Pujilah Tuhan, hai jiwaku: Pujilah namaNya yang kudus, hai segenap batinku. Pujilah Tuhan, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikanNya. Mazmur 103:1, 2.
[AkhirZaman.org] Saya ingin, meminta perhatianmu kepada perjanjian-perjanjian yang indah dalam Firman Allah. Semua orang yang menjadi anak-anak Allah tidak sama kuasanya, tidak sama perangainya, keyakinan dan keberanianpun tidak sama.
Sesungguhnya saya merasa senang oleh karena perasaan tidak menjadi bukti bahwa kita bukanlah anak-anak Allah. Musuh akan menggoda engkau untuk memikirkan bahwa engkau telah melakukan hal-hal yang menceraikan engkau dari Allah, sehingga la tidak lagi mengasihimu, tetapi Tuhan masih tetap mencintai kita, dan kita dapat mengetahui melalui perkataan yang la cantumkan dalam catatan mengenai keadaan-keadaan seperti keadaanmu. “Jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus yang adil” (1 Yoh 2:1). ”Jika kita mengaku dosa kita, maka la adalah setia dan adil, sehingga la akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan” (pasal 1:9).
Sekarang, saudariku yang kekasih, ternyata bagiku bahwa Allah mencintaimu, dan Juruselamat yang indah yang menyerahkan diriNya karena engkau, tidak akan menolak engkau bila datang padaNya oleh sebab engkau dicobai dan dalam kelemahanmu dapat memperoleh kemenangan. la masih tetap mencintaimu.
Sekarang janganlah merisaukan dirimu sendiri terlepas dari tangan Juruselamat yang kekasih itu, tetapi berharaplah dengan iman. la mencintai engkau; la memikirkan keselamatanmu; la memberkatimu, dan hendak memberimu damai dan anugerahNya. la sedang berkata padamu, “Dosamu sudah diampuni.” Mungkin engkau mendapat kesulitan dengan cacat cela tubuhmu, tetapi hal itu bukanlah suatu bukti bahwa Tuhan tidak bekerja demi keselamatanmu setiap hari. la akan mengampunimu, dengan limpahnya. Taruhlah perjanjian-perjanjian Allah yang manis pada jiwamu. Yesus adalah Sahabat kita yang tetap dan tidak berubah, dan la menginginkan supaya engkau percaya padaNya. . . .
Yesus melihat kesalahan masa yang silam, tetapi la menyatakan pengampunan; dan kita tidak boleh menghinaNya dengan meragukan kasihNya. Perasaan bersalah ini haruslah diletakkan di kaki salib di Kalvari. Rasa berdosa telah meracuni sumber kehldupan dan kebahagiaan yang sejati. Sekarang Yesus berkata, “Letakkanlah semua itu padaKu. Aku akan memikul dosamu. Aku akan memberimu damai. Jangan lama-lama lagi membuang kecongkakanmu, karena Aku telah membelimu dengan harga darahKu sendiri. Engkau milikKu. Kelemahanmu akan Kukuatkan. Penyesalanmu yang mendalam terhadap dosa akan Kulalukan.” Kemudian alihkan hatimu yang bersyukur, yang gemetar dengan ketidakpastian kepadaNya, dan tetaplah berpegang pada pengharapan yang ada di depanmu.-—Letter 49, 17 Juli 1898, kepada seorang saudara yang kekasih. ‘