Mi Instan: Baik atau Buruk?

318123_5628_b

   [AkhirZaman.org] Salah satu dari pola hidup sehat ialah bijaksana dalam memilih makanan untuk kebutuhan tubuh setiap hari. Sekarang, lihatlah sejenak apa kandungan dari mi instan tersebut dan bagaimana dampaknya terhadap kesehatan tubuh.

    Mi instan ada yang berkuah dan tanpa kuah/digoreng. Berkuah kandungannya adalah mi kering, bumbu penyedap, dan minyak. Yang tidak berkuah atau digoreng kandungannya, selain ketiga bahan di atas, juga biasanya disertai kecap dan saus.

    Mi kering dibuat dari tepung terigu atau tepung tapioka, air alkali, dan garam, tetapi agar bagus bentuk dan warnanya sering juga ditambahkan zat pengentak dan pewarna. Perlu diketahui pula bahwa karbohidrat mi instan berbeda dengan karbohidrat nasi. Karbohidrat nasi merupakan karbohidrat kompleks yang memberi rasa kenyang lebih lama, sedangkan karbohidrat mi instan lebih sederhana mudah diserap oleh usus sehingga jika dikonsumsi akan lebih cepat rasa lapar kembali. Juga mi instan mengandung garam, sebagaimana umum telah mengetahuinya garam yang melebihi kebutuhan tubuh berpotensi menimbulkan tekanan darah tinggi.

    Bumbu penyedapnya mengandung MSG (monosodium glutamat). MSG banyak digunakan pada bahan makanan lainnya, seperti saus, sosis, sirup, minyak, bumbu-bumbu kemasan, minuman kaleng, kecap, dan lain-lain. Perlu diketahui bahwa MSG bila terkena panas dengan temperatur di atas 120 derajat Celsius akan berpotensi karsinogenik (menimbulkan kanker); maka bila menginginkan mi instan, bumbu penyedapnya jangan dimasukkan langsung di dalam airnya yang sedang mendidih atau apinya sedang menyala!

    Minyak, kecap,dan saus mengandung zat pengawet jenis metil parahidroksibenzoat. Zat ini sebenarnya cukup aman selama dalam ambang batas, sebab oleh tubuh akan dihidrolisis dan dibuang sehingga tidak terakumulasi dalam tubuh. Tetapi perlu untuk diketahui bahwa pada penelitian terakhir dalam Journal of Applied Toxicology edisi Mei 2008 ternyata zat tersebut tidak selalu dapat dipecah dan dikeluarkan oleh tubuh, sehingga zat ini pun tidak mustahil berpotensi menimbulkan kanker mamae dan infertilitas pada laki-laki.

    Berdasarkan penjelasan tersebut kita dapat lebih bijak memilih makanan apa yang akan kita makan. Ingatlah kata-kata singkat sepert: “Kesehatan itu tidak datang sendirinya tetapi sesungguhnya kita cari atau kita upayakan,” “Bila Anda ingin sehat di masa tua, itu tidak datang sendiri tetapi ditentukan pada pola hidup Anda di masa muda,” dan “Lebih baik mencegah daripada mengobati.” Tepatlah sebutan yang mengatakan: “You are what you eat.”

Sumber:
dr. V.E.P. Manullang (Majalah Rumah Tangga dan Kesehatan)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *