Pengaruh Hukum Kesehatan atas Kesanggupan Membedakan dan Memutuskan

1400839_30113522_b

[AkhirZaman.org] Apa saja yang mengurangi kekuatan fisik itu juga melemahkan pikiran dan menurunkan kesanggupannya untuk membedakan yang benar dari yang salah. Kita menjadi kurang sanggup memilih yang baik, dan kekuatan kemauan menurun untuk melakukan apa yang kita tahu benar.

Mereka, yang telah menerima terang tentang kesederhanaan makanan dan pakaian, yang masih menyimpang dari terang yang menunjukkan tugas mereka, akan menghindari tugas dalam hal hal lain. Dengan menolak salib yang harus mereka pikul agar selaras dengan hukum alam, mereka menumpulkan hati nurani. Mereka akan melanggar Sepuluh Hukum untuk menghindari celaan. Yang lain tidak mau memikul salib lalu menghina beban yang memalukan itu.

Mereka yang mendatangkan penyakit ke atas dirinya sendiri, dan merasa puas dengan itu, tentu memiliki tubuh dan pikiran yang tidak sehat. Mereka tidak dapat menimbang bukti bukti kebenaran atau memahami tuntutan Allah. Juruselamat kita tidak akan mengulurkan tangan Nya cukup rendah untuk mengangkat orang seperti itu dari keadaan yang merosot sementara mereka tetap berusaha menenggelamkan diri lebih dalam.

Semua orang dituntut untuk melakukan apa yang mereka dapat lakukan dalam memelihara kesehatan tubuh dan kecerdasan otak. Allah menuntut mereka supaya membersihkan diri dari segala kekotoran tubuh dan pikiran, menyempurnakan kesucian dalam takut akan Tuhan. Setelah manusia melakukan segalanya dengan kuasa untuk memulihkan kesehatan, yaitu menyangkal selera dan nafsu kotor agar memiliki pikiran sehat dan angan angan hati yang disucikan serta mempersembahkan kepada Allah satu persembahan dalam kebenaran, maka dia diselamatkan oleh satu mukjizat kemurahan Allah dengan kuasa-Nya yang ajaib.

Penyalahgunaan perut untuk pemuasan selera adalah sumber utama kesusahan yang menimpa jemaat. Mereka yang makan dan bekerja secara tidak bertarak tanpa pertimbangan, biasanya bicara dan bertindak tanpa pertimbangan pula. Orang yang tak bertarak tidak dapat menjadi orang yang sabar.

Dosa karena makan tak bertarak, makan terlalu sering, terlalu banyak, makan makanan mewah yang tidak sehat, semuanya merusak fungsi alat pencernaan, mengganggu pikiran, merusak pertimbangan, dan mengganjal pemikiran sehat yang menggunakan pertimbangan dan tindakan yang tenang. Inilah sumber kesusahan yang menimpa jemaat. Karena itu, agar umat Allah berada dalam keadaan yang sama seperti Dia, dapat memuliakan Dia dengan tubuh dan jiwa yang sebenarnya adalah milik Nya, mereka harus dengan senang hati dan rajin menyangkal pemuasan selera dan bertarak dalam segala hal. Barulah mereka dapat memahami kebenaran dalam keindahan dan kejelasannya. Mereka membawanya dalam kehidupannya. Dengan tujuan yang lurus, bijaksana, dan masuk akal, mereka tidak memberi kesempatan bagi musuh kebenaran untuk mencela kebenaran itu sendiri.

Kalau kuasa moral dan intelek sudah dikelabui, mereka tidak dapat menghargai nilai pendamaian atau sifat pekerjaan Allah yang diagungkan itu dan tidak senang pula mempelajari firman Nya. Bagaimanakah seorang yang mengalami gangguan saraf siap memberi jawaban kepada setiap orang yang bertanya tentang dasar dasar iman yang ada padanya dengan sabar dan rasa takut? Dengan imajinasinya yang sudah kabur, dapatkah ia dituntun untuk memandang segala perkara di bawah terang yang sama sekali salah? Untuk memandang segala perkara dari sudut ukuran agama yang tinggi, kita harus menjadi reformator yang saksama supaya menjadi seperti Kristus.

Saya melihat bahwa Bapa kita yang di surga telah memberikan berkat besar kepada kita, yaitu terang reformasi kesehatan, supaya kita dapat menuruti tuntutan Nya kepada kita dan memuliakan Dia dalam jiwa raga kita yang adalah milik Nya hingga pada akhirnya kita dapat berdiri tanpa cacat cela di hadapan takhta Allah. Iman kita menuntut agar kita meninggikan standar dan melangkah maju. Sementara banyak orang mempertanyakan arah yang dituju reformator kesehatan lainnya, selaku orang yang berakal sehat, mereka sendiri harus melakukan sesuatu. Banyak orang sudah menderita penyakit. Namun, mereka tetap menuruti jalan yang salah dan anak anak mereka menyusul. Mereka jatuh sakit dan tidak menyadari bahwa kebiasaan mereka yang salah mendatangkan penderitaan besar.

Kebiasaan kebiasaan fisik menunjang peranan penting bagi kemajuan setiap orang. Lebih teliti engkau dalam hal makanan, lebih sederhana, dan tanpa bahan perangsang, maka lebih mantap pertahanan tubuh dalam kegiatan yang seimbang dan lebih jelaslah konsep tentang tugasmu. Setiap kebiasaan dan praktik hidup haruslah diteliti dengan seksama, agar kelemahan tubuh jangan menudungi segala sesuatu.

Kesehatan kita ditunjang oleh apa yang kita makan. Jikalau selera kita tidak dikuasai oleh pikiran yang disesuaikan, jikalau kita tidak bertarak dalam hal makan dan minum, kita tidak memperoleh kesehatan tubuh dan mental untuk mempelajari firman Tuhan. Kebiasaan yang tidak sehat akan menghasilkan kondisi yang tidak sehat dalam organ tubuh. Lalu perutnya yang halus selaku mesin hidup akan terluka dan akhirnya tidak sanggup melakukan tugasnya dengan baik. Cara makan dan minum dekat dengan gerbang dosa dan pencobaan.

Apabila Juruselamat manusia dengan kekuatan Ilahi Nya merasa perlu berdoa, betapa lebih besar manusia lemah dan berdosa seharusnya merasa kebutuhannya dalam doa yang sungguh-sungguh dan senantiasa. Waktu Kristus diserang pencobaan yang luar biasa, Dia tidak makan. Dia menyerahkan diri pada Allah. Melalui doa yang sungguh sungguh dan kepasrahan sempurna kepada Bapa Nya, Dia keluar sebagai pemenang. Mereka yang mengaku memegang kebenaran masa kini, di atas semua golongan yang mengaku Kristen, haruslah meniru Teladan Agung dalam doa. “Seorang murid haruslah menjadi serupa dengan Gurunya.”

Yesus dengan sungguh sungguh mencari kekuatan dari Bapa Nya. Anak Allah menganggap ini lebih berharga bagi Nya daripada duduk di meja makan yang penuh makanan mewah. Dia telah membuktikan pada kita bahwa doa sangat penting menerima kekuatan melawan kuasa kegelapan dan melakukan tugas yang dipercayakan pada kita. Kekuatan kita sendiri adalah kelemahan, tetapi yang diberikan Allah pada kita adalah kuasa, sehingga setiap orang yang memperolehnya lebih besar daripada seorang pemenang.

-Buku Petunjuk Diet dan Makanan Anda

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *