Pelajaran dari Labu

akhir zaman

“Dan jadilah sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani, supaya olehnya kamu bertumbuh dan beroleh keselamatan”
{1 Petrus 2:2}

[AkhirZaman.org] Musim panas lalu, ada orang yang memberikan bibit labu yang kemudian saya tanam di pekarangan belakang rumah. Tak lama kemudian, sudah tampak satu ranting labu yang menjalar dengan begitu cepat. Lalu tak berapa lama setelah itu, bunga-bunga kuning yang besar mekar menghisasi ranting itu. Ketika bunga-bunga itu berguguran, sejumlah labu mungil muncul menggantikannya.

Saya begitu bersemangat untuk menghitung dan memperhatikan pertumbuhan labu-labu tersebut. Labu-labu itu akan menjadi proyek misi investasi saya untuk sepanjang tahun ini, dan saya mengawasi dengan cermat untuk memastikan bahwa setiap labu itu akan bertumbuh sempurna. Beberapa hari dalam seminggu terakhir selalu hujan, dan saya tidak dapat mengunjungi labu-labu itu. Bayangkan betapa terkejutnya saya ketika saya menemukan bahwa labu yang terakhir bertumbuh jauh lebih besar daripada labu-labu lain! Saya tidak mengerti bagaimana itu bisa terjadi, dan terus menerus memberitahu anggota keluarga saya tentang bagaimana cepat pertumbuhan dari labu ini. Suatu hari saya memperhatikan bahwa labu ini terletak di atas genangan air. Saya mencoba untuk menopangnya dengan sepotong kayu, untuk mencegah agar labu ini tidak membusuk karena kadar kelembaban yang berlebihan. Pada saat itulah saya menemukan rahasia dari pertumbuhan yang sangat cepat dari labu ini.

Ketika semua labu yang lain bergantung hanya pada nutrisi yang disalurkan dari akar untuk pertumbuhannya, labu yang satu ini memiliki sumber yang lain. Sulur yang terletak persis di seberang labu itu telah berubah menjadi akar yang terbenam ke dalam tanah dan menjadi sumber nutrisi langsung bagi labu itu. Ketika musim panen tiba, labu itu dua kali lipat lebih besar daripada labu-labu yang lain.

Selagi saya merenungkan tentang labu itu, saya berpikir tentang bagaimana seringnya kita sebagai orang Kristen bergantung pada pendeta maupun guru-guru pengajar Alkitab untuk memberi kita makan Roti Hidup gantinya meluangkan waktu yang berkualitas untuk belajar Alkitab secara pribadi. Kita menjadi kekurangan gizi secara rohani dimana sebenarnya ada kesempatan untuk menjadi raksasa rohani. Kita menunggu selebaran-selebaran yang berisi penelitian orang lain disaat kita sebenarnya bisa menggali kebenaran Kitab Suci itu sendiri. Rasul Petrus menasihatkan kita untuk mendambakan Firman Tuhan seperti seorang bayi yang kehausan air susu. Lalu, seperti bayi yang sehat, kita akan bertumbuh dalam Kristus dan menjadi dewasa dalam pengalaman Kristen kita. Marilah kita mendambakan Firman Tuhan yang berharga itu, sehingga jiwa kita boleh bertumbuh dengan subur dan berkembang maksimal.

Oleh: Candace Sprauve

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *