[AkhirZaman.org] “Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan” (Roma 8:26).
Victoria dan Orestes bertemu di sebuah pesta di Havana, Kuba. Mereka adalah anak-anak dari pekerja setia Partai Komunis, Victoria berusia 16 tahun, dan Orestes berusia 18 tahun. Dua tahun kemudian mereka menikah. Hampir dalam waktu bersamaan Orestes dikirim ke Uni Soviet untuk pelatihan militer selama 2 tahun. Victoria tetap tinggal di Kuba dan belajar menjadi seorang dokter gigi.
Di tahun 1980-an mereka pergi ke Rusia sebagai suatu keluarga (mereka memiliki dua orang anak), dimana Orestes harus mendapatkan pelatihan terbang lebih lanjut. Karena surat ijin praktek kedokteran gigi Vicky dari Kuba tidak diterima di Rusia, ia bekerja di pabrik pembotolan. Suatu hari sebuah mesin merobek tangannya, dan di rumah sakit ia menderita efek sampingan dari suatu vaksin. Ketika ia berbaring di ujung kematiannya, suaminya mengajukan pertanyaan yang belum pernah diajukannya.
Apakah kau percaya kepada Allah, Vicky?”
“Ya. Vicky menjawab.
“Kau tidak pernah memberitahuku!”
Malam itu Orestes pulang ke rumah dan berdoa untuk pertama kalinya dalam hidupnya. “Allah, aku tidak mempercayai-Mu, tetapi Vicky mempunyai iman yang begitu besar. Mengapa Engkau tidak menolongnya agar ia tidak mati?”
Memang sebuah doa yang aneh! Tetapi Allah memahaminya; Ia melihat pada hati. Roh Kudus menutupi kekurangan kita, mengantarai kita “dengan keluhan-keluhan yang tak terucapkan.” (Roma 8:26)
Orestes Lorenzo telah menemukan Allah. Allah mengabulkan permohonan seorang ateis keras yang berseru dalam keputusasaannya meminta pertolongan-Nya untuk menyelamatkan istrinya tercinta, Victoria, yang berada di ujung kematian. Allah mendengar dan menjawabnya. Vicky pulih kembali. Tidak ada lagi yang sama bagi Orestes dan Vicky setelah itu. Kehidupan mereka berubah selamanya. Ketika keterbukaan politik melanda di seluruh Uni Soviet, Orestes mulai mengunjungi perpustakaan dan melahap bacaan surat kabar. Ia mempelajari suatu versi baru sejarah, ia mendapati bahwa kebanyakan dari yang diajarkan di sekolahnya adalah kebohongan.
Beberapa tahun sesudah itu, Orestes, yang sudah menjadi seorang mayor di Angkatan Udara Kuba, menyusun rencana berbahaya. Suatu hari ia terbang dengan pesawat MIG-23 buatan Rusia dari pangkalan laut di Santa Clara. Terbang rendah 12 kaki di atas permukaan air untuk menghindar dari radar Amerika., ia membuat takut pelabuhan udara Naval di Key West, Florida, dengan mendarat tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Melihat tidak ada cara untuk menyelundupkan istri dan kedua anaknya ke kapal, ia meninggalkan mereka. Ia menyadari bahwa mungkin ia juga tidak akan bertahan dalam misi yang membahayakan itu, tetapi bila ia bisa sampai ke Amerika Serikat, ia yakin pasti akan menemukan cara untuk mendapatkan keluarganya kembali.
Banyak pejabat tinggi yang memberi bantuan. Presiden George Bush, Mikhail Gorbachev, Coretta Scot King, para senator, anggota konggres, semua menulis atas namanya. Tetapi penguasa Kuba menolak melepaskan keluarga dari seorang yang mereka anggap sebagai pengkhianat. Seiring dengan berlalunya waktu, Orestes semakin putus asa. Akhirnya ia memutuskan untuk mengambil langkah sendiri.
Melalui pesan-pesan yang disampaikan oleh sahabat-sahabatnya yang terpercaya, Orestes menginstruksikan agar Vicky bersiap-siap pada hari yang telah ditentukan agar memakai baju berwarna jingga supaya terlihat di kegelapan. Pada pukul 5.00 sore itu Orestes terbang dari Key West dengan sebuah pesawat Cessna kuno pinjaman. Terbang rendah di Selat Florida, setelah 43 menit ia melihat jembatan di Matanzas. Kemudian ia melihat kilasan warna jingga di pinggir jalan, tepat dimana seharusnya. Ia kemudian mendaratkan pesawatnya di jalan besar, tepat di depan seorang pengemudi truk yang sangat terkejut. Vicky beserta anak-anak segera berlari ke pesawat, dan dalam waktu singkat roda Cessna berputar-putar.
Tetapi sekarang Orestes kekurangan landasan pacu. ”Secara manusiawi tidak mungkin lepas landas,” katanya kemudian. Aspalnya habis, dan pada saat itulah pesawat itu terangkat. Saat itu Orestes kembali memuji Allah yang tidak dikenalnya sama sekali lima tahun sebelumnya.
Dua ribu tahun yang lalu Seorang Pilot surgawi memulai sebuah misi penyelamatan yang berbahaya. Meskipun denagn perjuangan sengit, Ia berhasil. Dan kemenangan itu menjamin bahwa suatu hari nanti Ia akan segera datang kembali dari langit, mengangkat kita dari bumi ini, dan membawa kita ke rumah kekal yang sudah disediakannya untuk kita.
“Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada.” Yohanes 14:3