Pembagian Umur Pendidikan (bagian 2)

akhir zaman

V. MASA SUBUR SEPANJANG UMUR ANAK-ANAK (istimewa untuk orangtua).

  1. Masa paling subur adalah masa usia 0-5 tahun, untuk menanamkan benih-benih Firman Tuhan.
  2. Dalam masa sekolah atau masa kanak-kanak pengaruh orang tua mulai berkurang karena mulai ada pengaruh dari dunia luar, istimewa dari sekolah, guru, teman dll.
  3. Masa subur selanjutnya tergantung dari berapa baik orang tua menggunakan masa subur waktu balita, kalau anak-anak tetap percaya pada orangtuanya, berkurangnya masa subur itu tak terlalu banyak. Sebab itu orang tua harus bisa memakai masa-masa subur anaknya dengan sebaik-baiknya, dengan mendidik anak dan mengarahkannya kepada Tuhan.

VI. MAKAN HATI MENURUT UMUR.

  1. Makin kecil si anak, makin kecil problemnya, seolah-olah tidak ada “durinya”, ini kesempatan untuk menaburi tanah hatinya.
  2. Makin besar anaknya, tabiat daging muncul makin jelas, dan kedagingan ini membuat anak itu makin makan hati.
  3. Juga pengaruh pergaulan, dunia, iblis dan sikon bisa membuat anak-anak ini lebih makan hati. Kalau anak-anak ini tumbuh dalam pengertian-pengertian Firman Tuhan dan diajar pikul salib, maka dengan pertolongan Tuhan dan Roh Kudus, “makan hati” ini bisa ditekan.
  4. Jangan hanya memarahi anak yang mulai memberontak, tapi bantulah anak itu supaya mereka bisa mengalahkan tabiat daging dengan pertolongan Kristus. Ajak berdoa, penuh dan dipimpin Roh Kudus, maka mereka akan mempunyai kuasa untuk mematikan protes daging dan mempunyai kesukaan Roh yang lebih besar.

VII. YANG BOLEH DAN YANG DILARANG.

  1. Pada saat bayi lahir, segera perkenalkan larangan dan perintah.
  2. Waktu umurnya mulai bertambah, mulai perjelas larangan dan semakin besar makin banyak larangan yang diperlukan untuk mendidiknya.
  3. Jelaskan pada anak-anak, bahwa ini adalah pengolahan yang normal sesuai dengan pertambahan umurnya.
  4. Didik dan doakan baik-baik supaya ia tahu apa saja yang boleh dan apa yang dilarang dan ia bisa menerima larangan-larangan yang bertambah banyak.

VIII. BERAPA BANYAK ANAK TERGANTUNG DARI ORANG TUA ?

  1. Sejak dikandungan dan saat baru lahir, bayi tergantung 100% pada orang tuanya.
  2. Dengan bertambahnya umur, ketergantungan kepada orangtuanya mulai berkurang sampai akhirnya ia bisa lepas dari orang tuanya, yaitu bisa berdiri sendiri, istimewa sesudah menikah Mat 19:5.
  3. Didik anak agar mempunyai iman yang kuat supaya ia bisa bersandar pada Firman Tuhan sehingga bisa berdiri teguh di atas batu karang Kristus dengan pertolongan Roh Kudus (Mat 7:24-28).

IX. KEDEKATAN ANTARA ANAK DAN ORANGTUA

  1. Usia 0-5 tahun, hubungan anak dengan orang tua sangat dekat dan tak bisa dipisahkan.
  2. Usia 5-12 tahun, mulai ada orang lain yang masuk dan bisa mempengaruhi serta mengambil hati dan perhatian anak ini sehingga kedekatan anak dan orang tua mulai terpengaruh.
  3. Usia 12-17 tahun, kedekatan orang tua dan anak berkurang karena sekolah, pergaulan, pekerjaan orang tua dan lain-lain yang menghabiskan waktu sehingga persekutuan anak dan orangtua berkurang. Perlu ada waktu-waktu untuk bersekutu dan berdoa bersama-sama secara teratur, sehingga tetap ada hu-bungan yang akrab dan baik antara anak dan orang tua.
  4. Usia 17-25 tahun, hubungan anak dan orangtua tergantung dari banyak hal dan harus diusahakan supaya tetap ada hubungan batin yang baik antara anak dan orang tua.
  5. Kalau semua ada di dalam Kristus, pasti akan tetap ada persekutuan dan kedekatan yang terbaik.

X. MASA SULIT DALAM PERTUMBUHAN ANAK-ANAK

  1. Biasanya semua bayi itu lucu dan tidak ada persoalan dengan tabiatnya, semua orang tua terhibur dan bersukacita.
  2. Tapi waktu anak bertambah besar, tabiat dagingnya makin nyata apalagi kalau ditambah pergaulan yang jahat dari setan, dunia dan orang-orang lain, lebih-lebih kalau orang tuanya tidak mendidik baik-baik. Ini bisa menimbulkan masa-masa sulit yang bisa merusak si anak. Makin banyak umurnya, makin banyak masa sulit dan gawat, istimewa sesudah puber. Saat ini adalah saat dimana orang tua harus lebih banyak berdoa.
  3. Kalau tidak dipersiapkan dengan baik, mereka tidak tahan, bisa jatuh dan tenggelam dalam dosa dan akhirnya melayang binasa.

XI. REAKSI PENOLAKAN DARI ANAK-ANAK
Penolakan, berarti anak itu ragu-ragu, tidak percaya, tidak mau menerima apa yang dikatakan atau diajarkan kepadanya.

  1. Tingkat kesuburan kanak-kanak itu berbeda-beda, tergantung dari reaksi penolakan si anak.
  2. Penolakan itu datang dari logika, tabiat daging, pergaulan, iblis dan pengaruh dunia ini.
  3. Selama masa subur, tak ada penolakan, pergunakan kesempatan sebaik-baiknya untuk menabur, memberi contoh, mendoakan dan membawa anak itu makin dekat pada Tuhan.

Tabel penolakan pada anak-anak itu kurang lebih seperti ini:

  • 0-5 tahun. Penolakan 0%, tidak ada penolakan, semua diterima dan dipercayai si anak.
  • 5-12 tahun. Penolakan 0-30%, mulai ada penolakan yang nyata.
  • 12-18 tahun. Penolakan 20-70%, penolakan bisa lebih banyak, tergantung dari berapa banyak pendidikan rohani yang sudah masuk dan juga dipengaruhi sikap orang tua serta hikmat dan kuasa Tuhan yang dimilikinya.
  • > 18 tahun. Penolakan. Tidak tentu, tergantung dari banyak faktor.

XII. BILA ANAK BISA DILEPAS DARI ORANG TUA?

  1. Kalau anak sudah bisa berdiri sendiri dengan teguh di atas batu karang Kristus. Biasanya ini terjadi sesudah dewasa.
  2. Orang yang menikah itu seharusnya sudah matang secara jasmani dan rohani, dan pada waktu itu ia bisa meninggalkan ibu bapaknya (Mat 19:5). Mengapa sesudah menikah? Sebab bantuan orang tua untuk menentukan jodoh yang tepat (dari Tuhan) itu sangat penting, sebab itu menentukan seluruh hidup yang akan datang dari anak itu.
  3. Tetapi walaupun sudah menikah, kalau anak itu bersalah/ berdosa, orang tua tetap terbeban untuk menasehati atau menegur anak-anaknya, karena untuk orang lainpun ia harus berbuat baik, apalagi untuk anak-anaknya sendiri Yak 4:17.
  4. Imam Eli ikut bersalah dan dihukum karena tidak mau menegur anak-anaknya yang hidup dalam dosa 1Sam 3:11-13.

XIII. KESIMPULAN

  1. Orang tua bertanggung-jawab untuk membawa anak-anaknya kepada Kristus.
  2. Orang tua harus bisa memanfaatkan waktu-waktu subur anak sejak dari kandungan sampai mencakup seluruh masa anak-anaknya, seperti seorang pahlawan yang mengarahkan anak panahnya kepada sasaran yang tepat, yaitu masuk ke dalam kerajaan Surga dan mencapai tingkat yang setinggi mungkin.

Artikel asli dari : Tulang-elisa.org (terdapat sedikit perubahan)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *