[AkhirZaman.org] Beberapa tahun terakhir ini berbagai tindakan ekstrim oleh beberapa saudara yang mengaku Muslim begitu sering terjadi. Mungkin sekitar hampir empat belas tahun lalu kita masih mengingat bagaimana gedung kembar WTC di kota New York ditabrak oleh pesawat yang dibajak dan dikendalikan oleh golongan Al-Qaidah di bawah pimpinan mereka yang begitu terkenal, yaitu Osama bin Laden.
Semenjak peristiwa tersebut Amerika sangat super hati-hati dengan yang namanya Islam. Mereka mengirim pasukan selama bertahun-tahun ke Afganistan sebagai upaya ‘balas dendam’ atas perbuatan Al-Qaidah dalam serangan ke WTC itu.
Apa yang Amerika lakukan bukannya meredakan pergerakan itu, namun semakin banyak umat Muslim yang menyatakan kutukannya kepada Amerika yang semenjak peristiwa WTC itu sempat ‘anti’ dengan negara-negara Islam. Banyak umat Muslim dari berbagai negara yang mendaftarkan diri untuk menjadi jihad sebagai bentuk pembelaan mereka kepada agama yang mereka cintai.
Banyak dari mereka yang tega melakukan kekerasan dan pembunuhan kepada siapa saja yang mencela Islam. Pergerakan semacam Al-Qaidah semakin banyak bermunculan, dan yang paling fenomenal akhir-akhir ini tentunya adalah ISIS. Banyak orang Muslim mau menjadi jihad untuk menyatakan iman mereka dalam agama yang mereka yakini.
Seperti yang kita tahu bahwa jihad sangat identik dengan kekerasan seperti yang kelompok ISIS lakukan. Seluruh penjuru dunia menyatakan kritiknya atas tindakan yang tidak berperikemanusiaan ini, bahkan kritikan itu datang dari sesama umat Muslim yang memiliki pandangan lain tentang jihad yang tidak harus disertai dengan kekerasan.
Banyak tokoh dunia termasuk para tokoh agama di dalamnya yang memberikan komentar. Belum lama ini seorang pemimpin keagamaan Budha dari Tibet, Dalai Lama, dalam pertemuannya dengan tokoh agama Islam berdiskusi untuk fenomena jihad yang semakin merebak dan banyak menimbulkan korban jiwa.
Dalam satu pertemuan dengan wartawan setelah pertemuan itu mereka bersepakat bahwa umat Islam dan Budha, sebagaimana seluruh penduduk dunia, mendambakan perdamaian dan saling menyayangi. Dan ketika tiba baginya untuk berkomentar, Dalai Lama memberikan definisinya tentang jihad setelah pertemuannya dengan para tokoh agama Muslim itu.
“Saya diberitahu makna sejati dari jihad adalah bertempur melawan diri sendiri untuk melawan nafsu merusak. Dalam konteks ini pun saya juga melakukan jihad setiap hari, bahkan di saat saya bermimpi.”
Saudara, bukankah ‘jihad’ itu begitu indah jika setiap orang memiliki makna ‘jihad’ yang benar. Itu bukanlah suatu tindakan kekerasan ketika sekitar kita memiliki ide, perkataan, dan perilaku yang tidak sepaham dengan kita. Dan bukan umat Muslim saja yang harus ‘berjihad’, namun setiap orang juga harus ‘berjihad’ untuk bertempur melawan diri sendiri dan melawan setiap nafsu yang merusak.
Namun sayangnya banyak umat beragama tidak mengerti prinsip ini. Bahkan Rasul Paulus melihat dan menubuatkan apa yang akan menjadi pemikiran dan perilaku orang-orang yang hidup di akhir zaman.
“Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar. Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama, tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang, tidak dapat mengekang diri, garang, tidak suka yang baik, suka mengkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah.” 2 Timotius 3:1-4.
Apa yang Anda pikirkan ketika membaca ayat itu dan mungkin bertemu dengan orang-orang yang memiliki ciri-ciri itu atau salah satu dari itu? Mari kita simpulkan: Mereka Tidak ‘Berjihad’. Itu adalah kelompok orang yang tidak mati bagi diri.
Sebelum kita bahas apa itu arti mati bagi diri (jihad), bukankah sekarang dunia ini dipenuhi oleh orang-orang dengan karakteristik seperti yang Paulus katakan? Jika iya, maka dimanakah sekarang kita berada dalam sejarah dunia ini? Ayat pertama tadi Paulus katakan jika semua yang itu terjadi maka kita berada pada “hari-hari terakhir” sejarah dunia ini sebelum kedatangan Kristus kedua kali.
Saudara, coba cermati kembali ayat-ayat di atas dan Anda akan mendapati betapa dunia dipenuhi dengan orang yang semakin selfish (mementingkan diri), memperhambakan diri kepada kekayaan sehingga banyak dari mereka yang melakukan segala cara untuk mendapatkannya.
Mari jangan hanya lihat bahwa kejahatan yang digunakan untuk memperoleh kekayaan, jangan dulu berpikir tentang korupsi para pejabat. Berapa banyak dari Anda yang mungkin gila kerja untuk mengejar harta namun berakibat tidak mempedulikan agama dan cuek dengan Tuhan dan hal-hal yang rohani? Atau mungkin sekadar berdoa dan mengadakan renungan pagi secara pribadi atau bersama keluarga saja Anda tidak sempat? Jika iya, maka Anda termasuk pada golongan orang yang menjadi hamba uang.
Mari kita lompati beberapa ciri-ciri dan berpindah ke ciri-ciri yang terakhir, yaitu lebih menuruti hawa nafsu. Sekali lagi, jangan berpikir tentang orang lain yang kumpul kebo dengan pasangannya atau melakukan seks bebas; bagaimana cara Anda berhubungan dengan isteri atau suami Anda. Baru-baru ini di Istanbul, Turki, seorang suami dibunuh isterinya oleh karena sang suami memaksa isterinya untuk melakukan adegan porno dalam hubungan mereka. Anda lihat, kekerasan dalam rumah tangga tidak selalu berupa kekerasan fisik namun bisa jadi diawali dengan hubungan-hubungan intim yang penuh dengan nafsu.
Jika melihat semuanya ini dan Anda tambahkan yang Yesus katakan mengenai tanda-tanda kesudahan dunia dan kedatangan-Nya kedua kali dalam Matius 24, maka kita dapat memahami bahwa Anda dan kami berada di penghujung terakhir sejarah berdirinya dunia ini.
Namun apakah Anda dan kita semua yang akan menggenapi nubuatan-nubuatan buruk itu, atau sebaliknya? Beberapa waktu lalu kita pernah membahas ini, namun mari kita ulangi sekali lagi. Di penghujung berakhirnya sejarah dunia ini, Allah yang hidup, yaitu Sang Pencipta dunia ini (Kisah 14:15) akan memiliki suatu umat yang mampu bertahan untuk tidak terkontaminasi meski dunia begitu memberikan pengaruh yang merusak moral dan spiritual. Dan mereka akan menerima meterai dari Allah yang hidup sebagai tanda bahwa sebelum pemberian meterai itu mereka bersiap menjadi hamba dari Allah yang hidup, dan setelah pemberian meterai itu akan memastikan mereka sebagai hamba Allah yang hidup yang menciptakan dunia ini.
Siapakah hamba Allah yang hidup ini? Roma 6:22 mengatakan, “Tetapi sekarang, setelah kamu dimerdekakan dari dosa dan setelah kamu menjadi hamba Allah…” Rasul Paulus mengatakan bahwa setiap orang yang telah merdeka (bebas) dari perhambaan dosa maka akan menjadi hamba Allah. Namun bagaimana merdeka (bebas) dari perhambaan dosa dan kemudian menjadi hamba Allah?
Ayat 7 menyatakan, “Sebab siapa yang telah mati, ia telah bebas dari (perhambaan) dosa.” Ayat ini menyatakan Anda harus mati supaya bebas dari dosa. Jika konsep jihad yang benar adalah bertempur melawan diri sendiri dan nafsu, maka Anda harus berjihad dengan benar (mati bagi diri sendiri). Dan inilah yang Paulus katakan dalam ayat 6, “Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa.”
Manusia lama adalah segala macam keinginan diri yang akan membunuh kehidupan kekal Anda. Coba mari kita secara pribadi melihat yang Paulus katakan dalam 2 Timotius 3:1-4 tadi, dan coba kenali apakah diri kita masuk dalam golongan yang ayat itu katakan. Dalam ayat 5 Paulus katakan, “Jauhilah mereka itu!” Jangan pernah berpikir bahwa ayat ini meminta kita untuk menjauhi orang lain yang tidak menyerahkan dirinya dalam kuasa Tuhan yang mengubahkan tabiat. Mungkin benar bahwa kita harus menjaga dan membatasi pergaulan kita supaya kita tidak terpengaruh, dan banyak orang Kristen yang meninggalkan imannya karena salah pergaulan.
Namun mari kita melihat pada satu konsep yang baru bahwa ayat itu juga berkata, “Jauhilah manusia lama dalam diri Anda!” Jika kita masih mencintai dan bergaul akrab dengan manusia lama dalam diri kita masing-masing, maka itu adalah ancaman terbesar dalam setiap kehidupan orang Kristen.
Mari kita berjihad dan mati bagi diri, tinggalkan manusia lama Anda yang penuh dengan keinginan dosa yang akan membunuh kehidupan kekal kita. Namun kita membutuhkan Yesus. “Tetapi jika Kristus ada di dalam kamu, maka tubuh memang mati karena dosa, tetapi roh adalah kehidupan oleh karena kebenaran. Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang diam di dalam kamu.” Roma 8:10, 11.
Anda dan kami perlu Yesus. Undanglah Dia saat ini juga, maka dengan senang hati Dia akan datang karena sesungguhnya selama ini Dia setiap saat menunggu pintu hati Anda yang setiap hari Dia ketok supaya Dia dapat masuk.