Umat Allah Tidak Menyukai Keinginan yang Keji
[AkhirZaman.org] Sekarang ini, sementara Imam Besar mengadakan pendamaian demi kita, maka kita harus berusaha untuk menjadi sempurna di dalam Kristus. Bahkan dalam pikiran pun Juruselamat kita tidak menyerah kepada kuasa penggodaan. Setan dapati di hati manusia satu titik di mana dia mendapat tempat berpijak; suatu keinginan keji yang disenangi, melalui mana godaan-godaannya menjalankan kuasanya. Tetapi Kristus menyatakan tentang Dirinya: ‘Penguasa dunia ini datang dan ia tidak berkuasa sedikit pun atas diri-Ku’ (Yohanes 14:30). Setan tidak dapat menemukan apa-apa dalam diri Putra Allah itu yang menyanggupkan dia beroleh kemenangan. la telah memelihara Hukum-Hukum Bapa-Nya, dan tidak ada dosa dalam diri-Nya yang dapat digunakan Setan untuk keuntungan-nya. lnilah keadaan yang harus terdapat dalam diri mereka yang akan tahan dalam masa kesusahan itu.—GC 623 (1911).
Peperangan Melawan Diri Sendiri Terus Berlangsung
Selama Setan berkerajaan ada diri sendiri yang harus ditaklukkan, ada dosa-dosa yang menjerat harus diatasi; selama hayat di kandung badan tidak ada tempat untuk berhenti, tidak ada titik yang dapat kita capai lalu berkata, Saya sudah berhasil sepenuhnya. Penyucian adalah hasil dari penurutan seumur hidup.-AA 560, 561 (1911).
Peperangan melawan pikiran yang keji harus terus-menerus dilakukan; dan kita harus dibantu oleh pengaruh rahmat Allah yang memperhalus, yang akan mengangkat pikiran ke atas dan membiasakannya untuk merenungkan perkara-perkara yang murni dan suci.—2T 479 (1870).
Kita bisa saja menciptakan dunia khayalan dalam benak kita sendiri atau membayangkan sebuah gereja yang ideal, di mana godaan-godaan Setan tidak lagi mendorong kepada kejahatan; tetapi kesempumaan itu hanya ada dalam angan-angan kita saja.-RH, 8 Agustus 1893.
Bilamana makhluk manusia menerima daging yang kudus maka mereka tidak akan tetap tinggal di buml ini, tetapi akan diangkat ke surga. Sekalipun dosa diampuni dalam kehidupan saat ini, bukanlah sekarang seluruh akibat-akibatnya itu dihapuskan. Pada kedatangan-Nya barulah Kristus ‘mengubah tubuh kita yang hina ini, sehingga serupa dengan tubuh-Nya yang mulia (Filipi 3:21 ).—2SM 33 (1901).
144.000
Mereka menyanyikan ‘nyanyian baru’ di hadapan takhta itu, sebuah nyanyian yang tak seorang pun dapat pelajari selain yang seratus empat puluh empat ribu itu. lnilah nyanyian Musa dan Anak Domba itu – sebuah nyanyian kelepasan. Tidak ada orang lain kecuali mereka yang berjumlah seratus empat puluh empat ribu itu yang dapat mempelajari nyanyian_ itu, karena itulah nyanyian pengalaman mereka — suatu pengalaman yang tidak ada kelompok lain pemah alami. ‘Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu ke mana saja la pergi.’ Mereka ini, yang sudah diangkat dari bumi, dari antara orang-orang yang hidup, dianggap sebagai ‘korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba itu’ (Wahyu 15:2, 3; 14:1-5). ‘lnilah mereka yang keluar dari kesusahan besar’: mereka sudah mengalami masa kesusahan seperti yang belum pemah terjadi sejak ada sesuatu bangsa: mereka telah menahan derita dari masa kesusahan Yakub; mereka sudah berdiri tanpa pengantara sepanjang curahan pehukuman Allah yang terakhir.-GC 648, 649 (1911).
Bukanlah kehendak-Nya bahwa mereka harus mengalami pertentangan soal pertanyaan-pertanyaan yang tidak akan menolong mereka secara rohani, misalnya, Siapa yang akan menentukan mereka yang berjumlah seratus empat puluh empat ribu itu? Untuk ini, mereka yang dipilih oleh Allah akan mengetahuinya dalam waktu yang singkat tanpa bertanya-tanya.—1SM 174 (1901).
Umat Allah Dilepaskan
Bala tentara Setan dan orang-orang jahat akan mengepung mereka dan bersukaria atas mereka karena nampaknya tidak ada jalan kelepasan bagi mereka. Tetapi di tengah-tengah keriangan dan kemenangan itu terdengarlah gemuruh silih berganti dari halilintar yang paling dahsyat. Langit ditudungi kegelapan dan hanya bisa ditembus oleh kilat yang menyilaukan dan kemuliaan yang luar biasa dari Surga, sementara Allah mengeluarkan suara-Nya dari kediaman-Nya yang kudus.
Dasar bumi bergoncang, gedung-gedung bergoyang dan runtuh dengan gemuruh yang dahsyat. Laut mendidih bagaikan sebuah panci dan seluruh bumi dalam kegemparan hebat. Orang-orang benar yang ditangkap bebas, lalu dengan bisikan yang indah dan syahdu mereka berkata kepada satu sama lain: ‘Kita luput, itu adalah suara Allah.’ IT 353, 354 (1862).
Bilamana perlindungan hukum manusia akan ditarik dari mereka yang menghormati Hukum Allah, maka di berbagai tempat akan terjadi suatu pergerakan secara serentak menuju kebinasaan mereka. Sementara waktu yang ditentukan dalam perintah itu semakin dekat, orang banyak akan bersekongkol untuk mengganyang sekte yang dibenci itu. Akan ditentukan untuk melakukan suatu pukulan mematlkan dalam satu malam, yang akan membungkam suara penolakan dan teguran.
Umat Allah — sebagian berada dalam tahanan penjara, sebagian lagi bersembunyi di hutan-hutan dan gunung-gunung yang terpencil — tetap memohon perlindungan llahi, sementara di setiap penjuru gerombolan-gerombolan bersenjata yang didesak maju oleh bala tentara Malaikat jahat, bersiap untuk tugas maut. . . . Disertai pekik kemenangan, ejekan, dan hinaan, gerombolan orang-orang jahat itu siap menerkam korban mereka, ketika tiba-tiba suatu kegelapan yang pekat, lebih pekat dari kegelapan malam, turun ke atas bumi. . . . Pada tengah malam Allah menyatakan kuasa-Nya demi kelepasan umat-Nya. . . . Di tengah langit yang mengamuk ada sebuah ruang yang terang dengan kemuliaan yang tak terlukiskan, dari mana terdengar suara Allah bagaikan bunyi air bah, berkata, ‘Sudah terlaksana’ (Wahyu 16:17). Suara itu menggoncang langit dan bumi. . . .
Kota-kota yang paling dibanggakan di bumi menjadi rata dengan tanah. lstana-istana yang megah di mana para pembesar dunia telah menimbun hartanya guna memuliakan diri sendiri runtuh berantakan di depan mata mereka. Tembok-tembok penjara terbelah, dan umat Allah yang dlkurung di dalamnya karena iman mereka pun bebas.-GC 635-637 (1911).