[AkhirZaman.org] Terlalu lemas, bocah kurus berusia dua tahun tersebut hampir tak dapat berdiri ketika meminum air dari botol. Anak laki-laki yang ditemukan di Nigeria tersebut ditelantarkan oleh keluarga karena dituduh sebagai penyihir.
Seorang pekerja kemanusiaan asal Denmark, Anja Ringgren Loven, mengatakan anak itu selama ini tinggal di jalan dan dapat bertahan hidup hanya dari barang bekas orang yang melintas.
Ketika Loven menemukannya, anak itu sudah digerogoti ulat. Bocah yang dipanggil Loven dengan nama Hope tersebut kini harus melakukan transfusi darah setiap harinya.
Butuh banyak biaya untuk merawat Hope. Loven pun menggalang dana melalui jejaring sosial Facebook. Kini, Loven mengatakan bahwa keadaan Hope berangsur baik.
Hope berangsur baik. Berat badannya bertambah dan terlihat jauh lebih sehat. Kini, kami hanya ingin ia bisa berbicara. Itu akan terjadi secara alami ketika ia sudah keluar dari rumah sakit dan memulai hidupnya di tengah anak lain. Anak-anak akan lebih kuat ketika bersama,” tutur Loven seperti dikutip CNN.
Loven sendiri merupakan penggagas Badan Pembangunan dan Bantuan Edukasi untuk Anak Afrika. Ia mendirikan yayasan tersebut untuk menyelamatkan anak-anak yang dilabeli sebagai penyihir.
“Ribuan anak dituduh menjadi penyihir dan kami berdua sudah melihat penyiksaan terhadap anak, kematian anak, dan ketakutan anak-anak,” tulis Loven.
Di daerah tempat Hope ditemukan, Akwa Ibom, menuding seorang anak sebagai penyihir merupakan tindakan kriminal. Namun, tuduhan tersebut terus terjadi.
Kepercayaan terhadap penyihir tumbuh subur di seluruh pelosok dunia. Pada 2009, sekitar 1.000 orang dituduh menjadi penyihir di Gambia. Mereka dimasukkan ke dalam pusat tahanan pada Maret lalu dan dipaksa meminum racun halusinogen.
Pada 2014, laporan Komisioner Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi menunjukkan bahwa pelanggaran hak asasi manusia serupa juga terjadi di Nepal. Berbagai kasus tersebut meliputi kekerasan terhadap perempuan, anak, penyandang disabilitas, dan kaum lanjut usia.
Pada 2010, CNN melaporkan bahwa anak-anak yang dituduh sebagai penyihir di Nigeria bahkan harus menjalani ritual pengusiran setan dan dibunuh oleh keluarganya sendiri.
Seorang anak berusia lima tahun, Godswill, dituduh menjadi penyihir dan ditelantarkan, dipukuli, dan dikucilkan dari masyarakat.
Saat itu, pemerintah Akwa Ibom sendiri mengetahui adanya kasus kekerasan ini. Namun, mereka mengatakan bahwa laporan tersebut berlebihan.
Sam Ikpe-Itauma, pekerja lokal bagi Jaringan Rehabilitasi dan Hak Asasi Anak, mengatakan bahwa begitu seorang anak dinyatakan sebagai penyihir, mereka akan dikucilkan karena dianggap membawah sial bagi keluarga.
“Ketika seorang anak dikatakan merupakan seorang penyihir, memiliki kemampuan spiritual sihir yang dapat membuat anak tersebut berubah menjadi seperti kucing atau ular, anak itu diyakini dapat menyebabkan kekacuan, seperti membunuh orang, membawa penyakit, kemalangan bagi keluarga,” tutur Ikpe-Itauma.
Ikpe-Itauma sendiri tidak percaya dengan sihir. Ia ingin membangun kesadaran masyarakat yang terjebak dalam ketakutan tersebut. Ia percaya, kemisikinan merupakan faktor kunci masyarakat percaya pada sihir.
“Kemiskinan sebenarnya adalah saudara kembar dari ketidaktahuan,” katanya.
sumber: http://goo.gl/sl7qv4
“dan yang telah terbukti telah melakukan pekerjaan yang baik, seperti mengasuh anak, memberi tumpangan, membasuh kaki saudara-saudara seiman, menolong orang yang hidup dalam kesesakan – pendeknya mereka yang telah menggunakan segala kesempatan untuk berbuat baik.“ ( 1 Timotius 5:10 )
“Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.“ ( Matius 25:40 )