[AkhirZaman.org] Kekurangan gizi di masa kanak-kanak dapat menyebabkan pertumbuhan terhambat serta masalah kesehatan lainnya yang dirasakan seumur hidup.
Krisis sosial dan ekonomi yang disebabkan oleh pandemi virus corona berpotensi menyebabkan hampir tujuh juta anak mengalami stunting akibat kekurangan gizi, kata Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) pada Selasa, (28/07).
Stunting adalah kondisi gagal pertumbuhan pada anak (pertumbuhan tubuh dan otak) akibat kekurangan gizi.
Bahkan sebelum Covid-19 diperkirakan telah ada 47 juta balita yang mengalami penurunan berat badan dengan cepat (wasting) di tingkat sedang hingga parah yang sebagian besar tinggal di Afrika sub-Sahara dan Asia Tenggara.
Kini, akibat lockdown dan terganggunya rute bantuan vital dalam perdagangan internasional, PBB memperingatkan bahwa pandemi virus corona akan menciptakan “efek antar generasi” pada kesehatan jutaan manusia.
Dalam sebuah artikel pada jurnal medis The Lancet, tim ahli menunjukkan hasil estimasi pemodelan komputer tentang pasokan makanan di 118 negara miskin dan berpenghasilan menengah.
Hasilnya, mereka menemukan bahwa wasting akibat kekurangan gizi tingkat sedang hingga berat untuk anak di bawah usia lima tahun akan meningkat 14,3% atau setara dengan 6,7 juta kasus tambahan.
Wasting terjadi ketika tubuh kekurangan gizi akut sehingga otot dan lemak dalam tubuh mulai berkurang dengan cepat.
Skenario terburuk: 180.000 anak terancam meninggal
Anak-anak yang selamat dari kelaparan Ethiopia mendapat penghasilan per tahun 3-8% lebih rendah selama hidup mereka daripada teman sebaya mereka.
Sejumlah penelitian juga telah menunjukkan hubungan yang jelas antara wasting dengan kondisi kesehatan kronis dan parah di kemudian hari.
“Kekurangan nutrisi pada balita di fase awal kehidupan akibat dampak mendalam pandemi Covid-19 dapat menciptakan konsekuensi antar-generasi untuk pertumbuhan dan perkembangan anak dan dampak seumur hidup pada pendidikan, risiko penyakit kronis dan pembentukan manusia secara keseluruhan,” tulis para peneliti, sebagaimana dikutip kantor berita AFP.
Dalam permodelan tersebut, skenario terburuk akibat pandemi virus corona yaitu menyebabkan anak kecil kehilangan 50% asupan nutrisi dan layanan perawatan, dimana hampir 180.000 berpotensi meninggal dunia di tahun ini saja.
Wasting bertanggung jawab atas satu dari 10 kematian bayi di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.
Penelitian terbaru juga menunjukkan bahwa pandemi akan membuat sekitar 140 juta orang masuk ke dalam kemiskinan ekstrem – yaitu, hidup dengan kurang dari US$1,90 atau Rp27 ribu sehari.
Tim Kesehatan mengatakan jumlah kematian terkait faktor yang berhubungan dengan makanan di Yaman mengalami peningkatan.
Di negara-negara yang telah mengalami krisis kemanusiaan, UNICEF (Badan PBB untuk anak-anak) telah memperingatkan bahwa, hingga 100% layanan nutrisi penting dapat terganggu.
Dalam sebuah surat terbuka yang ditandatangani oleh kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus, tertulis bahwa kondisi ini dapat diminimalisir dampaknya, jika dilakukan penambahan anggaran bantuan minimal US$2,4 miliar untuk melindungi anak-anak yang berisiko.
“Kita harus melangkah maju bersama dengan tindakan yang berkelanjutan dan melakukan investasi pada nutrisi hari ini dan mengurangi dampak krisis Covid-19 dan potensi warisan antargenerasi terkait kelaparan dan kekurangan gizi pada anak-anak,” katanya.
Sumber: https://bbc.in/3kg8nGa
Masa kesusahan dan kesesakan ada dihadapan kita, kekacauan, demontrasi dimana-mana, segi moralitas makin menurun, pandemi yang tak kunjung selesai, krisis ekonomi dan bala kelaparan makin mendekati umat manusia. Suatu kondisi yang sangat memprihatinkan dan ini perlu disikapi sesegera mungkin supaya semuanya dapat segera terselesaikan dengan sebuah kemenangan.
kelaparan yang menimpa akan menjadikan tubuh rentan terhadap penyakit yang bisa membahayakan dan bahkan dapat mengancam nyawa seseorang.
Satu kisah yang hampir sama ketika seseorang mengalami suatu kelaparan yang luar biasa, kerena Orang tersebut melakukan puasa selama empat puluh hari, siapakah Dia? Dia adalah Yesus. Ketika Yesus sedang berpuasa, setan mencobai Dia untuk mengubah batu menjadi roti. “Tetapi Yesus menjawab: ‘Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.’” Matius 4:4.
Yesus mengetahui bahwa terlalu mudah bagi manusia untuk dapat menyadari tentang kondisi laparnya, dan berusaha untuk segera mengatasinya dengan cara mencari sesuatu yang dapat mengenyangkannya, tapi sayangnya ini seringkali berlaku dalam hal kelaparan secara fisik, dan cenderung mengalihkan perhatian kepada kesenangan dunia ketika merasakan kelaparan secara rohani.
Saat ini bisa jadi Anda tidak merasakan yang namanya lapar secara jasmani, bisa jadi Anda saat ini merasakan lapar rohani, lalu bagaimana supaya dapat mengatasi kelaparan? Makanlah makanan yang bergizi yaitu “firman Tuhan” sebagaimana tertulis dalam kitab Matius 4:4.
“Suatu waktu kesesakan yang besar, seperti yang belum pernah terjadi,” akan segera datang ke atas kita. Dan kita akan memerlukan suatu pengalaman yang sekarang kita tidak miliki, dan yang banyak orang terlalu malas untuk mendapatkannya. Sering penganiayaan lebih besar dalam dugaan daripada kenyataan yang sebenarnya, tetapi tidak demikian dengan krisis yang ada dihadapan kita. Gambaran yang paling jelas tidak dapat menjelaskan betapa hebatnya ujian itu. Pada masa pencobaan itu, setiap jiwa harus berdiri sendiri di hadapan Allah. “Biarpun Nuh, Daniel dan Ayub,” berada di negeri itu, “demi Aku yang hidup, demikianlah firman Tuhan Allah, mereka tidak akan menyelamatkan baik anak laki-laki maupun anak perempuan, melainkan mereka akan menyelamatkan hanya nyawanya sendiri karena kebenaran mereka.” (Yehezkiel 14:20). Kemenangan Akhir hlm 656.2.