“Tetapi Petrus berkata: ‘Ananias, mengapa hatimu dikuasai lblis, sehingga engkau mendustai Roh Kudus dan menahan sebagian dari hasil penjualan tanah itu?”’(Kisah 5:3).
[AkhirZaman.org] Mereka juga mencatat kelalaian kita terhadap kewajiban. Perhatikan kasus Ananias dan Safira. Dalam berpura-pura bahwa mereka telah menyerahkan seluruh milik mereka kepada Allah,
mereka berdusta terhadap Roh Kudus, dan sebagai akibat penipuan mereka, maka mereka kehilangan bukan hanya nyawa yang sekarang ini, tetapi nyawa yang akan datang. Adalah menyedihkan untuk siapa saja yang menangani perkara-perkara suci, namun membawa ke dalam pekerjaan itu sifat tabiat mereka sendiri yang ganjil, sehingga membuat Allah untuk menghukum dosa mereka. Allah menginginkan mereka, dalam posisi mereka yang dipercaya, untuk meniru pikiran Kristus, tetapi sifat-sifat karakter menolak telah ditenunkan dalam semua pekerjaan mereka, dan pekerjaan Allah yang suci ternoda oleh sifat mereka yang mementingkan diri. Tuhan mengetahui apakah mereka yang memikul beban tanggung jawab adalah para penatalayan yang setia, sambil memelihara kejujuran dengan ketat dalam setiap transaksi, dan menempatkan kesan ini pada setiap tahap pekerjaan mereka . . . .
Hatimu sedih dan berduka, tetapi tidak lagi menipu dirimu sendiri, atau mengharapkan supaya pria dan wanita akan menghargai terang yang diberikan Allah kepada mereka dari kesucian-Nya sendiri sampai mereka membuka hati mereka kepada Yesus. “Bersandarlah pada-Ku,” kata-Nya, “percayalah pada-Ku: Aku tidak pernah akan menggagalkan engkau; bagimu Aku akan menjadi seorang penolong pada waktunya pada setiap waktu diperlukan.”
Telah ditunjukkan kepada saya bahwa semua yang sekarang menduduki posisi-posisi penting di kantor Review akan diuji. Jika mereka mau menjadikan Kristus teladan mereka, maka la akan memberi mereka hikmat dan pengetahuan serta pengenian; mereka akan bertumbuh dalam kasih karunia dan perilaku di jalan Kristus; tabiat mereka akan dibentuk menurut rupa-Nya. Jika mereka gagal menjaga jalan Tuhan, maka roh lain akan mengendalikan pikiran dan pertimbangan, dan mereka akan mencanangkan rencana-rencana tanpa Tuhan, dan akan menempuh jalan mereka sendiri, serta meninggalkan posisi yang tadinya mereka jabat. Terang telah diberikan kepada mereka; jika mereka berpisah dari terang itu, dan menempuh jalan mereka sendiri, biarlah tidak ada manusia yang memberikan sogokan untuk membujuk supaya ia tetap tinggal. Mereka akan menjadi rintangan dan jerat. Waktunya sudah tiba bilamana segala sesuatu akan digoncangkan apa yang dapat digoncang, supaya perkara-perkara yang tidak dapat digoncang akan tetap tinggal.—Letter20a, 1893.
(2 SM 217, 218)