HAL APA YANG PERLU DIKETAHUI SEBELUM MENIKAH ?

membangun RT Copy

Persiapan untuk Pernikahan adalah Satu Bagian Pendidikan yang Penting

[AkhirZaman.org] Sekali-kali tidaklah bijaksana untuk membangun mahligai rumah tangga sebelum kedua belah pihak mengerti dengan sesungguhnya tentang kewajiban-kewajiban sehari-hari dalam rumah tangga. Sang istri haruslah mempunyai pikiran yang terdidik dan budi pekerti yang tinggi supaya ia sanggup mendidik dengan baik anak-anak yang dikaruniakan kepadanya di kemudian hari. 1

Banyak wanita yang tergolong orang yang terpelajar, sudah menggondol beberapa gelar pada sesuatu perguruan tinggi, namun sama sekali tidak mengetahui tugas kewajiban praktis dalam rumah tangga. Mereka tidak mempunyai kecakapan yang diperlukan untuk membina keluarga yang sepantasnya demi kebahagiaan keluarga itu. Mungkin mereka menonjolkan derajat kewanitaannya yang tinggi dan emansipasi wanita, namun mereka sendiri sudah menyeleweng jauh dari dunia kewanitaan yang sejati.

Adalah hak setiap putri Hawa untuk menuntut ilmu yang dalam mengenai tugas kewajiban rumah tangga, dan untuk mendapatkan pendidikan dalam segenap jurusan pekerjaan rumah tangga. Setiap wanita muda haruslah dididik sedemikian rupa sehingga bila terpanggil untuk mengisi kedudukan sebabai istri atau ibu, ia sanggup memerintah sebagai seorang ratu dalam lingkungan haknya. Haruslah ia benar-benar cakap untuk memimpin dan mengajar anak-anaknya, atau jika diperlukan, untuk mengurus keperluan rumah tangga langsung dengan tangannya sendiri. Adalah haknya untuk mengerti seluk-beluk tubuh manusia dan prinsip-prinsip kesehatan, hal-hal yang ada hubungannya dengan makanan dan pakaian, pekerjaan dan rekrasi, dan masih banyak hal lain lagi yang berkaitan erat dengan kebahagiaan rumah tangganya. Dia mempunyai hak untuk mendapat suatu pengetahuan tentang metode terbaik merawat penyakit sehingga dia dapat mengurus anak-anaknya bilamana jatuh sakit, gantinya mempercayakan hartanya yang termahal itu ke tangan para perawat dan dokter-dokter asing.

Pendapat yang mengatakan bahwa ketidak pahaman akan pekerjaan yang berguna ialah suatu ciri yang sangat penting dari seorang pria atau wanita terpelajar, sangat bertentangan dengan rencana Tuhan dalam peciptaan manusia. Kemalasan adalah suatu dosa, dan ketidak pahaman dalam sesuatu tugas yang biasa adalah hasil kebodohan yang sangat disesalkan di hari tua. 2

Para wanita muda yang beranggapan bahwa adalah pekerjaan yang hina untuk memasak serta mengerjakan pekerjaan-pekerjaan rumah lainnya; oleh sebab itu banyaklah gadis yang sudah berumah tangga dan mengurus rumah tangga yang sangat picik pengetahuannya dalam kewajiban yang menyangkut seorang istri dan ibu. 3

Haruslah menjadi suatu undang-undang bahwa orang-orang muda tidak boleh berumah tangga kecuali mereka mengetahui bagaimana caranya mengurus anak-anak yang lahir dalam keluarga mereka. Wajiblah mereka mengetahui bagaimana caranya untuk mengurus rumah yang telah dikaruniakan Tuhan itu kepada mereka itu. Kecuali mereka mamahami undang-undang yang telah ditetapkan Tuhan bagi hidup mereka itu, sudah tentu mereka tidak akan dapat memahami kewajiban mereka terhadap Tuhan atau terhadap diri sendiri.4

