Berbalik Dari Jalan yang Fana

c17_93433007

 

[AkhirZaman.org] Kebanyakan orang yang mengaku Kristen tidak merasakan kekuatan rohani yang sebenarnya dapat mereka peroleh sekiranya mereka bercita-cita, rajin, dan tabah untuk memperoleh pengetahuan akan perkara-perkara Ilahi sama seperti mereka memperoleh pengetahuan perkara-perkara fana didunia ini.

Pemikiran tentang pendidikan yang ada sekarang terlalu sempit dan rendah ruang lingkupnya. Perlu adanya ruang lingkup yang lebih luas, serta tujuan yang lebih tinggi.  Pendidikan haruslah lebih dari sekedar mengikuti suatu rangkaian pelajaran tertentu guna kehidupan yang sementara.  Ini berarti lebih dari suatu persiapan untuk kehidupan yang sekarang.  Pendidikan berhubungan dengan seluruh mahluk, dan merangkum seluruh masa adanya manusia.  Yakni perkembangan yang harmonis antara daya fisik, mental dan kerohanian dan sebuah persiapan untuk masa yang akan datang.  Ia mempersiapkan seorang anak didik supaya dengan senang hati bekerja didunia ini dan memperoleh  kegembiraan yang lebih tinggi dalam pekerjaan yang lebih luas di dunia akhirat nanti.

Dunia memiliki guru-guru yang besar, para cendikiawan, orang-orang yang mengeluarkan ucapan yang merangsang pemikiran dan membuka pemandangan ladang-ladang pengetahuan yang maha luas dan orang-orang ini telah dihormati sebagai penuntun dan pengamal yang baik dari bangsanya; tetapi ada Satu Oknum yang lebih tinggi dari mereka itu.

Mengapa gerangan agama itu sangat sedikit mendapat perhatian kita, sedangkan kekuatan otak, tulang, dan otot kita berikan kepada dunia?  Sebabnya ialah segenap tenaga tubuh kita dikerahkan ke arah itu. Kita telah melatih diri untuk melibatkan diri dengan sungguh-sungguh dan dengan segenap tenaga dalam perusahaan duniawi, sampai pikiran mudah sekali cenderung ke arah itu.  Inilah sebabnya orang-orang Kristen merasa kehidupan beragama begitu sukar dan kehidupan duniawi begitu mudah. Kuasa pikiran telah dilatih menggunakan tenaganya ke arah itu. Dalam kehidupan beragama kebenaran Sabda Allah diterima, tetapi tanpa bisa memberikan teladan yang praktis dalam kehidupan.

Dalam perasaan yang paling tinggi, pekerjaan pendidikan dan pekerjaan penebusan satu adanya; karena dalam pendidikan, sebagaimana dalam penebusan, “tidak ada dasar lain yang dapat diletakkan oleh seseorang selain dari yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus.

Mengembalikan manusia kepada keserasian dengan Allah, guna mengangkat dan mempertinggi derajat sifat akhlaknya sehingga ia kembali bisa memantulkan citra Khalik, adalah maksud utama segala pendidikan dan disiplin dalam kehidupan.  Pekerjaan ini sangat penting sehingga Juruselamat meninggalkan istana surga, dan datang sendiri ke dunia ini, agar Ia dapat mengajarkan kepada manusia bagaimana memperoleh kelayakan untuk kehidupan yang lebih tinggi.

Upaya memelihara pikiran keagamaan dan perasaan beribadah belum dijalankan bahkan separuh dari pekerjaan pendidikan. Hal ini seharusnya mempengaruhi dan mengendalikan segenap tubuh. Kebiasaan berbuat baik sangat kurang.  Berbuat baik hanya sekali-sekali di bawah pengaruh yang menyenangkan, tetapi berpikir dengan sendirinya dan dengan segera tentang perkara-perkara rohani bukanlah merupakan prinsip yang menguasai pikiran.  Pikiran harus dididik dan didisiplin untuk menyukai kesucian.

Engkau mungkin mempunyai pengetahuan yang baik tentang seni, engkau mungkin mahir dalam ilmu pengetahuan, engkau mungkin ahli musik dan ahli menulis, perilakumu mungkin menyenangkan rekan-rekanmu, tetapi apakah sangkut-pautnya perkara-perkara ini dengan persiapan untuk surga? Apakah sangkut pautnya dengan persiapanmu untuk berdiri di hadapan pengadilan Allah?

Perhatian yang paling tekun harus diberikan pada pendidikan yang akan memberikan pengetahuan akan keselamatan, dan akan menyesuaikan kehidupan dan tabiat dengan rupa Ilahi; suatu tabiat yang suci dan tinggi dan menyanggupkan seseorang masuk ke hadirat Allah, yang tinggal di dalam terang yang tidak terhampiri. Tabiat surga harus diperoleh di bumi ini, kalau tidak tabiat itu tidak pernah akan diperoleh sama sekali.

Kalau begitu mulailah dengan segera.  Jangan berpikir untuk menunggu waktu yang tepat agar lebih mudah melakukannya.  Setiap hari akan semakin menjauhkan engkau dari Allah.  Adakanlah persiapan untuk masa kekekalan dengan semangat yang belum pernah engkau tunjukkan sebelumnya.  Didiklah dirimu menggemari Kitab Suci, menggemari kumpulan permintaan doa, menggemari saat merenung, dan lebih dari segala sesuatu, saat bila jiwa mengadakan hubungan dengan Allah. Milikilah pikiran surga kalau engkau mau menggabungkan diri dengan biduan surga di dalam tempat tinggal di atas.

By:  Ellen.G.White

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *