Berapa Lama Lagi, ya Tuhan?

akhir zaman

[AkhirZaman.org] Beberapa waktu lalu saya melakukan perjalanan dari Spokane, Washington, ke New York dengan anak saya dan cucu  saya Marcus yang berusia tujuh tahun. Kami transit sebentar di Chicago.

Penerbangan dari Spokane ke Chicago tepat waktu. Bahkan, kami mendarat lebih awal. Ketika kami turun dari pesawat di terminal B, kami melihat sebuah monitor besar untuk menemukan gerbang untuk penerbangan berikutnya. Gerbangnya terletak di terminal C, dan pada layar monitor di samping nomor penerbangan terdapat dua kata kecil yang indah: “. Tepat Waktu”

Marcus menyukai berjalan kaki dari terminal B ke terminal C. Kami pergi menuruni eskalator, di bawah landasan pacu, dan berjalan di eskalator horizontal, terdapat karya seni neon di bagian atasnya serta suara lonceng di sekitar kami. Dia ingin melakukannya lagi, dan karena kami punya cukup waktu, kami membiarkan dia.

Ketika kami sampai di gerbang, kami melihat monitor lagi, hanya untuk menemukan bahwa kata-kata “Tepat waktu” di samping nomor penerbangan kami telah diganti dengan satu kata yang tidak begitu indah: “Dibatalkan”

Saya pergi  ke meja layanan pelanggan untuk mendapatkan bantuan tapi tidak menemukan seorang petugaspun disana, hanya meja yang kosong, tidak berhasil. Tidak khawatir, ada telepon di samping kios yang memberi nomor bagi mereka yang membutuhkan bantuan pribadi. Saya kemudian menelepon nomor tersebut dan mendapat pesan rekaman bahwa nomor itu sudah tidak lagi dalam pelayanan. Mengambil ponsel saya, saya menelepon maskapai ini dan mengetahui bahwa mereka telah memesankan kami penerbangan lain lima jam kemudian!

Tak perlu dikatakan, kami frustrasi karena kami memiliki rencana di New York malam itu yang sekarang menjadi berantakan. Kemudian kami mencari penerbangan lain yang dijadwalkan untuk berangkat dalam waktu dua setengah jam kemudian, dan maskapai itu memberitahu kami bahwa mereka dapat menempatkan kami pada daftar tunggu untuk penerbangan itu. Kami tidak memiliki banyak harapan untuk mendapatkan tempat di pesawat itu karena kami masih terdapat di urutan ke 17 pada daftar. Setelah menunggu beberapa saat, nama kami diturunkan ke nomor 20, dan kami siap untuk menyerah! Tapi sebelum mereka menutup pintu gerbang, mereka memanggil nama kami, dan kami berhasil naik pesawat.

Setelah 2.000 tahun

Sulit bagi kita manusia modern untuk menunggu. Kita tidak terbiasa. Kita memiliki mobil cepat, pesawat cepat, Internet cepat-bahkan makanan cepat saji. Dan ini membawa dilema untuk percaya Alkitab Kristen. Sudah hampir 2.000 tahun sejak Yesus menjanjikan murid-muridNya bahwa Dia akan datang kembali (Yohanes 14:3), dan kita bertanya, Berapa lama lagi bagi kita untuk melihat Yesus lagi?

Bahkan dalam Perjanjian Baru ditulis, beberapa orang khawatir bahwa Yesus akan mengambil waktu lebih lama dari yang Yesus perlukan untuk memenuhi janji sebelumnya kepada para murid – murid tentang kedatangan-Nya. Wahyu 6:9, 10 menyajikan gambar simbolis jiwa-jiwa di bawah mezbah yang mewakili para martir Kristen. Para martir ini berteriak, “Berapa lama, Tuhan Penguasa yang kudus dan benar, sampai Anda menilai penduduk bumi dan membalaskan darah kami?”

Dalam Matius 25, Yesus mengatakan kepada murid-Nya beberapa perumpamaan tentang kedatanganNya yang kedua kali. Dalam perumpamaan tentang sepuluh gadis, mempelai laki-laki menunda kedatangannya, dan dalam perumpamaan tentang talenta, tuan itu sedang pergi untuk waktu yang lama. Yesus tampaknya sedang mempersiapkan murid-muridNya untuk jangka waktu lebih lama dari yang mereka harapkan sebelum kedatangan-Nya.
Ia sendiri sudah menegaskan kepada murid-muridNya bahwa tidak perlu bagi mereka untuk tahu kapan Dia akan kembali. Tanggung jawab mereka adalah untuk menyaksikan apa yang telah diperbuat Yesus (Kisah Para Rasul 1:7, 8). Tapi bisakah kita benar-benar menjaga harapan untuk begitu lama? Bukankah 2.000 tahun  benar-benar sedikit terlalu lama untuk menunggu?

Baiklah, tidak, tidak jika kita ingat bahwa masalah ini bukan waktu tetapi kepercayaan. Hanya Tuhan yang tahu saat kedatangan Yesus (Matius 24:36). Dia tidak meminta kita untuk menghitung atau memecahkan tetapi untuk mempercayai-Nya dan menyaksikan dan melaksanakan pekerjaan-Nya dengan kesetiaan sampai Ia datang.

Harus diakui, ini sangat sulit untuk bersabar bagi generasi seperti kita. Tapi di situlah kepercayaan pada Tuhan yang akan menuntun kita. Tuhan telah memberi kita kepastian janji-Nya dengan membangkitkan Yesus dari kematian. Kami percaya bahwa karena kita telah melihat hasil pertama, sisanya akan mengikuti dalam waktu Allah sendiri.

Sebuah pengalaman pribadi
Saya ingat cerita seorang teman lama saya. Ia adalah seorang guru lama di Walla Walla College dan hampir memasuki masa pensiun ketika saya mulai mengajar di sana sebagai instruktur pemula selama awal 1970-an. Dia dan istrinya telah pergi sebagai misionaris ke Afrika Selatan pada 1930-an. Mereka telah menyelesaikan tugas panjang mereka,  dijamin pulang kembali ke Amerika Serikat, mereka telah mengemasi semua barang-barang mereka, mendapatkan tiket di kapal penumpang, dan siap untuk kembali hanya dalam beberapa hari. Tapi perjalanan mereka ditunda, dan mereka menunggu-bukan lima jam, lima hari, lima minggu, atau bahkan lima bulan. Kapal mereka tertunda lima tahun!

Anda lihat, Perang Dunia II baru saja pecah, dan militer Amerika telah mengambil alih kapal mereka. Selanjutnya, lautan tidak aman untuk bepergian. Lima tahun berlalu-dan saya mengeluhkan dua jam! Waktu mereka menunggu itu akhirnya berakhir, dan mereka kembali ke Amerika Serikat.

Pada pertengahan 1980-an, saya pergi ke Afrika Selatan untuk bertugas mengajar untuk satu kuartal. Sebelum saya pergi, guru tua ini, yang kini telah pensiun selama beberapa tahun, bertanya apakah saya mau melakukan bantuan untuk dia dan istrinya. Ketika mereka berada di Afrika Selatan, mereka memiliki bayi laki-laki yang meninggal ketika dia baru berumur beberapa bulan. Mereka telah meninggalkan Afrika Selatan dan yakin bahwa Yesus akan datang segera dan bahwa hal itu tidak akan lama sampai mereka melihat anak mereka lagi.

Teman saya mengatakan bahwa ia dan istrinya begitu yakin tentang kembalinya Kristus akan segera terjadi dan mereka bersedia untuk meninggalkan kuburnya disana dan memandang ke depan untuk melihat dia dalam waktu dekat. Tapi 40 tahun telah berlalu, Yesus tidak datang, dan mereka tidak pernah kembali ke Afrika Selatan. Sekarang mereka sering bertanya-tanya apakah makam itu masih ada. Karena saya akan pergi dekat dimana kuburan itu berada, mereka bertanya apakah saya mau  mencoba untuk menemukan makam putra mereka.

Maka suatu sore yang cerah di Afrika Selatan saya berangkat untuk mencari kuburan, dan saya menemukannya. Saat itu kuburan itu telah rusak, tapi saya mencabuti tanaman liar disekitarnya, meletakkan bunga-bunga di sampingnya, dan mengambil beberapa foto dengan kamera saya.

Ketika saya kembali, saya memberikan foto itu kepada mereka, dan mereka sangat berterima kasih. Air mata berlinang dari mata mereka, dan mereka menyatakan kepercayaan abadi mereka kepada Allah dan harapan mereka pada kedatangan kedua Yesus Kristus. Mereka tidak pernah membayangkan bahwa 40 tahun akan berlalu, tetapi mereka tidak gentar dengan harapan mereka.

Sekarang mereka juga beristirahat di kuburan mereka, ribuan mil dari tempat anak mereka berada, dan mereka semua menunggu kebangkitan yang sama.

Jaminan yang Pasti
Harapan kita adalah tidak berhubungan dengan waktu tetapi untuk keyakinan kita bahwa Allah setia, dan Ia akan memenuhi janji-Nya. Kita tidak tahu berapa lama, tapi kita sekarang dalam bagian yang terakhir dari “hari terakhir”, dan Yesus akan datang segera.

Lebih penting dari “berapa lama” adalah keyakinan mutlak bahwa kita dapat mempercayai Allah dan tahu bahwa janji-Nya pasti. Yesus telah bangkit. Dia hidup! Dan karena ini, kita memiliki kepastian bahwa Dia akan memenuhi janji-Nya. Ia akan datang kembali!

John Brunt
Signs of the Times Juli 2012

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *