Jangan Sepelehkan Dia

akhir zaman

[AkhirZaman.org] Sudah dapat dipastikan seorang anak yang sudah dapat berbicara, ia akan banyak melontarkan pertanyaan yang aneh. Dan tidaklah aneh bila pada suatu ketika, anak anda akan mengajukan sederet pertanyaan yang berkaitan dengan sex. Seperti halnya pertanyaan yang lain pertanyaan ini membutuhkan jawaban yang dapat diterima anak anda. Dan upaya mengesampingkan pertanyaan ini dinilai kurang bijaksana. Walaupun seorang anak baru berusia 3-4 tahun, mereka akan mengetahui bila pertanyaannya dikesampingkan. Dan ini kadang-kadang membawa dampak kurang baik bagi perkembangan jiwanya.

Dalam bukunya yang berjudul Women and Love Dr. Eustace Chesser mengurangi masalah ini. Dr. Chesser member contoh bagaimana pertanyaan dari anak-anaknya tentang sex harus dijawab.

Bila seorang anak mengajuhkan pertanyaan kepada ibunya “Saya berasal dari mana?” “Bagaimana kita harus menjawab?” Satu pegangan yang utama dalam menjawab  pertanyaan anak-anak ialah harus dengan daya tanggap anak tersebut sesuai dengan usianya. Jawaban yang paling sederhana dari pertanyaan tersebut ialah “kau berasal dari ibu” ada kemungkinan anak masih akan mengejar dengan jawaban yang pertama itu.

Dia mungkin akan bertanya lagi, “Bagaimana saya bisa berasal dari ibu?” Nah untuk yang ini kita dapat menjawab, “Ayahmu menanamkan benih dan kau tumbuh dari benih tersebut.”

Jawaban ini mungkin dalam sementara waktu dapat memuaskan dia. Namun setelah ia tumbuh, tentu ia akan kurang mempercayai jawaban itu dan mungkin ia pun telah melihat bagaimana benih yang sesungguhnya di tanam dan tumbuh. Dan ia akan mengajukan pertanyaan berikut, “Bagaimana saya bisa keluar dan dimana ayah menanam benih itu?”

Berdasarkan kenyataan yang ada dan yang mungkin telah dilihat anak anda, para ibu dapat menjawab, “ayah menanam benih itu pada perut ibu dan keluar di celah dimana ayah dulu menanam benih itu seperti yang kau lihat pada tanaman dan benih yang ibu tanam di kebun, mereka selalu tumbuh dari celah dimana ibu menanam biji itu.”

“Kok Tidak Sama?”

Pada suatu saat, anak anda mungkin melihat seorang gadis kecil yang telanjang dan dia mendapatkan suatu perbedaan yang besar. Dan dia kembali ke ibunya dan bertanya,

“Ibu kenapa “punya” saya tidak sama dengan anak itu?” alangkah baiknya jika seorang ibu berkata

“Anak perempuan di jadikan berbeda nak.”  

“Mengapa begitu?”

“Sebab pada suatu saat nanti mereka juga akan memiliki bayi.”

“Bagaimana mereka bisa memiliki bayi.”

“Ibukan perna mengatakan padamu, bahwa ayah menanamkan benih.”

“Ibu sebaiknya menjelaskan pada anak laki-lakinya bahwa apa yang “dimiliki” anak laki-laki anak perempuan tidak miliki itu.”

“Kenapa anak perempuan tidak “memiliki” apa yang saya punnya bu?”

“Karna engkau tak bisa mempunyai (mengeluarkan anak) bayi” jawaban ibu sangat penting bagi anak-anak untuk mencegah rasa superiornya. Jadi peran seorang ibu sangat penting bagi pertumbuhan buah hati anda.

Menyusui Bayi

Bukan suatu hal yang buruk, bila anak anda menyaksikan ibunya sedang menyusui adiknya. Ia akan tercengan pertama kali melihat pemandangan “unik” itu. melarang ia melihat, membuat ia berpikir hal tersebut merupakan rahasia baginya. Dan itu bahkan menaikan rasa ingin tahunya.

“Adikmu sedang makan”Seorang ibu bisa menerangkan demikian.

“Apa yang adik makan?”

“Adik hanya makan susu dari ibu.”

“Mengapa?”

“Ia belum mempunyai gigi. Semua bayi diberi makan oleh ibunya dahulu.”

Nah, kalau misalkan di keluarga anda punya hewan peliharaan, dan anak anda perna melihat induk anjing menyusui anaknya. Seorang ibu bisa menambahkan keterangan pada jawaban sebelumnya.

“Anak anjing diberi makan oleh ibunya dulu, kau ingat bukan? Mereka memperoleh susu yang sama seperti kau dan adik minum.”

“Apakah aku dulu juga minum susu ibu seperti adik?”

“Ya dulu kamu minum susu ibu juga sama seperti adik, tapi karna sekarang kamu sudah besar dan kau sudah lupa”

Harus Realistis

Sebagai kesimpulan dapat dikatakan bahwa dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan dari anak-anak tentang sex, kita harus menyesuaikan keterangan kita sedemikian rupa, hingga bisa diterima oleh si anak. Kita tidak perlu khawatir atas tidak 100% tepatnya jawaban-jawaban kita tersebut, selama gambara keseluruhannya itu betul.

Pada pertumbuhan usianya, setingkat demi setingkat, pertanyaan itu mungkin bisa ditanyakan lagi dan dalam hal ini kita dapat memberi jawaban yang lebih luas, lebih terperinci serta lebih mendekati ketepatan. Yang terpenting jawaban itu harus realistis serta tidak memberikan jawaban penuh keanehan yang tidak dapat dimengerti oleh si anak. 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *