cerita-cerita percintaan, dongeng-dongeng picisan yang menggemparkan, malah jenis-jenis buku yang disebut novel agama–buku-buku yang dalamnya pengarang menarik suatu pelajaran akhlak dari ceritanya–menjadi suatu kutuk kepada mereka yang membacanya. Perasaan agama mungkin dijalinkan di seluruh buku cerita, tetapi dalam banyak hal Setan mengenakan jubah malaikat, sehingga dapat memperdayakan dan memikat lebih berhasil. Tidak Seorang pun yang sudah teguh dalam prinsip-prinsip rohani, tidak seorang pun yang sudah aman dari penggodaan, sehingga mereka sudah aman dalam membaca cerita-cerita seperti ini.

        Para pembaca cerita roman sedang menuruti suatu keburukan yang merusakkan kerohanian, menyuramkan keindahan halaman-halaman Kitab Suci. Hal itu membangkitkan suatu perasaan yang tidak sehat, mempengaruhi angan-angan, tidak melayakkan pikiran bagi kegunaan, menjauhkan jiwa dari doa, dan tidak menyanggupkan untuk sesuatu acara rohani.

        Tuhan telah mengaruniai kebanyakan orang muda kita kesanggupan yang luar biasa; tetapi terlalu sering mereka telah melemahkan kuasa mereka, membingungkan dan melemahkan pikiran mereka, sehingga bertahun-tahun lamanya mereka tidak mengalami pertumbuhan dalam anugerah atau dalam pengetahuan tentang alasan bagi iman mereka, karena mereka kurang bijaksana dalam memilih bacaan. Mereka yang sedang menunggu kedatangan Tuhan yang tidak lama lagi, sedang mengharapkan perubahan yang ajaib, bila “keadaan yang akan binasa ini akan memakai keadaan yang tidak akan binasa,” hendaknya pada masa sebelum tertutupnya pintu kasihan ini berdiri pada suatu taraf perbuatan yang lebih tinggi.

        Sahabat-sahabatku orang muda yang kekasih, ragukanlah pengalamanmu sendiri tentang pengaruh cerita-cerita yang mengobarkan perasaan. Dapatkah kamu, sesudah membaca cerita seperti itu, membuka Kitab Suci dan membaca sabda hidup itu dengan penuh minat? Bukankah kamu merasa Buku Tuhan itu tidak menarik lagi? Penarikan cerita percintaan berkesan pada pikiran, merusakkan kesehatannya, dan tidak memungkinkan engkau memusatkan perhatian pada kebenaran-kebenaran yang penting dan serius yang ada sangkut pautnya dengan kesejahteraan abadi.

        Ambillah tekad menjauhkan segala bacaan yang tidak berharga. Hal itu tidak akan menguatkan kerohanianmu, tetapi akan memasukkan ke dalam ingatan perasaan-perasaan yang merusak angan-angan, menyebabkan engkau kurang memikirkan tentang Yesus dan merenungkan pelajaran-pelajaran-Nya yang berharga. Jauhkanlah pikiran dari segala sesuatu yang dapat membawa ke jurusan yang salah. Jangan memberatkan pikiran itu dengan cerita-cerita yang tidak berharga, yang tidak memberikan kekuatan kepada kuasa pikiran. Pemikiran itu sama sifatnya dengan makanan yang disediakan untuk pikiran.2

Bacaan Yang Merusak Jiwa

        Dengan kian bertambah banyaknya bahan cetakan yang terus menerus mengalir dari percetakan, orang-orang tua dan muda membentuk kebiasaan membaca dengan cepat dan dangkal, dan pikiran itu kehilangan kuasa pemikiran yang teguh dan teratur. Tambahan pula, sebagian besar majalah dan buku yang sebagaimana halnya dengan katak-katak di Mesir, sedang tersebar luas di mana-mana bukan saja bersifat biasa, tidak bermanfaat, melemahkan, tetapi juga tidak bersih dan menurunkan derajat. Pengaruhnya bukan saja meracuni dan merusak pikiran, tetapi juga membejatkan dan merusak jiwa.3

        Dalam pendidikan anak-anak dan orang muda, cerita dongeng, cerita purbakala, dan cerita roman sekarang mendapat tempat yang luas. Buku-buku seperti ini digunakan di sekolah-sekolah, dan terdapat di dalam banyak rumah tangga. Bagaimana dapat orang tua memperkenankan anak-anak mereka menggunakan buku-buku yang penuh dengan kepalsuan? Bila anak-anak menanyakan arti cerita-cerita yang bertentangan dengan ajaran orang tua mereka, jawabnya ialah bahwa cerita-cerita itu tidak benar; tetapi hal ini tidak dihapuskan keburukan akibat penggunaannya. Buah pikiran yang dikemukakan dalam buku-buku ini menyesatkan anak-anak. Hal itu memberikan pandangan yang salah tentang kehidupan dan menyebabkan serta memupuk suatu keinginan untuk perkara yang tidak betul.

        Sekali-kali jangan memberikan kepada anak-anak atau orang muda buku-buku yang berisi pemutar-balikkan kebenaran. Jangan hendaknya anak-anak kita, justru dalam proses mendapat pendidikan, menerima buah pikiran yang akan ternyata sebagai benih dosa.4

        Sumber bahaya lainnya yang terhadap itu kita harus selamanya waspada ialah bacaan dari para pengarang yang tidak percaya akan Tuhan. Buku-buku seperti itu diilhami oleh musuh kebenaran, dan tidak seorang pun dapat membacanya tanpa membahayakan jiwa. Memang benar bahwa ada orang yang dipengaruhi olehnya mungkin pulih kembali pada akhirnya; tetapi semua orang yang mencampuri pengaruhnya yang jahat menempatkan diri sendiri di pihak Setan, dan ia menggunakan kesempatan ini sedapat-dapatnya. Ketika mereka mengundang penggodaannya, mereka tidak mempunyai akal budi untuk melihatnya atau mendapat kekuatan untuk melawannya. Dengan kuasa yang sangat menarik dan mempesonakan, sifat kurang percaya dan tidak beriman makin berurat-berakar dalam pikiran mereka.5

Bahaya Membaca Cerita-cerita Yang Mengobarkan Perasaan

 

        Apakah yang akan dibaca oleh anak-anak kita? Inilah suatu pertanyaan yang serius dan yang memerlukan suatu jawaban yang serius juga. Saya sedih sekali melihat dalam keluarga-keluarga Kristen berbagai majalah dan surat kabar yang berisi cerita bersambung yang tidak memberikan kesan bagi kebaikan pada pikiran anak-anak dan orang muda. Saya telah memperhatikan orang-orang yang citarasanya untuk membaca cerita roman dipupuk sedemikian rupa. Mereka telah mendapat kesempatan mendengar kebenaran, dan mengenal dasar iman kita; tetapi mereka telah tumbuh makin dewasa tanpa kesucian sejati dan kesalehan yang praktis.

        Para pembaca cerita-cerita yang mengobarkan perasaan dan tidak berharga menjadi tidak layak untuk kewajiban dalam kehidupan yang praktis. Mereka tinggal dalam suatu dunia khayalan. Saya telah memperhatikan anak-anak yang telah diperkenankan membiasakan membaca cerita-cerita seperti itu. Baik yang di negeri sendiri maupun yang di luar negeri, mereka gelisah, melamun, dan tidak dapat bercakap-cakap kecuali tentang perkara-perkara yang sangat bersahaja saja. Pemikiran dan percakapan rohani sangat asing bagi pikiran mereka. Karena selera sudah dipelihara dengan cerita-cerita yang penuh sensasi maka citarasa pikiran sudah rusak, dan pikiran tidak puas kecuali diberi makan dari makanan yang tidak menyehatkan ini. Saya tidak dapat memikirkan nama lain yang lebih cocok untuk mereka yang memanjakan diri dalam bacaan seperti itu selain dari kemabukan pikiran. Kebiasaan membaca yang tidak bertarak mempengaruhi otak seperti halnya dengan kebiasaan tidak bertarak dalam makan dan minum mempengaruhi tubuh.6

        Sebelum menerima kebenaran zaman ini, ada orang yang telah membentuk kebiasaan membaca novel. Ketika menggabungkan diri dengan sidang, mereka berusaha mengalahkan kebiasaan ini. Memberikan kepada golongan ini bahan bacaan yang sama dengan apa yang telah mereka tinggalkan tidak ubahnya dengan menawarkan minuman keras kepada pemabuk. Karena terus menerus menyerah kepada penggodaan yang mereka hadapi, maka tidak lama kemudian mereka tidak menyukai lagi bacaan yang bermutu. Mereka tidak menaruh minat dalam penyelidikan Kitab Suci. Kuasa akhlak mereka menjadi lemah. Dosa tampaknya makin tidak menjijikkan. Ternyata sifat kurang setia makin bertambah, dan kian bertambah pula sifat tidak menyukai kewajiban praktis dalam kehidupan. Karena sudah menjadi rusak, pikiran itu bersedia menerima sesuatu bacaan yang merangsang. Dengan demikian terbukalah jalan bagi Setan menguasai jiwa itu sepenuhnya.7

Buku Atas Segala Buku

 

        Keadaan pengalaman rohani seseorang dinyatakan oleh sifat buku-buku yang dipilihnya untuk dibaca pada waktu senggang. Supaya mendapat pikiran yang sehat dan prinsip-prinsip yang teguh, orang muda harus hidup dalam persekutuan dengan Tuhan melalui Sabda-Nya. Karena menunjukkan jalan keselamatan, melalui Kristus, Kitab Suci itu menjadi penuntun kita kepada kehidupan yang lebih tinggi dan lebih baik. Buku itu berisi sejarah dunia dan sejarah hidup yang paling menarik dan paling berisi yang pernah ditulis. Mereka yang pikirannya belum dirusakkan oleh membaca fiksi akan merasa bahwa Kitab Suci itu paling menarik dari semua jenis buku.

        Kitab Suci adalah buku atas segala buku. Kalau engkau menyukai sabda Tuhan, menyelidikinya bila ada kesempatan, sehingga engkau memiliki kekayaannya yang limpah, dan diperlengkapi benar untuk segala perbuatan baik, maka engkau dapat memastikan bahwa Yesus sedang menarik engkau kepada-Nya. Tetapi hanya sekadar membaca Kitab Suci sepintas lalu, tanpa berusaha memahami pelajaran Kristus agar engkau dapat memenuhi segala tuntutan-Nya, belumlah cukup. Ada kekayaan dalam sabda Tuhan yang dapat diperoleh hanya oleh memasukkan terowongan jauh-jauh ke dalam tambang kebenaran.

        Pikiran tabiat duniawi menolak kebenaran; tetapi jiwa yang sudah bertobat mengalami suatu perubahan yang mengherankan. Buku yang tadinya tidak menarik karena menyatakan kebenaran yang memberikan kesaksian terhadap orang berdosa, sekarang menjadi makanan bagi jiwa, kegembiraan dan penghiburan bagi kehidupan. Matahari kebenaran menerangi halaman-halamannya yang suci, dan Roh Suci berbicara dengan perantaraan mereka kepada jiwa.

        Biarlah mereka yang telah memupuk suatu keinginan untuk bacaan ringan, sekarang mengalihkan perhatian mereka kepada perkataan nubuatan yang tentu. Ambillah Kitab Sucimu, dan mulailah mempelajari segala catatan suci dari Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru dengan minat yang baru. Lebih sering dan lebih tekun engkau menyelidiki Kitab Suci, lebih indah pula rupa Kitab Suci itu, dan makin berkuranglah keinginanmu membaca bacaan yang ringan. Taruhlah hatimu pada buku berharga ini, dan buku ini akan menjadi sahabat dan penuntunmu.8

_____________________________________________________________________________

(1) MYP 271, (2) MYP 271-273; (3) ED 189, 190; (4) CT 384, 385; (5) CT 135, 136; (6) CT 132-135; (7) 7T 203; (8) MYP 273, 274.

Oleh: Ellen White

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *