MENYEHATKAN GENERASI BARU (1)

Nasihat Berdasarkan Petunjuk Ilahi

[AkhirZaman.org] Pertanyaan bapa dan ibu seharusnya begini: “Apakah yang harus kami lakukan bagi anak yang akan dilahirkan bagi kami?” Kami telah memaparkan kepada para pembaca apa yang dikatakan Allah tentang kewajiban seorang ibu sebelum memberikan kelahiran kepada anak anaknya. Tetapi ini belumlah cukup. Malaikat Gibrail diutus dari istana surga untuk memberikan petunjuk bagaimana memelihara anak setelah dilahirkan agar orang tua me¬mahami tugasnya sepenuhnya.

Menjelang kedatangan Kristus yang pertama, Malaikat Gibrail datang kepada Zakharia dengan satu pekabaran yang sama yang pernah diberikan kepada Manoah. Imam tua itu mendapat kabar bahwa istrinya akan melahirkan seorang anak laki laki, namanya pun ditentukan, yaitu Yohanes. Malaikat itu berkata: “Engkau akan bersukacita dan bergembira, bahkan banyak orang akan bersuka¬cita akan kelahirannya itu. Sebab ia akan menjadi besar di hadapan Tuhan, dan ia tidak akan minum anggur dan minuman keras dan ia akan penuh dengan Roh Kudus mulai dari rahim ibunya.” Anak perjanjian ini akan dibesarkan dengan kebiasaan pertarakan ketat. Satu pekerjaan pembaharuan yang penting dipercayakan padanya, yaitu merintis jalan bagi Kristus.

Ketidak-bertarakan dalam pelbagai bentuk terdapat pada bangsa itu. Pemanjaan diri dengan anggur dan makanan mewah menurunkan kekuatan fisik, dan merendahkan derajat moral begitu rupa sehingga pemberontakanpun tidak lagi dianggap jahat. Suara Yohanes berkumandang di padang belantara sebagai tempelakan kepada bangsa yang memanjakan kejahatan. Kebiasaan hidupnya yang sederhana itu merupakan satu tempelakan bagi perbuatan keterlaluan pada zamannya.

PERMULAAN REFORMASI YANG BENAR

Usaha para pekerja pertarakan tidak cukup jauh menjangkau untuk mengenyahkan kutuk ketidak-bertarakan di negeri kita. Sekali kebiasaan dibentuk, kebiasaan itu sukar diubah. Reformasi harus dimulai oleh ibu sebelum melahirkan anak anaknya. Jikalau kita dengan setia menuruti petunjuk Allah, maka tidak akan ada ketidakbertarakan.

Setiap ibu harus berusaha terus untuk menyesuaikan kebiasaannya dengan kehendak Allah, agar dia dapat bekerjasama dengan Allah untuk memelihara anak anaknya dari serangan kejahatan yang merusak hidup dan kesehatan pada. zaman ini. Biarlah semua ibu menempatkan dirinya tanpa bertangguh dalam hubungan yang benar dengan Pencipta agar mereka menjadi pembantu kemu-rahan Nya yang melindungi anak anak bagaikan benteng terhadap ketidakbertarakan dan kekacauan. Sekiranya ibu ibu mau menuruti langkah seperti itu, mereka akan dapat melihat anak anak mereka mencapai moral standar yang tinggi dan kecakapan seperti anak muda. Daniel. Mereka akan menjadi berkat bagi masyarakat dan kemuliaan bagi Penciptanya.

UNTUK SANG BAYI

Makanan bayi yang terbaik ialah makanan yang disediakan alam. Janganlah memandang enteng masalah ini. Seorang ibu tidak sampai hati membebaskan dirinya dari kewajiban menyusui dan merawat bayinya demi kesenangan atau acara sosial.

lbu yang membiarkan anak bayinya dirawat oleh orang lain haruslah mempertimbangkan akibatnya. Sedikit banyaknya penga¬ruh itu akan membagikan perangai dan tabiatnya kepada bayi yang dirawatnya.

Untuk mengikuti mode, alam telah disalahgunakan, bukan lagi tempat bertanya. Kadang kadang ibu bergantung kepada pembantu, dia tidak lagi menyusuinya, tetapi mengandalkan susu botol. Satu kewajiban yang memuaskan dan yang paling halus telah dikorbankan kepada kebodohan mode yang bersifat membunuh. Dalam menyusui bayinya, hidupnya berbaur dengan hidup bayi itu, pe-rasaannya yang paling kudus dibangunkan dalam hatinya, dan dia melakukan satu tugas mulia kepada keturunannya.

Banyak ibu yang mengorbankan tugas keibuannya dalam merawat anak anaknya hanya karena terlalu banyak kesusahannya kalau terikat dengan anak anaknya yang adalah buah kandungannya. Ruang dansa dan tontonan kepelisiran telah mempengaruhi si ibu sehingga perasaan jiwanyapun jadi lumpuh. Hal hal seperti ini lebih menarik kepada si ibu daripada. tugas keibuan terhadap anak anak. Mungkin dia menyerahkan anak anaknya kepada pem¬bantu untuk melakukan tugas itu bagi mereka, yang seharusnya tugas itu menjadi milik pusakanya sendiri. Kebiasaannya yang salah ini telah menjadikan tugas tugas itu tidak cocok lagi baginya, se¬dangkan tugas itu harus dilakukan dengan perasaan gembira. Dia takut kalau tugas pemeliharaan anaknya akan mengganggu ke-hidupan modern. Seorang asing melakukan tugas sang ibu dan menyusui bayi itu kelangsungan hidup.

Bukan hanya ini, dia juga membagikan perangai dan tabiatnya kepada anak asuhannya. Hidup anak itu terikat kepadanya. Jikalau pembantu itu corak wanita kasar, bernafsu dan tidak beres pemikiran; jikalau dia tidak berhati hati dalam hal moral, maka anak asuhan akan menjadi sama atau mirip dengan corak itu, dan ini sangat mungkin. Begitu juga kualitas darah yang mengalir dalam urat nadi bibi pengasuh, akan mengalir dalam tubuh anak itu. Para ibu yang menyerahkan anak dari ribaannya dan menolak tugas keibuan, tak layak menyandang nama atau gelar ibu. Mungkin mereka merasa anak anak itu jadi beban yang tak dapat dipertahankan. Mungkin juga mereka mengabdikan diri kepada dunia mode. Mereka memerosotkan naluri agung dan sifat suci seorang wanita. Mereka memilih jadi kupu kupu kesenangan dunia mode, yaitu orang yang meremehkan tanggungjawab kepada turunan demi kebrutalan yang bodoh. Banyak ibu menggantikan buah dada de¬ngan botol. Ini boleh dilakukan kalau memang air susu tidak mencukupi untuk kebutuhan anaknya. Tetapi, sembilan di antara sepuluh kasus kebiasaan yang salah dalam hal berpakaian dan hal makan sejak masa muda telah menyebabkan mereka tidak sanggup melakukan tugas alamiah yang diperuntukkan bagi mereka….

lbu ibu yang sebenarnya dapat menyusui anaknya tetapi menggantikannya dengan susu botol adalah ibu yang berbisnis dingin tanpa hati nurani sebagaimana tampak kepada saya. Dalam kasus itu, susu haruslah berasal dari sapi yang sehat, botol bersih dan susu itu cukup manis. Biasanya masalah ini diabaikan sebagai akibatnya, bayi itu menderita. Perut bayi dan ususnya boleh jadi terganggu. Kemudian bayi yang malang itu jatuh sakit sekalipun dia sehat waktu dilahirkan.

Masa ketika bayi menerima perawatan sang ibu adalah masa kritis. Banyak ibu yang dibiarkan kerja lembur dan memanaskan darahnya sementara memasak, padahal tugas mereka adalah merawat bayi dan perawatan bayi banyak terganggu, air susu ibu dipanaskan, darah ibu diracuni dengan makanan yang tak menyehatkan, yang membakar seluruh tubuh, dengan demikian mempengaruhi darah sang bayi. Bayi itu juga terpengaruh oleh keadaan pikiran si ibu. Jikalau dia tidak berbahagia, mudah tersinggung, mudah marah, hal ini membuka jendela untuk luapan nafsu, maka makanan susu, yang didapat dari itu, akan dinyalakan, dan hal ini sering mengakibatkan kejang perut, rasa nyeri, dan dalam kasus tertentu akan mengakibatkan otot tersentak sentak.

Tabiat anak sedikit banyaknya dipengaruhi oleh cara perawatan sang ibu. Kalau begitu, betapa penting bagi seorang ibu memelihara ketenangan pikiran sementara menyusui bayinya, biarlah dia me¬nguasai semangatnya sepenuhnya. Dengan demikian, makanan bayi itu tidak rusak. Sikap ibu yang tenang, konsentrasi penuh sementara menyusui anaknya itu banyak mempengaruhi pembentukan tabiat sang bayi. Jikalau bayi itu gemetar dan mudah terbangun, maka sikap ibu yang berhati hati dan tidak terburu buru akan mem¬berikan pengaruh yang menenangkan, maka dengan itu kesehatan bayi sangat ditingkatkan.

Bayi diremehkan dengan perawatan yang tidak wajar. Apabila anak itu cerewet, maka dia diberi makan supaya diam. Sebenarnya, pada kebanyakan kasus penyebab utama kerewelannya itu ialah karena telah menerima terlalu banyak makanan. Ini berbahaya karena kebiasaan jelek si ibu. Semakin ditambah makanan, semakin susah bayi itu, karena perutnya terlalu penuh.

KETERATURAN JAM MAKAN

Pendidikan pertama yang harus didapatkan anak anak dari ibunya semasa kanak kanak ialah tentang kesehatan tubuh mereka. Mereka harus diberikan makanan sederhana yang berkualitas tinggi dan yang mempertahankan kondisi kesehatan. Makanan ini hanya dimakan pada jam makan yang sudah ditentukan, jangan lebih dari tiga kali sehari, malahan dua kali makan lebih baik daripada tiga. kali. Jikalau anak anak diatur dengan benar, mereka segera dapat mempelajari bahwa mereka tidak akan mendapat apa apa dengan menangis atau merengek. Ibu yang bijaksana akan mendidik anak-¬anaknya bukan hanya demi kesenangannya yang sekarang, tetapi kebaikan mereka di kernudian hari. Untuk mencapai maksud ini, dia akan mengajar anak anaknya satu pelajaran penting, yaitu penguasaan selera dan penyangkalan diri, supaya mereka makan, minum dan berpakaian hanya sehubungan dengan kesehatan.

Janganlah membiarkan anak anakmu memakan permen, buah buahan, kacang atau makanan apa saja di antara jam makan. Dua kali makan sehari lebih baik dari tiga. kali. Jikalau orang tua memberikan contoh dengan melanggar prinsip, anak anak akan segera mengikutinya. Ketidakteraturan dalam hal makan akan me¬rusak keserasian alat pencernaan. Bilarnana anak anak datang ke meja makan, mereka tidak menikmati makanan sehat. Selera me¬reka menginginkan sesuatu yang paling berbahaya bagi mereka. Seringkali anak anakmu menderita penyakit demarn yang menyerang secara mendadak karena kebiasaan makan tidak teratur. Orang tualah yang bertanggungjawab atas penyakit ini. Adalah kewajiban orang tua untuk mernperhatikan kebiasaan-kebiasaan yang dibentuk anak anak, apakah itu menunjang kesehatan sehingga mengurangi banyak kesusahan.

Anak anak juga terlalu sering diberi makan. Ini menimbulkan demam dan penderitaan dalam pelbagai bentuk. Janganlah memaksa perut itu bertugas terus; biarlah dia mempunyai waktu istirahat. Kalau tidak, anak anak akan rewel, gelisah dan mudah diserang penyakit.

PENDIDIKAN SELERA SECARA DINI

Pendidikan anak dalam hal kebiasaan makan dapat disalah tafsirkan. Anak kecil perlu mempelajari yang mereka makan untuk hidup, bukan hidup untuk makan. Latihan harus dimulai pada saat ibu menggendong bayi itu. Bayi itu harus diberi makan hanya pada pada waktu yang sudah ditentukan. Semakin besar, frekwensinya lebih sedikit. Janganlah memberikan padanya permen atau makanan orang dewasa. Dia tidak dapat mencernanya. Keteraturan dan ketelitian dalam memberikan makan bayi itu bukan hanya meningkatkan kesehatan dan memenangkan dia untuk berlaku manis, tetapi akan meletakkan dasar kebiasaan yang membawa berkat padanya di kemudian hari.

Sementara. anak itu beranjak dari masa kanak-kanak, masih diperlukan ketelitian untuk mendidik cita rasa dan seleranya. Sering mereka dibiarkan memilih makanan mereka dan memakannya kapan saja tanpa memperhatikan kesehatan. Sering digunakan uang untuk membeli makanan mewah yang tidak menyehatkan sehingga anak-anak dapat berpikir bahwa tujuan utama dalam hidup ialah pemuasan selera. Seringkali mereka dibiarkan memakan makanan pilihannya sendiri tanpa menghiraukan kesehatan. Jerih payah dan uang digunakan untu makanan mewah ini menimbulkan pemikiran pada otak orang muda bahwa tujuan utama di dalam hidup dan apa yang akan memberikan kebahagiaan yang paling besar adalah memanjakan selera. Akibat latihan seperti ini ialah kerakusan. Kemudian, timbullah penyakit yang biasanya diikuti dengan penggunaan obat-obat beracun.

Orang tua harus melatih selera anak-anak mereka. Janganlah pernah membiarkan anak-anak menggunakan makanan tidak menyehatkan. Tetapi usahakanlah mengatur makanan itu. Hati-hatilah, jangan kita bersalah dengan memaksa anak-anak memakan makanan yang tidak enak, atau memakan lebih dari yang diperlukan. Anak-anak mempunyai hak, mereka berhak memilih. Jikalau pilihan mereka masuk di akal, mereka harus dihormati. . . .

Ibu ibu yang memuaskan keinginan anak anaknya dengan mengorbankan kesehatan dan perangai yang gembira, mereka menabur benih kejahatan yang akan bertumbuh dan berbuah. Kebiasaan pemanjaan diri bertumbuh bersamaan dengan pertumbuhan si anak. Kesehatan mental dan fisik, keduanya dikorbankan. Ibu yang melakukan hal ini akan menuai dengan rasa pahit. Mereka menyaksikan anak anak mereka bertumbuh dengan pikiran dan tabiat yang tidak layak untuk meIakukan sesuatu yang agung dan berguna di masyarakat atau di rumah. Kekuasaan fisik, mental dan rohani menderita di bawah pengaruh makanan. yang tidak me¬nyehatkan. Naluri atau hati nurani dilemahkan, maka daya tangkap otak sudah timpang.

Sementara anak anak harus diajar menguasai selera dan makan berdasarkan aturan kesehatan, biarlah dijelaskan bahwa mereka menyangkal diri hanya dari yang membahayakan diri mereka. Mereka membuang yang menyakitkan untuk yang lebih baik. Biarlah meja makan itu diatur menarik dan mengundang selera. Biarlah itu diisi dengan makanan yang baik yang diberikan Allah dengan limpahnya. Biarlah waktu makan itu menyenangkan dan menggembirakan. Sementara kita menikmati pemberian Allah, biarlah kita mengucap syukur kepada si Pemberi itu.

Banyak orang tua memanjakan anak anak dalain hal makan dan minum seenaknya dan kapan saja. Ini dilakukan untuk menghindari tugas mendidik anak akan kebiasaan penyangkalan diri. Mereka tidak menuntun anak anak bagaimana caranya menggunakan ssemua berkat Allah dengan benar. Selera dan pemanjaan yang mementingkan diri akan bertumbuh bersamaan dengan pertumbuhan anak dan menjadi kuat bersamaan dengan kekuatan anak, kalau tidak dicegah. Bilamana anak anak ini memulai kehidupan dengan diri sendiri dan mengambil tempat di tengah tengah masyarakat, mereka tidak berkuasa melawan pencobaan. Kekotoran moral dan kejahatan besar merajalela di mana mana. Pencobaan memanjakan selera dan memuaskan keinginan tidak berkurang dengan pertambahan tahun. Umumnya orang muda diperintah oleh perasaan sehingga mereka menjadi hamba selera. Kita dapat melihat kejahatan akibat pendidikan yang timpang di dalam diri orang malas, orang rakus, perokok dan pemabuk.

PEMANJAAN DAN KEBEJATAN MORAL

Anak anak yang tidak teratur makan biasanya lemah, pucat, kerdil, gelisah, gampang marah dan mudah tersinggung. Segala sesuatu yang agung telah dikorbankan demi selera dan nafsu kebinatangan. Kehidupan anak anak dari umur lima sampai sepuluh tahun dan yang berumur lima belas tahun nampaknya ditandai dengan kebejatan moral. Mereka memiliki pengetahuan tentang hampir semua macarn kejahatan. Dalam hal ini orang tualah yang bersalah paling banyak. Kepada mereka akan ditimpakan dosa dosa anak anak mereka karena tingkah laku merekalah yang menuntun anak anak ke dalam dosa. Mereka menggoda anak-anak memanjakan selera dengan menyajikan makanan daging di atas meja makan, begitu juga makanan berbumbu rempah rempah berkadar tinggi yang cenderung membangkitkan nafsu kebinatangan. Dengan teladan hidup, mereka mengajar anak anak supaya tidak bertarak dalam hal, makan. Mereka memanjakan diri untuk makan kapan saja sepanjang hari, sehingga alat pencernaan senan¬tiasa dibebani. Kaum ibu hanya mempunyai sedikit waktu untuk mengajar anak anak. Waktu yang berharga itu digunakan untuk memasak pelbagai macam makanan yang tidak menyehatkan untuk disajikan di meja makan.

Banyak orang tua telah mengizinkan anak anak mereka menuju keruntuhan sementara mereka mencoba mengatur kehidupan yang penuh gaya. Jikalau datang tamu, mereka ingin agar mengelilingi meja makan yang penuh makanan mewah seperti menjamu tamu agung. Banyak uang dan waktu digunakan untuk maksud ini. Untuk menjaga gengsi, makanan mewah disediakan, yaitu yang sesuai dengan selera mereka. Orang yang mengaku Kristenpun me¬lakukan hal yang sama. Mereka mengundang sekelompok orang. Tujuan utama para undangan itu ialah menikmati makanan mewah. Orang Kristen harus mengadakan pernbaharuan dalam hal ini. Sewaktu mereka menjamu tamu tamu mereka dengan sopan, ja¬nganlah mereka menjadi hamba gengsi dan selera.

BELAJARLAH KESEDERHANAAN

Makanan harus begitu sederhana sehingga penyediaannya tidak akan menyita seluruh waktu si ibu. Memang benar bahwa meja makan harus diisi dengan makanan yang menyehatkan yang juga menarik selera. Janganlah engkau mengira bahwa apa saja yang diramu lalu disajikan sebagai makanan itu sudah cukup baik untuk anak-anak. Gunakanlah sedikit waktu saja untuk penyediaan makanan yang tidak menyehatkan, untuk memuaskan selera yang salah, dan lebih banyak waktu untuk mendidik dan melatih anak-anak. Biarlah tenaga yang engkau gunakan untuk merencanakan apa yang engkau akan makan dan minum, dan apa yang engkau hendak pakai, digunakan untuk memelihara jiwa mereka tetap bersih dan pakaian mereka tetap rapi.

Daging berbumbu kadar tinggi, ditambah dengan makanan cuci mulut yang mewah, semuanya menguras tenaga inti alat pencernaan anak-anak. Sekiranya mereka dibiasakan dengan makanan sederhana yang menyehatkan, maka selera mereka tidak akan menginginkan makanan ekstra yang non-alamiah dan yang bercampur baur. . . . Makanan daging bagi anak-anak bukanlah yang terbaik untuk memastikan sukses. . . . Adalah berbahaya bagi anak-anak untuk mendidik mereka supaya bergantung pada makanan daging. Lebih mudah menciptakan selera non-alamiah daripada membetulkan dan membaiki selera setelah menjadi sifat alamiah sekunder.

MEMBASMI SIFAT TIDAK BERTARAK

Walaupun kaum ibu menangisi sifat tidak bertarak yang terdapat di mana mana mereka tidak melihat dalam dalam apa yang menyebabkannya. Setiap hari mereka menyediakan pelbagai macam makanan Yang berbumbu kadar tinggi, yang menarik selera dan mendorong orang supaya makan terlalu banyak. Meja makan orang Amerika biasanya dilengkapi begitu rupa sehingga orang menjadi pemabuk. Selera adalah prinsip pengatur bagi kebanyakan orang. Barangsiapa yang memanjakan selera supaya makan terlalu sering, yaitu makanan yang tidak berkualitas menyehatkan, dia melemahkan kuasanya untuk menolak seruan selera dan nafsu dalam segi lain sebanding dengan sifat kebiasaan dia makan yang tidak benar. Kaum ibu perlu diyakinkan akan kewajiban mereka kepada Allah dan kepada dunia untuk mengisi masyarakat dengan anak anak yang sudah membangun tabiat baik. Laki laki dan perempuan bertindak dengan prinsip yang teguh akan dapat berdiri teguh pada zaman polusi dan kernerosotan moral ini….

Banyak wanita yang mengaku Kristen mengisi meja makannya setiap hari dengan bermacam macam jenis makanan yang mengganggu perut dan membakar mesin tubuh. Makanan daging adalah makanan utama yang terdapat di meja makan banyak keluarga, sampai darah mereka mengandung bibit kanker yang merusak. Tubuh mereka terbentuk dari apa yang mereka makan. Tetapi, apabila penderitaan dan penyakit menyerang mereka, mereka menganggap siksaan itu datang dari Tuhan.

Kami ulangi, sifat tidak bertarak dimulai di meja makan kita. Selera dimanjakan sampai pemanjaan itu menjadi sifat alamiah sekunder. Dengan menggunakan teh dan kopi, selera dibentuk untuk menginginkan tembakau, dan tembakau mendorong selera untuk minuman keras.

Biarlah orang tua mulai bergerak untuk membasmi sifat tidak bertarak di ruang keluarga. Dalam prinsip, biarlah mereka mengajar anak anak untuk mengikuti, sejak bayi, maka mereka dapat mengharapkan sukses.

Orang tua harus menjadikan tujuan utama untuk menjadi bijaksana dalam menangani anak anak dengan cara yang benar. Mereka dapat memperoleh pikiran yang sehat dalam tubuh yang sehat. Prinsip pertarakan harus dijalankan dalam semua aspek kehidupan keluarga. Penyangkalan diri haruslah diajarkan kepada anak anak, dan menekankannya kepada mereka sejak masa kanak-kanak.

Banyak orang tua mendidik cita rasa anak anaknya dan membentuk selera. Mereka memanjakan dengan makanan daging dan meminum teh dan kopi; yang sebagian ibu mendorong anak-anak menggunakannya. Ini menyediakan jalan bagi mereka untuk menginginkan bahan perangsang yang lebih keras, seperti tembakau. Penggunaan tembakau mendorong selera. untuk minuman keras. Kemudian penggunaan tembakau dan minuman keras me¬lemahkan kuasa saraf.

Jikalau cita rasa orang Kristen dibangkitkan mengenai pelajaran pertarakan dalam segala, hal, mereka dapat memulainya di meja makan dengan teladan menolong mereka yang lemah dalam pen¬gendalian diri, yang hampir lumpuh menolak keinginan selera. Jikalau kita menyadari bahwa kebiasaan yang kita bentuk dalam, kehidupan ini akan mempengaruhi keinginan kita yang abadi, bahwa tujuan kita sangat bergantung pada kebiasaan pertarakan kita, maka kita akan mengusahakan pertarakan yang ketat dalam hal makan dan minum.

Dengan contoh kehidupan dan usaha pribadi, kita menjadi sarana dalam penyelamatan banyak jiwa dari kemerosotan sifat tidak bertarak, kejahatan dan kematian. Para wanita dapat melakukan banyak hal demi keselamatan orang lain dengan mengisi meja makan mereka hanya dengan makanan bergizi yang menyehatkan. Boleh saja mereka menggunakan waktunya yang berharga dalam mendidik cita rasa dan selera anak anaknya, supaya membentuk kebiasaan bertarak dalam segala hal. Mereka dapat mendorong penyangkalan diri dan kedermawanan demi kebaikan orang lain.

Sekalipun Kristus telah memberikan contoh bagi kita di padang belantara pencobaan, yaitu dengan menyangkal selera, dan mematahkan kuasanya, namun masih banyak ibu Kristen yang me-nyediakan bagi anak anaknya menjadi orang rakus dan pemabuk. Ini dilakukan dengan contoh kehidupan dan ajaran yang diberikan kepada anak anak. Anak anak sering dimanjakan untuk memakan apa yang mereka pilih dan kapan memakannya tanpa memper¬hatikan kesehatan. Banyak anak anak yang terdidik menjadi rakus sejak bayi. Melalui pemanjaan selera, mereka menderita kejang perut pada usia yang relatif muda. Pemanjaan diri dan sifat tidak bertarak dalam hal makan tumbuh bersamaan dengan pertumbuhan mereka dan menjadi kuat bersamaan dengan pertambahan kekuatan. Tenaga mental dan fisik dikorbankan karena pemanjaan orang tua. Cita rasa sudah terbentuk bagi bahan makanan tertentu. Dari bahan ini mereka tidak menerima keuntungan, yang ada hanya kerusakan, tubuh dibebani dan seluruhnya lemah.

AJARKANLAH PENOLAKAN TERHADAP BAHAN PERANGSANG

Ajarlah anak anakmu supaya membenci bahan perangsang. Berapa banyak yang tanpa sadar memiliki selera bahan bahan perangsang seperti ini. Di Eropah, saya melihat perawat menaruh gelas anggur atau bir ke bibir anak kecil yang tidak berdosa. Dengan demikian mereka membentuk satu cita rasa untuk bahan perangsang. Sementara mereka bertumbuh dewasa, mereka belajar untuk bergantung sedikit demi sedikit pada benda ini, sampai mereka terkalahkan dan tak dapat ditolong lagi. Akhirnya mereka menjadi pemabuk.

Tetapi bukan hanya itu akibat selera yang diselewengkan dan dijadikan jerat. Makanan itu sering membangkitkan keinginan untuk minuman yang merangsang. Makanan mewah disajikan kepada anak anak, yaitu makanan berbumbu tinggi, sop lemak hewani, kue dan makanan cuci mulut. Makanan berbumbu kadar tinggi ini mengganggu perut, sehingga menimbulkan satu keinginan untuk bahan perangsang yang lebih keras. Selera bukan hanya digoda untuk makanan yang tidak sesuai yang dimakan anak anak dengan bebas waktu makan, tetapi mereka dibiarkan makan di antara jam makan. Pada saat mereka berusia empatbelas tahun, mereka menjadi penderita sakit kejang perut… Mungkin engkau pernah melihat gambar lambang seorang pemabuk. Kondisi yang sama dihasilkan oleh pengaruh rempah-rempah pedas yang menganggu. Dengan perut yang dalam keadaan demikian, ada keinginan akan sesuatu yang lebih pedas untuk memenuhi keinginan selera, sesuatu yang lebih pedas dan lebih pedas lagi. Kemudian engkau akan mendapati anakmu itu merokok di jalanan.

MAKANAN YANG BERBAHAYA KHUSUSNYA BAGI ANAK ANAK

Mustahil bagi mereka yang dikekang selera akan memperoleh kesempurnaan kekristenan. Perasaan moralitas anak anakmu tak dapat dibangunkan dengan mudah, kecuali engkau berhati hati memilih jenis makanan bagi mereka. Banyak ibu yang mengisi meja makan yang menjadi jerat bagi keluarga. Makanan daging, mentega, keju, makanan cuci mulut yang mewah, makanan berbumbu rempah rempah berkadar tinggi, dan sebagainya dengan bebas disantap oleh orang tua dan anak anak. Bahan makanan ini menghambat pencernaan, membangidtkan saraf dan melemahkan otak. Alat pembuat darah tak dapat mengolah bahan seperti itu menjadi darah yang baik. Lemak yang ada dalam makanan menyulitkan pencernaan. Pengaruh keju membahayakan. Roti yang terbuat dari tepung halus tidak merawat tubuh seperti tepung kasar. Makanan seperti itu tidak memelihara tubuh dalam kondisi puncak. Rempah rempah mengganggu lapisan halus dari lambung, tetapi akhirnya merusak kepekaan lapisan yang halus ini. Darah men¬didih, sifat kebinatangan dibangkitkan, sedangkan kuasa moral dan mental dilemahkan. Akhirnya orang itu menjadi hamba nafsu yang tak terkendalikan. Sang ibu harus mempelajari bagaimana caranya menyajikan makanan sederhana namun bergizi kepada anggota keluarganya.

MEMERANGI KECENDERUNGAN JAHAT

Maukah kaum ibu generasi sekarang merasakan kesucian tugas mereka. Janganlah mencoba bersaing dengan tetangga yang kaya dalam penampilan, tetapi usahakan supaya melebihi mereka dalam melakukan tugas pendidikan anak anak dengan setia demi hidup yang terbaik. Jikalau anak anak dan orang muda dididik dalam kebiasaan dan penyangkalan diri dan pengendalian diri, agar mereka diajarkan yang mereka makan untuk hidup, bukan hidup untuk makan. Maka lebih sedikit penyakit dan kemerosotan moral. Maka, gerakan pertarakan sedikit saja dilakukan yang berarti tidak banyak, jikalau prinsip yang benar tentang pertarakan ditanarnkan dalam diri orang muda yang menbentuk masyarakat. Barulah mereka mempunyai nilai moral dan kesalehan moral untuk menolak polusi pikiran di zaman akhir ini dengan pertolongan Yesus. … Mungkin orang tua sudah memindahkan kepada anak anak kecenderungan selera dan nafsu. Itu akan lebih menyulitkan pekerjaan pendidikan dan latihan bagi anak anak mereka supaya bertarak dengan ketat dan supaya mereka mempunyai kebiasaan murni yang menguntungkan. Jikalau selera yang menginginkan makanan yang tidak menyehatkan, bahan perangsang atau narkotik, telah dipindahkan kepada mereka sebagai warisan dari orang tua, betapa dahsyat tanggungjawab orang tua untuk memerangi kecenderungan jahat yang telah mereka. wariskan kepada anak anak mereka. Betapa sungguh sungguh dan rajin orang tua bekerja melakukan tugasnya, dalam iman dan pengharapan, bagi turunannya yang malang itu!

Orang tua harus mendahulukan tugas utama yaitu memahami hukum hidup dan hukum kesehatan, agar tidak ada yang dilakukan oleh mereka dalam penyediaan makanan, atau melalui kebiasaan lainnya, yang akan membangun kecenderungan yang salah dalam diri anak anak mereka. Betapa berhati hati seorang ibu mempelajari bagaimana caranya menyediakan meja makan dengan makanan yang paling sederhana dan menyehatkan. Alat pencer¬naan tidak lagi dilemahkan, kuasa saraf tidak lagi timpang, dan anak anak mereka tidak lagi melawan petunjuk yang mereka dapat. Semuanya itu bersumber dari makanan yang disajikan di hadapan mereka. Makanan ini melemahkan alat pencernaan atau menguatkannya dan itu memegang peranan penting dalam mengatur kesehatan fisik dan moral anak anak, yang adalah milik Allah yang sudah dibeli dengan darah. Betapa suci tugas yang dipercayakan kepada orang tua untuk menjaga pembentukan fisik dan moral anak anak, agar tata saraf seimbang dan jiwa tidak terancam bahaya! Mereka yang memanjakan selera anak anak mereka dan tidak mengendalikan nafsu mereka, akan melihat kesalahan. besar yang mereka telah lakukan, contohnya dalam hal kesukaan akan tembakau, hamba minuman keras. Saraf mereka sudah dilumpuhkan dan bibir mereka mengucapkan kepalsuan dan penghinaan atau hujat.

Oleh Ellen White

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *