“Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kita pun dia tidak masuk hitungan. Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh” (Yesaya 53:3-5).
[AkhirZaman.org] Pencobaan terhadap Kristus, dan penderitaan-penderitaan-Nya akibat cobaan itu, adalah dalam proporsi yang sesuai dengan sifat-Nya yang agung, tanpa dosa itu. Tetapi dalam tiap saat-saat tekanan, Kristus diarahkan kepada Bapa-Nya. la “bertahan atas darah” dalam jam itu ketika ketakutan terhadap kegagalan moral adalah seperti ketakutan terhadap kematian. Selagi la bertelut di Getsemani; dalam penderitaan jiwa-Nya, tetes-tetes darah terjatuh dari pori-pori-Nya, dan menyentuh tanah di bumi. la berdoa dengan tangisan yang keras dan air mata, dan la di dengar dalam hal bahwa la takut.
Allah menguatkan Dia, sebagaimana la akan menguatkan semua yang mau merendahkan diri mereka sendiri, dan mendorong diri mereka, jiwa, tubuh, dan roh ke dalam tangan Allah yang memelihara perjanjian.
Di salib itu Kristus tahu, yang orang lain tidak bisa tahu, kuasa yang kejam cobaan lblis, dan hati-Nya terisi dengan pengasihan dan pengampunan bagi pencuri yang akan mati itu, yang telah dijerat oleh sang musuh itu. —The Youth’s Instructor, 26 Oktober 1899.
Hati Kristus ditusuk oleh kesakitan yang jauh lebih tajam daripada yang disebabkan oleh paku-paku yang dicucukkan ke dalam tangan-tangan dan kaki-kaki-Nya. la sementara menanggung dosa-dosa seluruh dunia, dengan menanggung hukuman bagi kita—murka Allah terhadap pelanggaran. Pencobaan yang dialami-Nya melibatkan cobaan yang kejam terhadap pikiran bahwa la telah ditinggalkan oleh Allah. Jiwa-Nya disiksa oleh tekanan kuasa kegelapan, terkecuali la mengubah pendirian-Nya dari yang lurus selama penganiyaan yang parah ltu.
Terkecuali ada suatu kemungkinan untuk menyerah, cobaan itu bukanlah cobaan. Cobaan terasa lebih kuat ketika manusia dengan kekuatan dipengaruhi untuk melakukan suatu tindakan yang keliru; dan, mengetahui bahwa ia bisa melakukannya oleh lman, untuk bertahan, dengan suatu pegangan yang teguh pada kuasa llahi. lnilah penderitaan yang melaluinya Kristus telah lewati. -The Youth’s Instructor, 20 Juli 1899.
(3 SM 131, 132)