“Orang yang jujur dipimpin oleh ketulusannya, tetapi pengkhianat dirusak oleh kecurangannya.” [Amsal 11:3]
[AkhirZaman.org] Kristus berkata: “Setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedangkan pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik.” “Jadi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka.”
Perbuatan-perbuatan dari kehidupan manusia adalah buah yang dihasilkan. Jika perbuatan-perbuatan itu tidak setia dan tidak jujur dalam perkara-perkara duniawi, hal itu akan menghasilkan tanaman onak dan duri: hal itu akan menjadi tidak setia dalam kehidupan rohani dan akan merampok Allah dalam hal perpuluhan dan persembahan.
Alkitab mengecam semua bentuk penipuan, janji palsu, dan ketidakjujuran, dalam istilah yang paling kuat. Benar dan salah dengan jelas dinyatakan.
Tetapi kepada kita ditunjukan bahwa umat Allah telah menempatkan diri mereka pada daerah musuh; mereka telah menyerah kepada pencobaan-pencobaannya dan mengikuti rancangan-rancangannya hingga kepekaan mereka secara mengerikan telah menjadi tumpul.
Penyimpangan ringan dari kebenaran, perbedaan kecil dari tuntutan-tuntutan Allah, merajalela, bagaimanapun, tidak terlalu besar kadar dosanya, ketika keuntungan atau kerugian terjadi. Namun dosa adalah dosa, apakah itu dilakukan oleh seorang milioner atau pun oleh si peminta-minta di jalanan.
Mereka yang mendapatkan harta dengan penyajian-penyajian yang palsu sedang menimpakan hukuman kepada jiwa mereka. Semua yang diperoleh melalui penipuan atau kelicikan hanya akan menjadi kutuk bagi si penerimanya.
Adam dan Hawa menderita akibat-akibat yang mengerikan karena tidak menuruti perintah Allah. Mereka dapat saja beralasan; ini hanya satu dosa kecil, dan tidak akan pernah diusik.
Tetapi Allah memperlakukan hal itu sebagai satu kejahatan yang mengerikan, dan kesengsaraan akibat pelanggaran mereka dirasakan di sepanjang waktu.
Pada masa di mana kita hidup, dosa-dosa yang jauh lebih besar sering dilakukan oleh mereka yang mengaku sebagai anak-anak Allah. Dalam transaksi bisnis, kecurangan, diucapkan dan dilakukan oleh yang mengaku umat Allah yang membawa murka-Nya ke atas mereka dan membawa suatu celaan terhadap pekerjaan-Nya.
Penyimpangan yang terkecil dari kesetiaan dan kejujuran adalah pelanggaran terhadap hukum Allah. Pemanjaan yang terus-menerus dalam dosa menyesuaikan seseorang kepada kebiasaan berbuat dosa, tetapi tidak mengurangi sifat dosa yang merajalela itu.
Allah telah mendirikan prinsip-prinsip yang kekal, yang Ia tidak dapat ubah tanpa suatu revisi dari seluruh sifat-Nya. Jika Firman Allah dengan setia dipelajari oleh semua yang mengaku percaya akan kebenaran, mereka tidak akan menjadi orang-orang yang kerdil dalam perkara-perkara rohani. Mereka yang mengabaikan tuntutan-tuntutan Allah dalam kehidupan ini tidak akan menghargai otoritas Allah, seandainya mereka masuk surga.— {Testimonies for the Church, vol.4 hlm.311, 312}