Terhadap Tindakan yang Menggusarkan.
[AkhirZaman.org] Anak anak dinasihati agar menurut orang tua mereka di dalam Tuhan, tetapi orang tua juga diperintahkan agar, “Jangan menyakiti hati anakmu, supaya jangan tawar hatinya.” Sering kita bertindak lebih menimbulkan kegusaran daripada memenangkan. Saya pernah melihat seorang ibu merebut dari tangan anaknya sesuatu yang memberikan kepadanya kesukaan yang istimewa. Anak itu tidak mengetahui sebabnya hal itu dilakukan, dan dengan sendirinya ia merasa diperlakukan dengan tidak sepatutnya. Kemudian terjadi pertengkaran antara orang tua dan anak, dan tindakan pemukulan yang kejam mengakhiri kejadian itu sejauh yang dapat dilihat oleh mata; tetapi peperangan itu meninggalkan satu kesan di dalam pikiran yang lembut itu yang tidak mudah dihapuskan. Ibu ini telah bertindak dengan tidak bijaksana. Ia tidak memikirkan sebab dan akibatnya. Tindakannya yang keras dan tidak bijaksana itu telah merangsang nafsu amarah di dalam hati anaknya, dan pada peristiwa yang sama kemarahan seperti ini ditimbulkan dan dikuatkan.
Terhadap Sikap Mencari cari Kesalahan.
Engkau tidak mempunyai hak untuk mendatangkan awan yang gelap ke atas kebahagiaan anak anakmu dengan mencari cari kesalahan atau mengecam dengan pedas kesalahan yang remeh. Kesalahan yang sebenarnya harus dinyatakan kekejiannya, dan satu tindakan yang tegas dan pasti harus diadakan untuk mencegah agar jangan terulang kembali; namun demikian anak anak janganlah dibiarkan, dalam keadaan pikiran yang tidak berpengharapan, melainkan dengan satu semangat agar mereka dapat memperbaiki diri dan memperoleh kepercayaan dan kasih sayangmu. Anak anak boleh jadi ingin berbuat yang benar, mereka boleh jadi bertekad di dalam hati mereka untuk menurut; tetapi mereka memerlukan pertolongan dan dorongan.
Terhadap Disiplin yang Terlalu Keras.
Oh, betapa Allah tidak dihormati di dalam satu keluarga dimana tidak ada pengertian yang benar tentang apa sebenarnya disiplin keluarga itu, dan anak anak menjadi bingung apakah artinya disiplin dan pemerintahan itu. Adalah benar bahwa disiplin yang terlalu keras, kritik yang terlalu banyak, peraturan dan undang undang; tidak diperlukan, menuntun kepada sikap tidak hormat terhadap wewenang dan akhirnya kepada pelanggaran terhadap peraturan peraturan yang Kristus telah turuti.
Bilamana orang tua menunjukkan roh yang kasar, kejam dan bersikap seperti majikan, maka satu roh memberontak dan membangkang dibangkitkan di dalam diri anak anak. Dengan demikian orang tua gagal memberikan pengaruh yang melembutkan kepada anak anak mereka.
Orang tua, tidak dapatkah engkau menyadari bahwa kata kata yang kasar membangkitkan perlawanan? Apakah yang engkau akan lakukan jikalau engkau diperlakukan tanpa pertimbangan sama seperti engkau telah memperlakukan anak anakmu itu? Adalah tugasmu untuk mempelajari sebab dan akibatnya. Bilamana engkau memarahi anak anakrnu, bilamana dengan penuh kemarahan engkau memukul anak anak yang terlalu kecil untuk membela diri mereka sendiri, apakah engkau bertanya kepada dirimu sendiri pengaruh apakah yang akan timbul di dalam dirimu sebagai akibat daripada perlakuan seperti itu? Sudahkah engkau memikirkan betapa pekanya engkau terhadap kata kata kecaman dan kata kata yang mempersalahkan? betapa cepatnya engkau merasa disakiti jikalau engkau merasa bahwa seseorang gagal untuk mengakui kesanggupanmu? Engkau tidak lain adalah anak anak yang sudah menjadi besar. Kemudian pikirkan bagaimana perasaan anak anakmu bilamana engkau mengucapkan kata kata yang kasar dan menusuk kepada mereka, sambil menghukum mereka dengan kejam atas kesalahan yang pada pemandangan Tuhan tidak sampai separuh daripada besarnya kesalahan daripada perlakuanmu terhadap mereka.
Banyak orang tua yang mengaku diri Kristen belum bertobat. Kristus tidak berdiam di dalam hati mereka oleh iman! Kekasaran mereka, ketidakbijaksanaan mereka, sifat pemarah mereka yang belum dikalahkan, memuakkan anak anak mereka dan menjadikan mereka melawan kepada segala pengajaran agama.
Terhadap Kritik yang Terus menerus.
Di dalam usaha kita untuk memperbaiki yang jahat, kita harus waspada terhadap satu kecenderungan untuk mencari cari kesalahan atau mengeritik. Kritik yang terus menerus, membingungkan, tetapi tidak rnemperbaharui. Terhadap banyak pikiran dan sering mereka yang mempunyai kepekaan yang paling dalam, satu suasana daripada kritik yang tidak bersimpati adalah sesuatu yang berbahaya. Bunga bungaan tidak mekar di bawah tiupan angin tofan.
Seorang anak yang sering dikritik atas beberapa kesalahan yang tertentu akan datang waktunya bilamana ia akan menganggap bahwa kesalahan itu sebagai keistimewaannya, sesuatu terhadap hal mana usaha untuk mengalahkannya adalah sia sia. Dengan demikian timbullah kekecewaan dan keputusasaan, yang sering disembunyikan di bawah satu penampilan yang bersikap acuh atau pura pura berani.
Terhadap perintah dan Kecaman.
Beberapa orang tua menimbulkan banyak kegaduhan oleh kurangnya pengendalian diri mereka. Gantinya dengan manis budi meminta anak anak untuk melakukan hal ini atau itu, mereka memerintah anak anak itu dengan nada marah, dan pada saat yang sama satu kecaman atau teguran terlontar dari bibir mereka yang tidak seharusnya diterima oleh anak anak itu. Orang tua, tindakan seperti ini yang diadakan terhadap anak anakmu itu merusak kegembiraan dan cita cita mereka. Mereka melakukan perintahmu, bukan oleh karena kasih, tetapi oleh sebab mereka tidak berani untuk berbuat yang sebaliknya. Hati mereka tidak pada perintah itu. Hal itu akan merupakan sesuatu yang menjemukan gantinya menyukakan hati, dan hal ini sering menuntun mereka untuk melupakan dan untuk menuruti segala petunjukmu, yang menambahkan kemarahanmu dan menjadikannya lebih buruk lagi bagi anak anakmu. Tindakan mencari cari salah ini diulang ulangi, segala tingkah laku mereka yang tidak baik itu dihadapkan kepada mereka dengan cara yang menyolok, hingga kekecewaan menyerang mereka, dan mereka tidak merasa pasti apakah mereka menyukainya atau tidak. Satu roh “saya tidak peduli” menguasai diri mereka, dan mereka mencari kesukaan dan kesenangan di luar rumah, jauh dari orang tua mereka, yang tidak mereka dapati di dalam rumah tangga. Mereka bercampur baur dengan teman teman yang ada di pinggir jalan dan dengan segera merekapun menjadi sama jahatnya dengan orang yang paling jahat.
Terhadap Satu Tindakan yang Semena mena.
Kemauan orang tua harus ada di bawah disiplin Kristus. Bilamana dibentuk dan dikendalikan oleh Roh Kudus Allah yang murni itu, maka mereka dapat meneguhkan pemerintahan yang tidak diragukan lagi terhadap anak anak mereka. Tetapi jikalau orang tua kejam dan menuntut berlebih lebihan di dalam disiplin mereka, maka mereka melakukan satu pekerjaan yang mereka sendiri tidak pernah akan dapat hapuskan. Oleh tindakan mereka yang semena mena, mereka membangkitkan satu perasaan ketidakadilan.
Terhadap Ketidakadilan.
Anak anak peka terhadap ketidakadilan dalam hal yang paling kecil sekalipun, dan beberapa akan menjadi kecewa di bawah keadaan seperti itu dan tidak akan memperhatikan suara perintah yang keras dan marah, atau mempedulikan ancaman ancaman hukuman. Pemberontakan terlalu sering ditanamkan di dalam hati anak anak melalui disiplin yang salah dari orang tua, dimana sebenarnya anak anak akan membentuk tabiat yang baik dan serasi, andaikata satu cara yang sepatutnya telah diadakan. Seorang ibu yang tidak mempunyai pengendalian diri yang sempurna tidak pantas untuk mengurus anak anak.’
Terhadap Satu Sentakan dan Pukulan.
Bilamana ibu menyentak atau memukul anaknya, apakah engkau beranggapan bahwa hal itu akan menyanggupkan dia untuk melihat keindahan tabiat Kristen? Tentu tidak, hal itu hanya cenderung untuk menimbulkan perasaan jahat di dalam hati, dan anak itu sama sekali tidak diperbaiki.
Terhadap Kata kata yang Kasar dan Tidak Bersimpati.
Kristus siap untuk mengajar bapa dan ibu supaya menjadi pendidik pendidik yang sejati. Mereka yang belajar di dalam sekolah Nya . . . tidak akan pernah berkata kata dalam nada suara yang kasar dan tidak bersimpati; oleh karena kata kata yang diucapkan dengan cara demikian menusuk telinga, merusak syaraf, menyebabkan penderitaan pikiran, dan menimbulkan satu keadaan pikiran yang menjadikannya tidak mungkin untuk mengendalikan sifat sifat daripada anak itu yang kepadanya kata kata seperti itu ditujukan. Hal ini seringmenjadi sebab mengapa anak anak berbicara dengan cara yang tidak hormat kepada orang tua.