Pendidikan Rumah Tangga Harus Ada dalam Daftar Kuliah di Perguruan Tinggi

Pendidikan yang harus diperoleh para pemuda yang belajar di perguruan tinggi kita tentang hidup berumah tangga patut mendapat perhatian istimewa. Adalah sangat penting dalam pembangunan tabiat supaya para mahasiswa yang belajar di perguruan tinggi kita diajar untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang ditentukan bagi mereka, guna mencegah kesukaan untuk bermalas-malas. Mereka itu perlu menjadi biasa terhadap tugas kewajiban sehari-hari. Mereka itu haruslah diajar untuk menjalankan tugas kewajiban rumah tangga mereka dengan baik, dengan seminim mungkin kegaduhan dan kesalahan. Hendaklah segala rumah haruslah selamanya dipelihara rapi dan bersih. Buku-buku haruslah dikesampingkan [jangan membacanya] sampai tiba waktunya untuk membaca, dan belajar itu tidak boleh melewati batas sehingga tugas kewajiban rumah tangga dilalaikan. Buku-buku tidak boleh menyerap pikiran sehingga tugas rumah tangga dilupakan di mana kebahagiaan rumah tangga itu terganggu.

Dalam pelaksanaan tugas kewajiban ini sifat-sifat kemalasan, kelalaian dan keserampangan haruslah dijauhkan; kalau tidak diperbaiki maka sifat-sifat ini akan terbawa dalam kehidupan sehari-hari, dan kegunaan kehidupan ini akan diracuni.5

Pengetahuan Tentang Pembangunan Rumah Tangga adalah Mutlak

Banyaklah cabang ilmu pengetahuan yang menyerap waktu para pelajar yang tidak penting bagi kegunaan atau kebahagiaan; akan tetapi sangatlah penting bagi tiap-tiap pemuda untuk mempunyai ketrampilan yang mendalam tentang tugas kewajiban sehari-hari. Kalau perlu, seorang wanita muda boleh juga tidak mengetahui bahasa Prancis dan ilmu matematika, atau bermain piano; tetapi dia harus tahu bagaimana caranya membuat roti yang lezat rasanya, menjahit pakaian yang tepat potongannya, dan mengerjakan dengan sebaik-baiknya tugas kewajiban yang berhubungan dengan pembangunan rumah tangga yang beraneka ragam itu.

Bagi kesehatan dan kebahagiaan seluruh keluarga; tiada keahlian yang lain yang lehih penting kecuali keahlian memasak. Dengan makanan yang tidak enak dan yang tidak bermanfaant, ia [sang istri] menghalangi bahkan merusak perkembangan orang dewasa dan pertumbuhan anak-anak. Atau dengan menyediakan makanan yang disesuaikan dengan kebutuhan tubuh, dan juga yang mendatangkan selera dan lezat rasanya, ia dapat mendatangkan sesuatu kebaikan yang sama besarnya dengan keburukan yang disebut di atas. Oleh sebab itu dalam banyak hal, kebahagiaan hidup terikat pada kesetiaan dalam kewajiban-kewajiban sederhana itu. 6

Beri Perhatian kepada Prinsip-prinsip Kesehatan

Prinsip-prinsip kesehatan sebagaimana yang diterapkan kepada makanan, gerak badan, perawatan anak-anak, pengoatan orang sakit dan banyak lagi yang bersamaan dengan itu, haruslah diberi perhatian lebih banyak daripada yang biasa dilakukan selama ini. 7

Dalam pelajaran tentang kesehatan, guru yang tekun harus meningkatkan usahanya untuk menunjukkan pentingnya kebersihan yang sempurna baik dalam tabiat perseorangan maupun yang ada dalam lingkungan orang tersebut….Ajarkanlah kepada murid-murid bahwa sebuah kamar tidur yang sehat, sebuah dapur yang bersih, dan hidangan yang lezat citra rasanya akan mendatangkan kebahagiaan kepada seluruh keluarga dan menimbulkan penghargaan tamu yang berperasaan, daripada barang-barang mahal apa pun yang ada di kamar tamu. “Sebab hidup itu lebih penting daripada makanan dan tubuh itu lebih penting daripada pakaian” [Lukas 12:23], adalah sebuah pelajaran yang tidak kurang pentingnya dibutuhkan sekarang ini daripada ketika diberikan oleh Guru Ilahi itu sendiri 2000 tahun yang lalu. 8

Dinasihati kepada Gadis Muda supaya Mempelajari Kebiasaan Bekerja

Engkau mempunyai tabiat yang khusus yang perlu didisiplin dengan ketat dan dikuasai dengan tegas sebelum engkau boleh menjalin tali pernikahan. Oleh sebab itu rencana pernikahan haruslah disingkirkan dulu dari pikiranmu sebelum engkau dapat mengatasi cacat yang menjadi kebiasaanmu, karena engkau tidak akan dapat menjadi seorang istri dalam mengerjakan pekerjaan rumah tangga secara teratur. Karena engkau tidak mengerti pentingnya memperoleh sifat-sifat rajin. Sekali dibentuk kebiasaan menikmati pekerjaan yang berguna, sudah pasti tidak akan hilang untuk selama-lamanya. Kemudian barulah engkau dapat disediakan untuk menempati kedudukan apa pun dalam kehidupan ini, dan engkau tentu pantas memasuki perkawinan. Sudah pasti engkau akan belajar menyukai pekerjaanmu. Jikalau engkau menyukai pekerjaan yang berguna itu, maka pikiranmu akan terisi dengan kegiatan itu, engkau tidak lagi menggunakan waktumu untuk berangan-angan.

Pengetahuan dalam pekerjaan yang berguna akan menanamkan kepada pikiranmu yang selalu gelisah dan tidak puas itu, tenaga dan derajat yang pantas dan tinggi, yang akan menimbulkan rasa hormat. 9

Nilai Pendidikan yang Praktis bagi Para Gadis

Banyak orang menganggap bahwa anak laki-laki perlu dididik guna kepentingan dirinya sendiri di masa yang akan datang, dan seolah-olah ada anggapan bahwa bukanlah suatu keharusan untuk mendidik anaknya perempuan supaya sanggup berdiri sendiri di masa yang akan datang. Pada umumnya anak gadis itu hanya mempelajari sedikit pelajaran yang praktis di sekolah yang menyanggupkan dia untuk mencari nafkah sehari-hari; dan karena sama sekali tidak mendapat pelajaran di rumah rahasia kegiatan dapur dan acara kehidupan berumah tangga maka ia pun dewasalah tanpa pengetahuan yang praktis sama sekali akhirnya ia menjadi beban kepada orangtua….Seorang wanita telah diajar untuk mengurus dirinya sendiri akan cocok juga untuk mengurus orang lain. Sudah pasti ia bukan menjadi beban dalam keluarga atau di dalam masyarakat. Bilamana nasib buruk menimpa, tentu akan ada suatu tempat baginya di mana saja, satu tempat di mana dia dapat mencari nafkah secara terhormat dan akan menolong orang yang akan bergantung kepadanya. Wanita haruslah dididik untuk sesuatu usaha di mana dia dapat mencari nafkah sehari-hari yang diperlukan. Melebihi pekerjaan-pekerjaan terhormat lainnya, hendaklah para gadis belajar bartanggung jawab tentang urusan rumah tangga, seharusnyalah ia seorang yang pandai memasak, ahli dalam mengatur rumah tangga, dan ahli dalam tugas menjahit pakaian. Ia haruslah mengetahui segala perkara yang perlu dipahami sebagai seorang ibu rumah tangga, tanpa membedakan rumah tangga itu kaya atau miskin. Kemudian, kalau hal-hal yang tidak diinginkan datang, hendaklah dia siap-siap menghadapi segala kemungkinan; sanggupkah ia berdiri sendiri dalam segala macam suasana. 10

Suatu pengetahuan tentang tugas kewajiban rumah tangga tidaklah tenilai harganya untuk setiap wanita. Tidak terhitung banyaknya keluarga yang hancur binasa karena tidak sanggup sang istri dan ibu mengendalikannya. Tidaklah terlalu penting anak-anak gadis kita mengetahui tentang seni lukis, musik, kesusasteraan, atau ilmu pengetahuan alam sekalipun, tetapi haruslah mereka mengetahui memotong pakaian, menjahit dan menyediakan makanan yang lezat cita rasanya. Apabila seorang anak gadis sudah berusia 9 dan 10 tahun, kepadanya harus dipertanggung-jawabkan tugas-tugas rumah tangga, sesuai dengan kesanggupannya haruslah diminta senantiasa kepadanya pertanggung-jawaban terhadap apa yang dikerjakan. Seorang bapa yang bijaksana, yang kalau ditanya kepadanya apa yang akan dilakukan dengan anak-anaknya perempuan, jawabannya ialah, “Saya bermaksud mempekerjakan mereka itu pada ibunya supaya mereka dapat mempelajari cara menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya, agar mereka pantas untuk menjadi istri dan ibu-ibu, menjadi permaisuri keluarga, dan anggota-anggota masyarakat yang berguna. 11

Calon Suami harus Menghemat dan Rajin

Pada zaman yang lalu, adat menuntut agar pengantin laki-laki menyerahkan sejumlah uang atau sesuatu harta yang sama nilainya dengan uang tersebut, sebelum pengesahan pernikahan, sesuai dengan keadaannya, kepada bapa calon istri. Ini dianggap sebagai langkah yang lebih selamat terhadap hubungan perkawinan. Para bapa itu menganggap tidak selamat untuk mempercayakan kebahagiaan anaknya perempuan tanpa ada persediaan menunjang kehidupan keluarga itu. Kalau mereka tidak tahu menghemat menjalankan suatu usaha yamg meminta hewan atau sebidang tanah, akan diragukan bahwa kehidupan mereka tidak berguna. Akan tetapi persediaan telah diadakan untuk menguji orang-orang yang tidak membayar sesuatu supaya mendapatkan seorang istri. Mereka itu diizinkan bekerja untuk ayah wanita yang mereka cintai selama waktu yang telah ditentukan demi pembayaran uang yang telah ditetapkan. Apabila yang meminang setia dalam pekerjaannya dan terbukti dalam segala hal yang lain ia baik, maka dia akan mendapat gadis itu menjadi istrinya; dan pada umumnya pemberian yang diterima ayah itu diserahkan juga kepada anaknya perempuan pada waktu pernikahannya….

Adat kuno ini, sugguhpun kadang disalah-gunakan seperti cara Laban, sangatlah besar faedahnya. Apabila sipeminang itu diminta untuk bekerja guna memperoleh tunangannya, tercegahlah pernikahan yang tergesa-gesa, maka inilah kesempatan menguji kesetiaan dan ke dalam cintanya, dan kesanggupannya untuk mencari nafkah bagi kebutuhan keluarga. Pada zaman kita ini sudah banyak akibat buruk yang timbul karena caranya bertentangan dengan yang sebenarnya. 12

Tiada seorang yang dapat dimaafkan karena tidak sanggup membiayai keluarga. Tentang seseorang mungkin banyak orang yang dapat berkata; Ia memang penyayang, ramah tamah, dermawan, baik budi, dan dia seorang Kristen; tetapi ia tidak ada kesanggupan mengerjakan pekerjaan sendiri. Berkenaan dengan cara mencari uang, ia masih dianggap anak kecil. Sejak kecilnya ia tidak dididik oleh orang tuanya untuk mengerti dan mempraktekkan prinsip-prinsip hidup untuk berdiri sendiri. 13

Oleh: Ellen White

1 Pasific HealthJournal, May,1890

2 FCE,p. 75

3 MH, p. 302

4 Manuscript 19, 1887

5 TC, vol. 6, p. 169, 170

6 Ed., p. 216

7 Idem, p. 197

8 Idem, p. 200

9 TC, vol. 3, p. 336

10 Health Reform, Dec. 1877

11 FCE, p. 74

12 PP, p. 188, 189

13 Letter 123, 1900

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *