Si Putih Pembawa Penyakit Gula Putih

251083_7560_b

[AkhirZaman.org] Siapa yang tidak kenal gula pasir? Si putih, Kristal, bening ini sangat dekat dengan kita tiap hari. Hampir disetiap masakan, entah itu makanan atau pun minuman pasti mengandung bahan ini. Lalu, apa yang salah dengannya? Bukankah gula itu manis dan memberikan kekuatan?

Disitulah permasalahannya! Ada sesuatu yang “pahit” dibalik manisnya gula.

Kita mulai dahulu dari proses pembuatannya.
Gula pasir terbuat dari tanaman tebu. Kurang lebih butuh waktu satu tahun untuk dapat memanennya. Setelah dipanen, tebu-tebu tersebut diangkut kepabrik dan siap untuk diolah menjadi gula pasir. Tidak jarang kotoran, debu, pasir bahkan binatang kecil seperti ulat atau serangga bahkan tikus ikut terbawa oleh truk-truk pengangkut tebu untuk dibawa ke pabrik untuk diekstraksi menjadi cairan tebu. Tahap pertama pembuatan gula tebu adalah ekstraksi jus atau sari tebu. Caranya dengan menghancurkan tebu dengan mesin penggiling untuk memisahkan ampas tebu dengan cairannya. Cairan tebu kemudian dipanaskan dengan boiler – Dan ada banyak sekali mineral-mineral dan kandungan gizi lainnya yang dibutuhkan oleh tubuh hilang oleh karena proses pemanasan tersebut. Jus yang dihasilkan masih berupa cairan yang kotor: sisa-sisa tanah dari lahan, serat-serat berukuran kecil dan ekstrak dari daun dan kulit tanaman, semuanya bercampur di dalam gula. Jus dari hasil ekstraksi mengandung sekitar 50 % air, 15% gula dan serat residu, dinamakan bagasse, yang mengandung 1 hingga 2% gula. Dan juga kotoran seperti pasir dan batu-batu kecil dari lahan yang disebut sebagai “abu”.

Setelah proses ekstraksi, jus tebu ini dibersihkan dengan menggunakan semacam kapur (slaked lime) yang akan mengendapkan sebanyak mungkin kotoran , kemudian kotoran ini dapat dikirim kembali ke lahan. Proses ini dinamakan liming.

Jus hasil ekstraksi dipanaskan sebelum dilakukan liming untuk mengoptimalkan proses penjernihan. Kapur berupa kalsium hidroksida atau Ca(OH)2 dicampurkan ke dalam jus dengan perbandingan yang diinginkan dan jus yang sudah diberi kapur ini kemudian dimasukkan ke dalam tangki pengendap gravitasi: sebuah tangki penjernih (clarifier). Jus mengalir melalui clarifier dengan kelajuan yang rendah sehingga padatan dapat mengendap dan jus yang keluar merupakan jus yang jernih.

Kotoran berupa lumpur dari clarifier masih mengandung sejumlah gula sehingga biasanya dilakukan penyaringan dalam penyaring vakum putar (rotasi) dimana jus residu diekstraksi dan lumpur tersebut dapat dibersihkan sebelum dikeluarkan, dan hasilnya berupa cairan yang manis. Jus dan cairan manis ini kemudian dikembalikan ke proses. Namun tidak berarti bahwa jus tebu tersebut sudah steril. Bahkan sudah bercampur dengan bahan-bahan kimia yang sifatnya beracun.

Setelah mengalami proses liming, proses evaporasi dilakukan untuk mengentalkan jus menjadi sirup dengan cara menguapkan air menggunakan uap panas (steam). Terkadang sirup dibersihkan lagi tetapi lebih sering langsung menuju ke tahap pembuatan kristal tanpa adanya pembersihan lagi.
Jus yang sudah jernih mungkin hanya mengandung 15% gula tetapi cairan (liquor) gula jenuh (yaitu cairan yang diperlukan dalam proses kristalisasi) memiliki kandungan gula hingga 80%. Evaporasi dalam ‘evaporator majemuk’ (multiple effect evaporator) yang dipanaskan dengan steam merupakan cara yang terbaik untuk bisa mendapatkan kondisi mendekati kejenuhan (saturasi).

 g1
Pada tahap akhir pengolahan, sirup ditempatkan ke dalam wadah yang sangat besar (vacuum pan) untuk dididihkan. Di dalam wadah ini air diuapkan sehingga kondisi untuk pertumbuhan kristal gula tercapai. Pembentukan kristal diawali dengan mencampurkan sejumlah kristal ke dalam sirup. Cara pembuatan gula ini banyak menggunakan kimia, yaitu kristalisernya. Waktu tebu di giling, air gula dimasukkan ke kolam. Lalu bagaimana air tebu ini jadi kristal. Kalau direbus, maka akan jadi gula merah, kalau dijemur tidak akan kering. Lalu bagaimana ? dimasukkanlah ke dalam kolam itu UREA, pupuk urea. Urea ini lah yang berbahaya jika masuk tubuh yg memicu inflamasi pada pankreas. –  Proses pengerjaannya adalah berkarung-karung urea akan dimasukkan ke dalam air tebu yang sudah dibersihkan agar mengkristal. Oleh karena itu, orang yang meminum gula sama dengan minum Urea. Urea ini bersifat mengeras sehingga pankreas kita pun akan mengeras dan tidak bisa bekerja sehingga gula darah menjadi tinggi. Sekali kristal terbentuk, kristal campur yang dihasilkan dan larutan induk (mother liquor) diputar di dalam alat sentrifugasi untuk memisahkan keduanya, bisa diumpamakan seperti pada proses mencuci dengan menggunakan pengering berputar. Kristal-kristal tersebut kemudian dikeringkan (drying)dengan udara panas sebelum disimpan.

Larutan induk hasil pemisahan dengan sentrifugasi masih mengandung sejumlah gula sehingga biasanya kristalisasi diulang beberapa kali. Sayangnya, materi-materi non gula yang ada di dalamnya dapat menghambat kristalisasi. Hal ini terutama terjadi karena keberadaan gula-gula lain seperti glukosa dan fruktosa yang merupakan hasil pecahan sukrosa. Olah karena itu, tahapan-tahapan berikutnya menjadi semakin sulit, sampai kemudian sampai pada suatu tahap di mana kristalisasi tidak mungkin lagi dilanjutkan.

Sebagai tambahan, karena gula dalam jus tidak dapat diekstrak semuanya, maka terbuatlah produk samping (byproduct) yang manis: molasses. Produk ini biasanya diolah lebih lanjut menjadi pakan ternak atau ke industri penyulingan untuk dibuat alkohol (etanol) . Belakangan ini molases dari tebu di olah menjadi bahan energi alternatif dengan meningkatkan kandungan etanol sampai 99,5%.

Tahap pertama pemurnian gula yang masih kasar adalah pelunakan dan pembersihan lapisan cairan induk yang melapisi permukaan kristal dengan proses yang dinamakan dengan “afinasi”. Gula kasar dicampur dengan sirup kental (konsentrat) hangat dengan kemurnian sedikit lebih tinggi dibandingkan lapisan sirup sehingga tidak akan melarutkan kristal, tetapi hanya sekeliling cairan (coklat). Campuran hasil (‘magma’) di-sentrifugasi untuk memisahkan kristal dari sirup sehingga kotoran dapat dipisahkan dari gula dan dihasilkan kristal yang siap untuk dilarutkan sebelum proses karbonatasi.

Cairan yang dihasilkan dari pelarutan kristal yang telah dicuci mengandung berbagai zat warna, partikel-partikel halus, gum dan resin dan substansi bukan gula lainnya. Bahan-bahan ini semua dikeluarkan dari proses.

g2

 Tahap pertama pengolahan cairan (liquor) gula berikutnya bertujuan untuk membersihkan cairan dari berbagai padatan yang menyebabkan cairan gula keruh. Pada tahap ini beberapa komponen warna juga akan ikut hilang.

Salah satu dari dua teknik pengolahan umum dinamakan dengan karbonatasi. Karbonatasi dapat diperoleh dengan menambahkan kapur/ lime [kalsium hidroksida, Ca(OH)2] ke dalam cairan dan mengalirkan gelembung gas karbondioksida ke dalam campuran tersebut.

Gas karbondioksida ini akan bereaksi dengan lime membentuk partikel-partikel kristal halus berupa kalsium karbonat yang menggabungkan berbagai padatan supaya mudah untuk dipisahkan. Supaya gabungan-gabungan padatan tersebut stabil, perlu dilakukan pengawasan yang ketat terhadap kondisi-kondisi reaksi.

Gumpalan-gumpalan yang terbentuk tersebut akan mengumpulkan sebanyak mungkin materi-materi non gula, sehingga dengan menyaring kapur keluar maka substansi-substansi non gula ini dapat juga ikut dikeluarkan. Setelah proses ini dilakukan, cairan gula siap untuk proses selanjutnya berupa penghilangan warna.

Selain karbonatasi, teknik yang lain berupa fosfatasi. Secara kimiawi teknik ini sama dengan karbonatasi tetapi yang terjadi adalah pembentukan fosfat dan bukan karbonat. Fosfatasi merupakan proses yang sedikit lebih kompleks, dan dapat dicapai dengan menambahkan asam fosfat ke cairan setelah liming seperti yang sudah dijelaskan di atas.

Ada dua metoda umum untuk menghilangkan warna dari sirup gula, keduanya mengandalkan pada teknik penyerapan melalui pemompaan cairan melalui kolom-kolom medium. Salah satunya dengan menggunakan karbon teraktivasi granular [granular activated carbon, GAC] yang mampu menghilangkan hampir seluruh zat warna. GAC merupakan cara modern setingkat “bone char”, sebuah granula karbon yang terbuat dari tulang-tulang hewan – bahkan ada juga pabrik yang memanfaatkan tulang babi.

Karbon pada saat ini terbuat dari pengolahan karbon mineral yang diolah secara khusus untuk menghasilkan granula yang tidak hanya sangat aktif tetapi juga sangat kuat. Karbon dibuat dalam sebuah oven panas dimana warna akan terbakar keluar dari karbon.

Cara yang lain adalah dengan menggunakan resin penukar ion yang menghilangkan lebih sedikit warna daripada GAC tetapi juga menghilangkan beberapa garam yang ada. Resin dibuat secara kimiawi yang meningkatkan jumlah cairan yang tidak diharapkan.

Cairan jernih dan hampir tak berwarna ini selanjutnya siap untuk dikristalisasi kecuali jika jumlahnya sangat sedikit dibandingkan dengan konsumsi energi optimum di dalam pemurnian. Oleh karenanya cairan tersebut diuapkan sebelum diolah di panci kristalisasi.

Gula kasar yang dihasilkan akan membentuk gunungan coklat lengket selama penyimpanan dan terlihat lebih menyerupai gula coklat lunak yang sering dijumpai di dapur-dapur rumah tangga. Gula ini sebenarnya sudah dapat digunakan, tetapi karena kotor dalam penyimpanan dan memiliki rasa yang berbeda maka gula ini biasanya tidak diinginkan orang. Oleh karena itu gula kasar biasanya dimurnikan lebih lanjut ketika sampai di negara pengguna.

Dari proses pembuatannya, kita bisa dapati ada begitu banyak zat-zat kimia, toksin-toksin yang sudah tercampur didalamnya dan bahkan yang lebih mengerikan lagi yang kita tidak ketahui.

Berikut kami sertakan setidaknya ada ratusan pengaruh gula bagi kesehatan yang juga tertulis di buku “Lick the Sugar Habit” karya DR Nancy Appleton Ph.D.
1. Gula dapat menekan kekebalan tubuh.
2. Gula mengganggu hubungan mineral dalam tubuh
3. Gula dapat menyebabkan gangguan pola laku pada anak anak.
4. Gula apabila di konsumsi selama masa hamil dan menyusui dapat mempengaruhi  kekuatan  otot  produksi  pada bayi keturunannya.
5. Gula dalam soda, bila dikonsumsi oleh anak-anak akan menyebabkan kurangnya konsumsi susu pada anak anak
6. Gula dapat meningkatkan respon glukosa dan insulin
7. Gula dapat meningkatkan spesies oksigen reaktif (ROS), yang dapat merusak sel-sel dan jaringan. 
8. Gula dapat menyebabkan hiperaktif, kecemasan, ketidakmampuan untuk berkonsentrasi dan mudah tersinggung pada anak. 
9. Gula dapat menghasilkan peningkatan yang signifikan dalam trigliserida. 
10. Gula mengurangi kemampuan tubuh untuk mempertahankan diri terhadap infeksi bakteri. 
11. Gula menyebabkan penurunan elastisitas jaringan dan fungsi pembuluh darah
12. Gula mengurangi high density lipoprotein (HDL). 
13. Gula dapat menyebabkan kekurangan krom – akan dibahas di seri selanjutnya. 
14. Gula dapat menyebabkan kanker ovarium. 
15. Gula dapat meningkatkan gelombang otak (alfa, delta dan theta). 
16. Gula menyebabkan kekurangan tembaga. 
17. Gula mengganggu penyerapan kalsium dan magnesium. 
18. Gula dapat membuat mata lebih rentan terhadap degenerasi makula terkait usia. 
19. Gula menaikkan tingkat neurotransmiter: dopamin, serotonin, dan norepinefrin. 
20. Gula dapat menyebabkan hipoglikemia.
21. Gula dapat mengakibatkan saluran pencernaan asam. 
22. Gula dapat menyebabkan peningkatan cepat kadar adrenalin pada anak. 
23. Gula sering malabsorbed pada pasien dengan penyakit usus fungsional.
gizi buruk
24. Gula dapat menyebabkan penuaan dini. 
25. Gula dapat menyebabkan kecanduan alkohol
26. Gula dapat menyebabkan kerusakan gigi.
27. Gula dapat menyebabkan obesitas.
28. Gula meningkatkan risiko penyakit Crohn dan kolitis ulserativa. 
29. Gula dapat menyebabkan ulkus lambung atau duodenum. 
30. Gula dapat menyebabkan radang sendi (Arthritis). 
31. Gula dapat menyebabkan gangguan belajar pada anak sekolah. 
32. Gula membantu pertumbuhan tidak terkendali Candida Albicans (infeksi jamur). 
33. Gula dapat menyebabkan batu empedu. 
34. Gula dapat menyebabkan penyakit jantung. 
35. Gula dapat menyebabkan radang usus buntu. 
36. Gula dapat menyebabkan wasir. 
37. Gula dapat menyebabkan varises. 
38. Gula dapat menyebabkan penyakit periodontal. 
39. Gula dapat menyebabkan osteoporosis. 
40. Gula memberikan kontribusi terhadap keasaman air liur
41. Gula dapat menyebabkan penurunan sensitivitas insulin.
42. Gula dapat menurunkan jumlah Vitamin E dalam darah.
43. Gula dapat mengurangi jumlah hormon pertumbuhan dalam tubuh.
44. Gula dapat meningkatkan kolesterol.
45. Gula meningkatkan produk lanjutan akhir glikasi (AGEs), yang terbentuk ketika gula mengikat non-enzimatis terhadap protein.
46. Gula dapat mengganggu penyerapan protein.
47. Gula menyebabkan alergi makanan.
48. Gula dapat menyebabkan diabetes.
49. Gula dapat menyebabkan toksemia selama kehamilan.
50. Gula dapat menyebabkan eksim pada anak-anak.
51. Gula dapat menyebabkan polio.
52. Gula dapat merusak struktur DNA.
53. Gula dapat mengubah struktur protein.
54. Gula dapat membuat kerut kulit dengan mengubah struktur kolagen.
55. Gula dapat menyebabkan katarak.
56. Gula dapat menyebabkan emphysema (penyakit paru-paru).
57. Gula dapat menyebabkan atherosclerosis (pengerasan pembuluh darah).
58. Gula dapat mempromosikan ketinggian low-density lipoprotein (LDL). 
59. Gula dapat merusak homeostasis fisiologis dari banyak sistem dalam tubuh.
60. Gula menurunkan kemampuan enzim untuk berfungsi.
61. Asupan gula dikaitkan dengan perkembangan penyakit Parkinson.
62. Gula dapat meningkatkan ukuran hati dengan membuat sel-sel hati membagi.
63. Gula dapat meningkatkan jumlah lemak hati.
64. Gula dapat meningkatkan ukuran ginjal dan menghasilkan perubahan patologis pada ginjal.
65. Gula dapat merusak pankreas.
66. Gula dapat meningkatkan retensi cairan tubuh.
67. Gula adalah nomor satu musuh gerakan usus.
68. Gula dapat menyebabkan miopia (rabun jauh).
69. Gula dapat membahayakan lapisan kapiler.
70. Gula dapat membuat tendon lebih rapuh.
71. Gula dapat menyebabkan sakit kepala, termasuk migrain.
72. Gula berperan dalam kanker pankreas pada wanita.
73. Gula dapat mempengaruhi nilai anak-anak di sekolah.
74. Gula dapat menyebabkan depresi.
75. Gula meningkatkan resiko kanker lambung.
76. Gula dapat menyebabkan dispepsia (gangguan pencernaan).
77. Gula dapat meningkatkan resiko berkembangnya gout.
78. Gula dapat meningkatkan kadar glukosa dalam darah jauh lebih tinggi dari karbohidrat kompleks dalam tes toleransi glukosa bisa.
79. Gula mengurangi kapasitas belajar.
80. Gula dapat menyebabkan protein darah – albumin dan lipoprotein – berfungsi kurang efektif, yang dapat mengurangi kemampuan tubuh untuk menangani lemak dan kolesterol.
81. Gula dapat berkontribusi pada penyakit Alzheimer.
82. Gula dapat menyebabkan kelengketan platelet, yang menyebabkan bekuan darah – berpengaruh pada serangan jantung dan stroke.
83. Gula dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormon – beberapa hormon menjadi kurang aktif dan lain-lain menjadi terlalu aktif.
84. Gula dapat menyebabkan pembentukan batu ginjal.
85. Gula dapat menyebabkan radikal bebas dan stres oksidatif.
86. Gula dapat menyebabkan kanker saluran empedu.
87. Gula meningkatkan risiko remaja hamil menyampaikan-kecil untuk-kehamilan-usia (SGA) bayi.
88. Gula dapat menyebabkan penurunan besar dalam jarak kehamilan di kalangan remaja.
89. Gula memperlambat waktu perjalanan makanan melalui saluran pencernaan.
90. Gula meningkatkan konsentrasi asam empedu dalam tinja enzim dan bakteri dalam usus besar, yang dapat memodifikasi empedu untuk memproduksi senyawa penyebab kanker dan kanker usus besar.
91. Gula meningkatkan estradiol (bentuk yang paling ampuh alami estrogen) pada pria.
92. Gula menggabungkan dengan dan menghancurkan fosfatase, enzim pencernaan, yang membuat pencernaan lebih sulit.
93. Gula dapat menjadi faktor risiko untuk kanker kandung empedu.
94. Gula adalah zat adiktif.
95. Gula bisa memabukkan, mirip dengan alkohol.
96. Gula dapat memperburuk premenstrual syndrome (PMS).
97. Gula dapat menurunkan kestabilan emosi.
98. Gula mempromosikan asupan makanan yang berlebihan pada orang gemuk.
99. Gula dapat memperburuk gejala anak dengan gangguan perhatian defisit (ADD).
100. Gula dapat memperlambat kemampuan kelenjar adrenal berfungsi.
101. Gula dapat menyebabkan tekanan darah tinggi
102. Gula bisa memotong oksigen ke otak bila diberikan kepada orang-orang infus. 
103. Gula merupakan faktor risiko untuk kanker paru-paru. 
104. Dalam ruang ICU: batasi gula menyelamatkan nyawa. 
105. Gula dapat menyebabkan kejang epilepsi. 
106. Gula dapat meningkatkan tekanan darah sistolik (tekanan saat jantung adalah kontraktor). 
107. Gula dapat menyebabkan kematian sel. 
108. Gula dapat meningkatkan jumlah makanan yang Anda makan. 
109. Gula dapat menyebabkan perilaku antisosial pada anak-anak nakal. 
110. Gula dapat menyebabkan kanker prostat. 
111. Gula dehidrasi bayi yang baru lahir. 
112. Gula dapat menyebabkan wanita melahirkan bayi dengan berat lahir rendah. 
113. Gula adalah terkait dengan hasil buruk skizofrenia. 
114. Gula dapat meningkatkan kadar homosistein dalam aliran darah. 
115. Gula meningkatkan resiko kanker payudara. 
116. Gula merupakan faktor risiko kanker usus kecil. 
117. Gula dapat menyebabkan kanker laring. 
118. Gula menyebabkan retensi garam dan air. 
119. Gula dapat menyebabkan kehilangan memori ringan. 
120. Air gula, bila diberikan kepada anak-anak segera setelah lahir, menyebabkan anak-anak lebih memilih air gula ke air biasa sepanjang masa.
121. Gula menyebabkan sembelit.
122. Gula dapat menyebabkan kerusakan otak pada perempuan pra-diabetes dan diabetes.
123. Gula dapat meningkatkan risiko kanker lambunh.
124. Gula dapat menyebabkan sindrom metabolik.
125. Gula meningkatkan cacat tabung saraf pada embrio bila dikonsumsi oleh wanita hamil.
126. Gula dapat menyebabkan asma.
127. Gula meningkatkan kemungkinan mendapatkan sindrom mangkuk mudah tersinggung.
128. Gula dapat mempengaruhi sistem hadiah pusat.
129. Gula dapat menyebabkan kanker rektum.
130. Gula dapat menyebabkan kanker endometrium.
131. Gula dapat menyebabkan tumbuhnya sel kanker diginjal.
132. Gula dapat menyebabkan tumor hati.
133. Gula dapat meningkatkan penanda peradangan dalam aliran darah orang yang kelebihan berat badan.
134. Gula berperan dalam penyebab dan kelanjutan jerawat.
135. Gula dapat merusak kehidupan seks baik pria dan wanita dengan mematikan gen yang mengontrol hormon seks.
136. Gula dapat menyebabkan kelelahan, kemurungan, kegelisahan, dan depresi.
137. Gula dapat membuat banyak nutrisi penting kurang tersedia untuk sel.
138. Gula dapat meningkatkan asam urat dalam darah.
139. Gula dapat menyebabkan konsentrasi C-peptida yang lebih tinggi.
140. Gula menyebabkan peradangan. 
141. Gula dapat menyebabkan diverticulitis, sebuah kantung menggembung kecil mendorong keluar dari dinding usus besar yang meradang.
142. Gula dapat menurunkan produksi testosteron.
143. Gula mengganggu memori spasial.
144. Gula memberi makan kanker

Beberapa kutipan dari tulisan Ellen G. White:
… tidak makan mentega atau gula, dan wajahnya lebih baik.
 – 14MR
… Gula yang dimakan secara tidak wajar, yang membawa kondisi penyakit pada keseluruhan sistem – Counsels on Health (1923)
Gula, ketika digunakan dengan banyak, lebih membahayakan dari pada daging.
 – 2T (1868-1871)
Sangat baik untuk meninggalkan gula … ini melukai organ-organ pencernaan
 – Testimony Studies on Diet and Foods (1926)
525Gula tidak baik bagi lambung. Itu menyebabkan terjadinya fermentasi, menutupi otak dan membawa sifat mudah mengeluh atau marah kepada watak.
527Gula menyumbat sistem. itu menghalangi pekerjaan mesin hidup tubuh.
 – Counsels on Diet and Food
Penggunaan gula yang bebas dalam bentuk apapun cenderung menyumbat sistem, dan tidak jarang menyebabkan penyakit.
 – Christian Temperance and Bible Hygiene (1890)
Seseorang bisa saja menelan racun, menganggap itu adalah makanan; tapi ketulusannya tidak akan menyelamatkannya dari efek-efek dosis.
 – Review and Herald, March 8, 1881

Aku menasihatkanmu, saudara-saudara, oleh rahmat Tuhan, biarlah engkau mempersembahkan tubuhmu sebuah persembahan yang hidup, kudus, yang diterima oleh Tuhan, yang adalah pelayananmu yang sejati.
– Roma 12:1 (Terjemahan Bebas KJV)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *