BATU-BATU HIDUP UNTUK BAIT KUDUS SORGAWI

batu-batu

Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapih tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan. Di dalam Dia kamu juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh. Efesus 2:21, 22.

[AkhirZaman.org] Jikalau kita tidak menyambut terang yang telah diberikan itu dan menunjukkan penurutan yang sepantasnya, menjaga jiwa kita di dalam kasih Allah, tinggal dalam Kristus, maka yang tadinya harus menjadi berkat bagi kita akan menjadi suatu kutuk. Adalah si penipu, bukan Roh kebenaran, yang membuat kita percaya bahwa kita tidak dapat menjadi murni dan kudus, suatu umat berkuasa yang berpisah dari dunia, bersatu dalam cinta dan persekutuan satu dengan yang lain melalui Kristus. Kita tidak perlu mengharapkan suatu bagian lain daripada yang telah diberikan kepada Tuhan kita. Sesuai dengan pelayanan hati yang diberikan kepada Allah begitu pula akan menjadi suatu permusuhan lblis terhadap para pengikut Yesus; dan anak-anak Allah akan lebih bijaksana dan berkuasa bilamana hikmat dan pengaruh dunia beruntun melawan kita daripada bilamana mereka terpaut dalam kebaikan dan pergaulan dengan mereka ….

Bait Kudus orang Yahudi dibangun dari batu-batu yang dipotong-potong, dengan pembiayaan besar waktu dan uang serta usaha memotong batu-batu ini dari gunung dan dicocokkan tempatnya dalam bangunan itu sebelum dikumpulkan bersama-sama, sehingga ketika bangunan itu dirampungkan tidak kedengaran bunyi kapak atau palu dalam pembangunannya. Batu-batu yang berada dalam bait Allah yang kudus itu tidaklah dikumpul dari pegunungan Yehuda melainkan dikumpulkan dari bangsa-bangsa, suku, kaum dan bahasa. Mereka bukanlah benda-benda mati yang harus disediakan dengan palu dan pahat, tetapi merupakan batu hidup yang memancarkan terang. Yang terpandai dalam kebenaran telah mengambilnya dari penggalian batu dunia dan menempatkannya di bawah tangan Pembangun Ahli, Tuhan bait kudus itu, dan la menggosoknya di dalam bengkelNya, yaitu dunia ini, supaya semua sisi yang kasar dan bengkok dapat dihilangkan dan itu semuanya dipalu serta dipahat dan dibentuk oleh kebenaran Allah, digosok dan dihaluskan, siap untuk mengisi tempatnya dalam bait kudus rohani Allah, supaya batu-batu itu dapat menjadi suatu bangunan bait kudus bagi Allah.

Sekarang kita berada di bengkel Allah, dan prosesnya masih berlangsung pada saat-saat pintu kasihan masih terbuka untuk melayakkan kita demi bait kudus yang mulia. Sekarang kita tidak boleh berselisih dan lalai serta malas, dan tidak boleh menolak untuk berpisah dari dosa, tetapi kita harus matikan cacat-cacat tabiat kita dan mengharapkan menjadi suci dan kudus serta dibentuk dalam tabiat supaya cocok untuk istana. Pada waktu Kristus datang, ketika itu. . . sudah terlambat untuk mencapai tabiat yang suci. Sekaranglah hari persiapan itu, sekaranglah waktunya kita dapat melenyapkan segala cacat dan kecelaan kita; sekaranglah waktunya dosa-dosa kita harus terlebih dahulu dibawa ke pengadilan, diakui dan ditinggalkan dan pengampunan tertulis untuk nama-nama kita. -Letter 60, 25 Desember 1886, kepada John Corliss dan isteri, para pekerja perintis di Australia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *