MAKAN DI ANTARA JAM MAKAN

1337655_48774922_b

[AkhirZaman.org] Perut harus mendapat perhatian yang penuh. Janganlah perut itu senantiasa bekerja. Berikanlah alat yang sering disalahgunakan ini suatu kedamaian, ketenangan, dan istirahat. Setelah perut itu bekerja melaksanakan tugasnya mencerna makanan, janganlah segera memberikan pekerjaan baru padanya sebelum dia sempat istirahat dan sebelum ia mempunyai cukup getah lambung yang disediakan untuk mencerna makanan lebih banyak. Harus ada jarak waktu makan paling sedikit lima jam, dan ingatlah selalu kalau engkau mau mencobanya, dua kali makan sehari lebih baik daripada tiga kali.

Setelah selesai makan, perut harus diizinkan istirahat selama lima jam. Janganlah sepotong makanan pun dimasukkan ke dalamnya sampai jam makan berikutnya. Selama periode di antara makan, perut melaksanakan tugasnya, terutama dalam kondisi setelah mendapat makanan yang lebih banyak.

Dalam hal apa pun, janganlah ada ketidakteraturan dalam jadwal makan. Kalau makan siang dilakukan satu dua jam sebelum waktunya, perut itu tidak siap menghadapi beban baru, karena dia belum membuang makanan yang sebelumnya dan belum mempunyai tenaga inti untuk tugas baru. Dengan demikian alat pencernaan itu diberatkan. Jangan pula waktu makan ditunda satu dua jam untuk menyesuaikan dengan keadaan, atau untuk menyelesaikan sebagian pekerjaan. Perut meminta makanan pada waktu yang biasa ia menerimanya. Kalau waktu itu ditunda, tenaga intinya akan berkurang akhirnya Mencapai titik rendah sehingga selera itu hilang sama sekali. Kalau pada saat itu makanan dimasukkan, maka perut itu tidak siap menerimanya. Makanan itu tidak dapat diolah menjadi darah yang baik.

Kalau semua orang makan pada waktunya, dan tidak mencicipi makanan apa pun di antara jam makan, maka mereka akan siap pada jam makan dan akan memakan makanan itu dengan gembira. Usaha mereka itu tidak sia sia.

Keteraturan dalam hal makan adalah satu hal yang penting. Haruslah ditetapkan waktu tertentu untuk makan pagi, siang, dan malam. Pada saat ini biarlah setiap orang memakan apa yang diperlukan tubuh dan jangan lagi memakan apa pun sebelum jam makan yang berikutnya. Banyak orang yang makan pada saat tubuhnya belum memerlukan makanan di antara jam makan, karena mereka tidak mempunyai cukup kekuatan untuk menolak keinginan. Pada saat mengadakan perjalanan, seorang mungkin tetap mengunyah sesuatu yang bisa dijangkau. Ini sangat berbahaya. Sekiranya pelancong dengan teratur memakan makanan sederhana dan bergizi, mereka tidak merasa sangat letih atau menderita penyakit.

Keteraturan dalam hal makan haruslah ditanggapi dengan serius. Janganlah memakan apa apa di antara jam makan, baik jajan berbentuk apa pun seperti kacang, buah buahan atau makanan apa saja. Kebiasaan makan tidak teratur akan merusak keserasian cara bekerja alat pencernaan sehingga menurunkan tingkat kesehatan dan kegembiraan. Apabila anak anak duduk di meja makan, mereka tidak dapat menikmati makanan sehat. Selera mereka menginginkan sesuatu yang merusak kesehatan mereka.

Di dalam keluarga seharusnya ditetapkan waktu tertentu untuk setiap kali makan, dan makanan itu seharusnya disediakan dalam bentuk sederhana, bebas dari lemak. Berusahalah menyediakan yang bergizi, menyehatkan, dan menarik selera. Dalam keluarga masih diadakan persediaan khusus untuk tamu. Banyak jenis makanan yang disediakan yang seringkali dibuat terlalu mewah, sehingga mereka yang duduk mengelilingi meja makan tergoda untuk makan lebih banyak. Kemudian, setelah tamu tamu pergi, maka timbullah reaksi yang berbeda, tidak ada lagi persiapan hebat untuk meja makan. Makanan itu sedikit dan kurang bergizi. Mereka berpikir, tidak apa apalah karena “hanya untuk kita”. Makanan itu sering dimakan, dan jam makan pun tidak dihiraukan lagi. Setiap anggota keluarga terancam sakit karena kebiasaan yang demikian. Adalah dosa bagi kaum wanita kalau menyediakan makanan luar biasa bagi tamu, tetapi bagi keluarga hanya sedikit saja sehingga tidak dapat menyehatkan tubuh.

Banyak yang meninggalkan terang dan pengetahuan, kemudian mengorbankan prinsip demi selera. Mereka makan sewaktu tubuh tidak memerlukan makanan dan di antara jam makan secara tidak teratur, karena mereka tidak mempunyai kekuatan moral untuk menolak keinginan hati. Sebagai akibatnya, maka memberontaklah perut yang sudah disalahgunakan itu, lalu datanglah penderitaan. Keteraturan dalam hal makan sangat penting bagi kesehatan tubuh dan ketenangan pikiran. Janganlah membiarkan secuilpun makanan melewati bibirmu di antara jam makan yang sudah ditentukan. Makanlah apa yang harus engkau makan, tetapi satu kali makan. Kemudian, tunggulah sampai jam makan berikutnya.

Umumnya anak anak tidak diajar tentang kapan, bagaimana, dan apa yang harus dimakan. Mereka diizinkan untuk meman¬jakan selera mereka dengan bebas. Mereka makan kapan saja, bebas mengambil buah buahan kalau mata mereka tergoda. Se¬muanya ini–– termasuk kue, roti dan keju, permen yang hampir terus menerus dikunyah––membuat mereka rakus dan sakit kejang perut. Alat pencerna, seperti mesin giling yang terus menerus berputar, bergerak lambat, dan tenaga inti dikuras dari otak untuk menolong perut melakukan kerja lemburnya, dan dengan demikian kuasa mental jadi lemah. Rangsangan yang non alamiah ditambah dengan pengurasan tenaga inti, menjadikan mereka gemetar, tidak sabar menahan, keras kepala, dan mudah tersinggung.

Banyak orang tua memanjakan anak anak dalam hal makan dan minurn kapan saja mereka suka. Mereka menghindari tugas untuk mendidik anak anak tentang kebiasaan penyangkalan diri dan bagaimana cara yang baik menggunakan berkat berkat Allah. Selera dan pemanjaan diri akan bertumbuh bersamaan dengan pertumbuhan anak anak, dan akan menjadi kuat sementara mereka bertambah besar dan kuat, kecuali itu dicegah secara positif.

Bagi penduduk dunia ini, kebiasaan makan tiga kali sehari adalah kebiasaan umum, selain makan tidak teratur di antara jam makan. Makan malarn biasanya adalah yang paling disukai dan dilakukan dekat sebelum istirahat tidur. Ini memutar balik aturan alam. Makan besar seharusnya jangan dilakukan pada malarn hari. Sekiranya orang orang ini mengubah kebiasaan mereka lalu makan dua kali sehari dan tidak makan di antara jam makan, apakah itu kacang, buah apel atau buah apa pun, maka hasilnya akan dapat dilihat dalam bentuk selera yang baik dan kesehatan yang ditingkatkan mutunya.

Pada waktu mengadakan perjalanan, sebagian orang hampir senantiasa mengunyah, kalau ada makanan yang dapat dijangkau. Ini adalah praktik yang paling berbahaya. Binatang yang tidak mempunyai pertimbangan sehat, yang tidak mengenal beban mental, dapat melakukannya tanpa bahaya, tetapi binatang bukanlah patokan untuk makhluk yang bisa berpikir yang mempunyai kuasa mental yang harus digunakan untuk Allah dan sesama manusia.

    Banyak orang yang makan sepanjang hari tanpa menghiraukan hukum kesehatan. Kemudian kabut menutupi pikiran. Bagaimanakah manusia dapat dihormati dengan sinar Ilahi semen¬tara tidak mempedulikan kebiasaannya? Bagairnanakah mereka dapat mengenal terang Allah yang telah diberikan dalam hal ini? Saudara, bukankah sekarang waktunya untuk engkau bertobat dalam hal pemanjaan diri?

Tiga kali makan sehari tanpa makanan ekstra, walaupun itu sebuah apel, seharusnyalah itu menjadi batas maksimum peman¬jaan diri. Mereka yang melangkah lebih jauh melanggar hukum alam dan akan menderita akibatnya.

-Buku Petunjuk Diet dan Makanan Anda

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *