Bentuklah Ranting Anggur Itu

anggur

[AkhirZaman.org] Pemerintahan Orang Tua Harus Menjadi Suatu Bahan Pelajaran. Pekerjaan orang tua jarang dilaksanakan sebagaimana mestinya…. Para orang tua,  sudahkah engkau mempelajari pemerintahan orang tua agar engkau dapat dengan bijaksana mendidik kemauan dan perasaan anak‑anakmu? Ajarlah ranting‑ranting yang masih muda ini untuk bergantung kepada Allah. Tidaklah cukup bagimu sekedar berkata, Lakukanlah ini, atau, Buatlah itu, dan kemudian sama sekali mengabaikan dan melupakan apa yang telah engkau perintahkan itu, dan anak-anakpun tidak peduli untuk melaksanakan perintahmu itu. Sediakan jalan bagi anakmu untuk menurut perintahmu dengan hati yang senang, ajarlah ranting‑ranting yang muda itu bergantung kepada Yesus…. Ajarlah mereka untuk meminta pertolongan kepada Tuhan di dalam perkara‑perkara yang kecil dalam kehidupan; untuk menyadari dengan sepenuhnya akan tugas‑tugas yang kecil yang harus dilaksanakan; supaya menjadi berguna di dalam rumah tangga. Jikalau kamu tidak mendidik mereka, maka ada satu yang mau untuk mendidiknya, oleh karena setan selalu menunggu‑nunggu kesempatan untuk menaburkan benih‑benih lalang di dalam hati’

Hadapi Tugas dengan Roh yang Tenang dan Hati yang Penuh Kasih. Saudariku, sudahkah Allah mempercayakan kepadamu satu tugas sebagai seorang ibu? . . . Engkau perlu mempelajari metode yang benar dan memperoleh cara‑cara untuk mendidik anak‑anakmu yang masih kecil, agar supaya mereka dapat memeliharakan jalan Tuhan. Engkau perlu untuk selalu berusaha memperoleh taraf yang tertinggi daripada perkembangan pikiran dan jiwa, agar engkau dapat menghadapi tugas mendidik dan melatih anak‑anakmu dengan satu roh yang tenang dan satu hati yang penuh kasih; agar engkau dapat mempengaruhi mereka dengan cita‑cita yang suci, dan memperkembangkan di dalam diri mereka suatu kesukaan terhadap perkara‑perkara yang jujur, bersih dan suci. Sebagai seorang anak Allah yang rendah hati, belajarlah di dalam sekolah Kristus; berusahalah senantiasa untuk memperbaiki kesanggupanmu, agar engkau dapat melaksanakan pekerjaan yang lengkap dan sempurna di dalam rumah tangga, baik oleh pengajaran dan teladan.

Pengaruh Suatu Pembawaan yang Tenang dan Lemah Lembut. Sedikit saja orang yang menyadari pengaruh suatu pembawaan hidup yang lemah lembut dan teguh, sekalipun di dalam hal memelihara seorang bayi. Ibu atau pengasuh yang tidak sabar dan pemarah dapat menimbulkan kegelisahan di dalam diri anak yang ada di atas pangkuannya, sedangkan suatu pembawaan yang lemah lembut cenderung untuk menenangkan syaraf anak yang kecil itu.

Teori‑teori Harus Diuji. Mempelajari buku‑buku hanyalah memberikan sedikit manfaat, kecuali buah‑buah pikiran yang diperolehnya dapat diterapkan di dalam kehidupan yang praktis. Namun demikian usul‑usul orang lain yang paling berharga sekalipun janganlah dituruti tanpa dipikirkan dan disaring lebih dulu. Sekaliannya itu boleh jadi tidak akan dapat disesuaikan dengan cara yang sama kepada keadaan dari setiap ibu, atau kepada sifat serta kecenderungan yang tertentu daripada setiap anak yang ada di dalam keluarga. Biarlah ibu mempelajari dengan saksama pengalaman orang lain, perhatian perbedaan antara metode mereka dengan metodenya sendiri, dan dengan teliti menguji cara‑cara yang nampaknya amat berguna.

Metode yang Digunakan Zaman Dulu. Dari sejak zaman dahulu kala orang‑orang yang setia di kalangan bangsa Israel telah memberikan perhatian yang dalam terhadap soal pendidikan. Tuhan telah memerintahkan agar anak‑anak, bahkan semenjak masa bayinya, harus diajar tentang kebajikan‑Nya dan kebesaran‑Nya, terutama sebagaimana yang telah dinyatakan di dalam hukum‑Nya dan ditunjukkan di dalam sejarah bangsa Israel. Melalui nyanyian dan doa, dan pelajaran‑pelajaran dari Kitab Suci, yang disesuaikan kepada pikiran yang baru saja terbuka itu, para bapa dan ibu harus mengajar anak‑anak mereka bahwa hukum Allah itu adalah suatu pernyataara tabiat‑Nya, dan bahwa apabila mereka menerima prinsip‑prinsip daripada hukum itu ke dalam hati mereka, maka peta Allah akan tertanam di dalam pikiran dan jiwa. Baik di dalam sekolah dan rumah tangga, banyak daripada pengajaran itu diberikan secara lisan, tetapi anak‑anak muda juga diajar untuk membaca tulisan Ibrani; dan gulungan‑gulungan kitab Perjanjian Lama terbuka untuk mereka pelajari.

Ajarlah dengan Manis Budi dan Kasih. Adalah merupakan pekerjaan khusus daripada para bapa dan ibu untuk mengajar anak‑anak mereka dengan manis budi dan kasih. Mereka harus menunjukkan bahwa sebagai orang tua mereka adalah orang‑orang yang harus memegang kendali, dan memerintah, dan bukan untuk diperintah oleh anak‑anak mereka. Mereka harus mengajarkan bahwa penurutan dituntut dari mereka.

Roh yang gelisah dengan sendirinya cenderung untuk berbuat yang tidak baik; pikiran yang aktif, jikalau tidak diisi oleh perkara‑perkara yang lebih baik, akan memperhatikan apa yang akan diusulkan oleh setan. Anak­-anak perlu . . . untuk diajar, dituntun di jalan yang selamat, dilindungi dari kejahatan, dimenangkan oleh sifat manis budi, dan diteguhkan dalam perbuatan yang baik.

Para bapa dan ibu, engkau mempunyai suatu tugas yang khidmat untuk dilaksanakan. Keselamatan kekal daripada anak‑anakmu bergantung atas tindakan‑tindakan yang engkau lakukan. Bagaimanakah engkau dapat dengan berhasil mendidik anak‑anakmu? Bukan dengan marah‑marah, karena itu tidak berguna. Berbicaralah kepada anak‑anakmu seolah‑olah engkau mempunyai kepercayaan di dalam pemikiran mereka. Perlakukan mereka dengan manis budi, lemah lembut, dan dengan kasih. Ceritakan kepada mereka apa yang dikehendaki Allah untuk mereka kerjakan. Katakan kepada mereka bahwa Allah mau agar mereka dididik dan dilatih untuk menjadi orang‑orang yang akan bekerja sama dengan Dia. Bilamana engkau melaksanakan bagianmu, maka engkau dapat berharap bahwa Tuhan akan melaksanakan bagian‑Nya.

Ambil Waktu untuk Bertukar Pikiran. Setiap ibu harus mengambil waktu untuk bertukar pikiran dengan anak‑anaknya, untuk memperbaiki kesalahan mereka, dan dengan sabar mengajarkan kepada mereka jalan yang benar.

Lakukan Cara yang Berbeda‑beda dalam Mendidik. Sikap yang amat berhati‑hati harus dimiliki dalam mendidik anak‑anak muda, untuk mengadakan perubahan dalam cara mendidik sedemikian rupa sehingga akan menyebabkan digunakannya kuasa pikiran yang tinggi dan agung itu…. Hanya sedikit saja yang menyadari kebutuhan yang terutama daripada pikiran, dan bagaimana menuntun pikiran yang sedang berkembang, kuasa berpikir dan perasaan yang sedang bertumbuh daripada anak‑anak muda itu.

Ajarkan Pelajaran‑pelajaran yang Pertama di Alam Terbuka. Para ibu, biarkanlah anak‑anak kecil bermain di alam terbuka; biarlah mereka mendengarkan nyanyian‑nyanyian burung dan belajar akan kasih Allah

sebagaimana yang dinyatakan dalam hasil kerja‑Nya yang indah itu. Ajarkanlah kepada mereka pelajaran‑pelajaran yang sederhana dari buku alam dan perkara‑perkara yang ada hubungan dengan semuanya itu; dan apabila pikiran mereka mulai meluas, pelajaran‑pelajaran dari buku‑buku bisa ditambahkan dan ditanamkan dengan teguh di dalam ingatan mereka.”

Mengusahakan kebun adalah pekerjaan yang baik bagi anak‑anak dan orang muda. Hal itu membawa mereka ke dalam hubungan yang langsung dengan alam dan Allahnya alam. Dan agar supaya mereka memperoleh keuntungan ini, sedapat‑dapatnya harus ada, yang berhubungan dengan sekolah kita, taman bunga yang luas dan tanah untuk bertani yang luas.

Satu pendidikan di tengah‑tengah keadaan lingkungan seperti ini adalah sesuai dengan petunjuk‑petunjuk yang telah diberikan Allah untuk menjadi pelajaran bagi orang muda….

Kepada anak‑anak dan orang muda yang gugup, yang mendapati bahwa pelajaran‑pelajaran dari buku itu meletihkan dan sukar untuk diingat, hal ini terutama sekali menguntungkan. Terdapat kesehatan dan kebahagiaan bagi dia di dalam mempelajari alam; dan kesan yang diadakannya tidak akan pudar dari pikirannya, oleh karena sekaliannya itu berhubungan dengan benda yang senantiasa ada di hadapan matanya.

Jadikan Pelajaran‑pelajaran Itu Singkat dan Menarik. Bilamana para orang tua dengan tekun melaksanakan tugas mereka, sambil memberikannya dengan terperinci, dan keterangan demi keterangan, dan menjadikan pelajaran‑pelajaran itu singkat dan menarik, dan mengajar mereka bukan hanya oleh pengajaran tetapi juga dengan suri teladan, maka Tuhan akan bekerja sama dengan usaha mereka dan menjadikan mereka sebagai guru‑guru yang mantap.

“Katakan Itu dengan Sederhana; Seringlah Katakan Itu.” Mereka yang mengajar anak‑anak harus menjauhkan diri dari pembicaraan yang membosankan. Kata‑kata yang singkat dan langsung kepada tujuannya akan memberikan suatu pengaruh yang menggembirakan. Jikalau ada banyak hal yang harus dikatakan, berikan itu dengan singkat tetapi sering diulang‑ulangi. Sedikit kata‑kata yang menarik sekali‑sekali, akan lebih berguna daripada menceritakannya semua dengan sekaligus. Pembicaraan‑pembicaraan yang panjang akan membebani pikiran anak‑anak yang masih kecil itu Terlalu banyak kata‑kata akan menjadikan mereka merasa muak sekalipun terhadap pelajaran‑pelajaran rohani, sebagaimana halnya makan terlalu banyak akan membebani perut dan mengurangi selera makan, dan menjadikan mereka muak terhadap makanan. Pikiran manusia bisa dibebani oleh pembicaraan yang terlalu banyak.

Berikan Dorongan untuk Berpikir Sendiri. Sementara anak‑anak dan orang muda memperoleh suatu pengetahuan tentang kenyataan‑kenyataan dari para guru dan buku, biarlah mereka belajar untuk menarik pelajaran dan memahami kebenaran itu dengan diri mereka sendiri. Di dalam pekerjaan mereka berkebun, tanyai mereka tentang apa yang telah mereka pelajari dari hal pemeliharaan tanaman itu. Apabila mereka memandang ke suatu pemandangan yang indah, tanyakan kepada mereka mengapa Allah menutupi padang‑padang dan hutan dengan aneka ragam warna yang indah. Mengapa tidak semuanya ditutupi oleh warna coklat? Bilamana mereka mengumpulkan bunga‑bunga, tuntun mereka untuk berpikir mengapa Ia memeliharakan bagi kita keindahan daripada benda‑benda yang dari Eden itu. Ajar mereka untuk memperhatikan bukti‑bukti yang ada di mana‑mana yang nyata di dalam alam tentang pikiran Allah bagi kita, disesuaikannya secara ajaib akan segala perkara itu kepada kebutuhan dan kebahagiaan kita. Kendalikan Kegiatan Masa Kanak‑kanak. Para orang tua tidak perlu merasa bahwa adalah perlu menghalangi kegiatan anak‑anak mereka, tetapi mereka harus mengerti bahwa adalah perlu untuk menuntun dan melatih mereka dalam arah yang benar dan patut. Dorongan yang aktif ini adalah bagaikan pohon anggur, yang, jikalau tidak dikendalikan, akan merambat ke atas setiap tunggul dan semak‑belukar, dan mengikatkan ranting‑rantingya kepada benda penopang yang rendah. Jikalau pohon‑pohon anggur itu tidak dilatih untuk memperoleh alat penopang yang sepatutnya, maka mereka hanya memboroskan tenaga mereka dengan tidak ada tujuan. Demikian pula halnya dengan anak‑anak. Kegiatan mereka harus dituntun dalam arah yang benar. Berikan kepada tangan dan pikiran mereka sesuatu untuk dikerjakan yang akan memperkembangkan mereka dalam usaha jasmani dan pikirani.

Ajar Mereka untuk Menjadi Penolong Sejak Kecil. Sejak kecil anak‑anak harus diajar untuk menjadi seorang penolong. Segera setelah kekuatan dan kuasa berpikir telah dikembangkan dengan cukup, ia harus diberi tugas untuk dilaksanakan di dalam rumah tangga. Ia harus diberi dorongan untuk berusaha menolong bapa dan ibu, diberi dorongan untuk menyangkal dan mengendalikan diri sendiri, untuk menjadikan kepentingan dan kebahagiaan orang lain lebih utama daripada kepentingannya sendiri, untuk menunggu‑nunggu kesempatan untuk menggembirakan dan menolong saudara‑saudara dan teman‑teman bermain, dan menunjukkan kebajikan kepada orang yang sudah lanjut usia, yang sakit, dan yang malang. Lebih sempurna roh pelayanan yang sejati itu memenuhi rumah tangga, maka akan lebih sempurna hal itu akan dikembangkan di dalam hidup anak‑anak. Mereka akan belajar untuk memperoleh kebahagiaan di dalam pelayanan dan berkorban bagi kebajikan orang lain.

Para orang tua, tolonglah anak‑anakmu untuk melakukan kehendak Allah dengan menjadi setia di dalam melakukan tugas‑tugas yang sebenarnya menjadi bagian mereka sebagai anggota keluarga. Hal ini akan memberikan kepada mereka suatu pengalaman yang amat berguna. Itu akan mengajar mereka bahwa mereka tidak boleh memusatkan pikiran mereka kepada diri mereka sendiri, melakukan kesenangan mereka sendiri, atau menyenangkan diri mereka sendiri. Dengan sabar didik mereka untuk melaksanakan bagian mereka di dalam lingkungan kekeluargaan.

Bentuk Tabiat Melalui Perhatian dalam Hal‑hal yang Kecil, yang Sering Diulang‑ulangi. Para orang tua, di dalam mendidik anak‑anakmu, ambillah pelajaran‑pelajaran yang telah diberikan Allah di dalam alam. Jikalau engkau mau memelihara sekuntum bunga mawar atau bunga bakung, bagaimanakah engkau akan mengerjakannya? Tanyalah tukang kebun bagaimana caranya ia menjadikan setiap cabang dan setiap helai daun bertumbuh dengan indahnya, dan memperkembangkannya dengan begitu sepadan dan elok. Ia akan menceritakan kepadamu bahwa bukanlah dengan jamahan‑jamahan yang kasar, bukan dengan usaha yang kejam; karena hal ini hanyalah akan mematahkan cabang‑cabang yang lembut itu. Dengan memberikan per‑hatian terhadap perkara‑perkara yang kecil, yang diulang‑ulangi dengan sering. Ia sirami tanahnya dan lindungi tanaman yang sedang bertumbuh itu dari angin yang keras dan dari teriknya sinar matahari, dan Allah membuat mereka bertumbuh dan berkembang dengan indahnya. Di dalam memperlakukan anak‑anakmu, ikutilah cara dari tukang kebun. Oleh jamahan yang lemah lembut, oleh pelayanan yang penuh kasih sayang, berusahalah untuk membentuk tabiat mereka sesuai dengan pola tabiat Kristus.

Berikan Perhatian Terhadap Perkara yang Kecil‑kecil. Betapa suatu kesalahan yang besar telah diperbuat di dalam mendidik anak‑anak dan orang muda, dengan menganak‑emaskan dan memanjakan mereka! Mereka jadi mementingkan diri, tidak rapi, dan kekurangan tenaga di dalam perkara perkara kecil di dalam hidup mereka. Mereka tidak dilatih untuk memperoleh kekuatan tabiat dengan melaksanakan tugas sehari‑hari, betapapun tampaknya remeh adanya….

Tidak seorangpun akan disanggupkan bagi pekerjaan yang besar dan penting, kecuali ia telah setia di dalam melaksanakan pekerjaan yang kecil‑kecil. Secara bertahapan tabiat dibentuk, dan bahwa jiwa itu dilatih untuk menghasilkan usaha dan tenaga sebanding dengan tugas yang harus dilaksanakan.

Anak‑anak yang Berbakat Memerlukan Pengawasan yang Lebih Besar. Kita harus menjelaskan kepada pikiran anak‑anak kita bahwa mereka bukanlah milik mereka sendiri, untuk pergi dan datang, dan berpakaian dan bertindak menurut kemauan mereka…. Jikalau mereka memiliki penarikan pribadi dan kesanggupan‑kesanggupan yang luar biasa, maka pengawasan yang lebih tekun harus diadakan di dalam mendidik mereka agar jangan segala pemberian ini diubahkan menjadi suatu kutuk, dan digunakan demikian rupa sehingga tidak akan menyanggupkan mereka untuk menghadapi kenyataan‑kenyataan dalam hidup ini, dan melalui pujian dan kesia‑siaan dan sifat suka mempertontonkan, mereka akan menjadi tidak layak untuk memperoleh suatu kehidupan yang lebih baik.

Jauhkan Diri dari Perhatian yang Tidak Perlu‑atau Pujian yang Palsu. Tunjukkan sedikit saja perhatian kepada anak‑anak. Biarlah mereka belajar  untuk menggembirakan diri. Jangan pertontonkan mereka di hadapan tetamu sebagai seorang yang sangat pintar dan bijaksana, melainkan biarkan rnereka sedapat‑dapatnya kepada kesederhanaan masa.kanak‑kanak mereka. Salah satu sebab utama mengapa begitu banyak anak‑anak menjadi sombong, dan berani dan tidak bersikap hormat adalah karena mereka diperhatikan dan dipuji terlalu banyak, dan ucapan‑ucapan mereka yang tajam dan menusuk diulang‑ulangi pada pendengaran mereka. Usahakan agar kita tidak mengeritik mereka dengan tidak sepatutnya, dan jangan pula memberian pujian yang berlebih‑lebihan. Setan akan dengan segera menaburkan benih yang jahat di dalam hati mereka, dan engkau jangan membantu dia di dalam pekerjaannya.

Membaca bagi Anak‑anakmu. Para bapa dan ibu, carilah segala pertolongan yang engkau bisa peroleh dengan mempelajari buku‑buku dan bahan bacaan. Ambil waktu untuk membaca bagi anak‑anakmu…. Bentuklah suatu lingkaran pembacaan di dalam rumah tangga, di mana setiap anggota keluarga mengesampingkan segala kesibukan mereka, dan bersatu dalam belajar. Terutama sekali anak‑anak muda yang telah terbiasa membaca buku‑buku novel dan buku‑buku cerita yang murahan akan memperoleh manfaat dengan mengikuti pelajaran yang diadakan di dalam lingkungan rumah tangga pada waktu malam.

“Didik,” Jangan “Katakan.” Kepada orang tua telah dipercayakan pekerjaan yang besar untuk mendidik dan melatih anak‑anak mereka untuk kehidupan yang kekal masa mendatang. Banyak bapa dan ibu seolah‑olah berpikir bahwa jikalau mereka telah memberikan makanan dan pakaian kepada anak‑anak mereka, mereka telah melaksanakan tugas mereka. Mereka terlalu sibuk dengan usaha dan kepelesiran mereka sehingga tidak menjadikan pekerjaan mendidik anak‑anak mereka sebagai sesuatu yang harus mereka pelajari di dalam hidup mereka. Mereka tidak berusaha untuk mendidik anak‑anak mereka sehingga mereka ini akan menggunakan bakat‑bakat mereka untuk kemuliaan Penebus mereka. Salomo tidaklah berkata, “Katakan kepada seorang anak tentang jalan yang harus ia tempuh, dan bilamana ia sudah tua, maka ia tidak akan berpaling daripadanya.” Melainkan, “Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang daripada jalan itu.” Amsal  22:6.

 

Didik Agar dapat Mengendalikan Diri. Tidak ada pekerjaan yang pernah dilakukan oleh manusia yang memerlukan keahlian dan perhatian yang lebih besar selain daripada mendidik dan melatih anak‑anak dan orang muda dengan sepatutnya. Tidak ada pengaruh‑pengaruh yang lebih kuat daripada pengaruh yang mengelilingi kita pada masa kecil kita…. Sifat manusia ada tiga rangkap, dan pendidikan yang dikemukakan oleh Salomo mencakup perkembangan yang benar dari kuasa jasmani, pikirani, dan akhlak. Untuk melaksanakan pekerjaan ini dengan sebenarnya, para orang tua dan guru itu sendiri mengerti “jalan yang patut baginya.” Hal ini mencakup lebih daripada suatu pengetahuan dari buku‑buku atau pelajaran‑pelajaran di sekolah. Itu mencakup soal dipraktekkannya sifat bertarak, manis budi persaudaraan, dan peribadatan; dilaksanakannya tugas terhadap diri sendiri, terhadap sesama manusia, dan terhadap Allah.

Pendidikan anak harus dilaksanakan dengan satu prinsip yang berbeda daripada cara mendidik binatang yang tidak berakal. Binatang harus sekedar dibiasakan untuk menurut kepada majikannya, tetapi seorang anak harus diajar untuk mengendalikan dirinya sendiri. Kemauannya harus dididik untuk menurut kepada perintah akal pikiran dan hati nurani. Seorang anak bisa saja didisiplin demikian rupa sehingga, seperti seekor binatang, tidak lagi mempunyai kemauannya sendiri, dan ke pribadiannya hilang di dalam kepribadian gurunya. Pendidikan seperti ini tidaklah‑bijaksana, dan pengaruhnya amat membahayakan. Anak‑anak yang dididik dengan cara demikian akan menderita kekurangan dalam sikap yang teguh dan dalam mengambil keputusan. Mereka tidak diajar untuk bertindak menurut prinsip; kuasa berpikir mereka tidak dikuatkan melalui penggunaannya. Sedapat‑dapatnya, setiap anak harus dilatih untu bersandar kepada dirinya sendiri. Dengan digunakannya setiap kesanggupan yang ada, maka ia akan belajar di dalam hal apa ia paling kuat dan dalam hal apa ia mempunyai kekurangan. Seorang pendidik yang bijaksana akan memberikan perhatian yang khusus kepada perkembangan sifat yang lebih lemah, agar anak itu bisa membentuk tabiat yang seimbang dan serasi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *