Kebiasaan Hati Ialah Mencari Kesenangan.
[AkhirZaman.org] Kebiasaan pikiran itu condong mencari kesenangan dan kepuasan diri sendiri. Kebijaksanaan Setan ialah untuk menghasilkan dengan limpahnya kedenderungan seperti ini. Dia berusaha memenuhi pikiran manusia dengan keinginan untuk memperoleh penghiburan dengan cara dunia, sehingga mereka tidak mempunyai waktu untuk bertanya kepada diri sendiri pertanyaan, bagaimanakah keadaan jiwa saya sekarang? Mencintai kepelesiran sama dengan penyakit menular. Bila sudah menyerah kepada kepelesiran ini pikiran bergegas lagi mencari kesenangan itu dari titiik yang satu ke segi yang lain, untuk terus mencari beberapa hiburan yang lain.
Kepelesiran dunia itu membangkitkan nafsu; dan demi kenikmatan sementara ini banyak yang mengorbankan persahabatan Surga, dengan kedamaian, kasih dan kegembiraan yang diberikan. Tetapi pilihan kepelesiran yang dituju ini segera menjadi kekejian yang memuakkan, dan tidak memuaskan.
Bejuta-juta Kawanan Menggantikan Hiburan.
Ada suatu kepelesiran yang menggusarkan yang belum pernah terjadi dalam dunia kita ini. Pemborosan tenaga yang berlebih-lebihan, sembrono dan sedang berlaku di mana-mana. Masyarakat luas ingin mendapat hiburan. Pikiran menjadi suka membuang-buang waktu dan sebrono karena tidak membiasakan diri untuk meditasi dan mendisiplin diri belajar. Kebodohan yang mengharukan sedang terjadi di mana-mana. Allah mengharuskan supaya jiwa itu dibersihkan, dikembangkan, ditinggikan dan dimuliakan. Tetapi seringkali setiap hasil yang dicapai dilalaikan untuk pertunjukan sesuai dengan mode terakhir dan demi kepelesiran yang dangkal.
Hiburan yang mengasyikkan pada zaman kita ini memenuhi pikiran para pria dan wanita dalam suatu kegelisahan yang memuncak, tetapi lebih dikhususkan lagi kepada para remaja, di mana sedang dikatakan bahwa persediaan kekuatannya jauh lebih besar penarikannya dari semua pelajaran dan pekerjaan jasmani, dan mempunyai kecenderungan mengkerdilkan intelek dan merusak moral.
Para remaja sedang di hanyutkan oleh kepopuleran zaman sekarang. Orang yang belajar mencintai hiburan untuk kesenangannya sendiri, membuka pintu pencobaan yang bagaikan air bah. Mereka menyerahkan dirinya ke kegirangan sosial dan keriangan tanpa memikirkan akibatnya. Mereka dituntun terus dari satu bentuk pemborosan tenaga ke yang lain, sehingga kehilangan baik keinginan maupun kesanggupan hidup untuk melakukan yang berguna. Ilham keagamaan mereka membeku; hidup kerohanian mereka digelapkan. Segala kemampuan jiwa yang lebih agung, segala sesuatu yang menghubungklan manusia dengan kerohanian dunia direndahkan nilainya.
Banyak Anggota Jemaat menjadi Pecinta Kepelesiran.
Banyak orang yang ingin mengambil dalam keduniaan, ikut serta dalam hiburan yang merendahkan moral yang dilarang oleh firman Allah. Dengan demikian mereka memutuskan hubungan mereka dengan Allah dan menggolongkan diri mereka dengan pencinta kepelesiran dunia ini. Dosa yang telah menghancurkan kota-kota kuno dan kota sederhana yang ada zaman ini bukan hanya terjadi di negara kekafiran, bukan hanya terjadi di antara para profesor Kekristenan, tetapi juga dengan beberapa orang yang mengaku kedatangan Anak Manusia itu. Seandainya Allah menghadapkan dosa-dosa ini sebagai tempat pada pemandangan-Nya, kamu akan dipenuhi dengan rasa malu dan mengerikan.
Keinginan untuk pertunjukan yang menyenangkan dan mengasyikkan ialah suatu penggodaan dan perangkap kepada umat Allah dan kususnya kepada orang muda. Setan senantiasa menyediakan bujukan untuk menarik pikiran orang dari pekerjaan yang khidmat untuk persediaan kepada suasana masa depan yang sudah dekat. Melalui perwakilannya yang ada di dunia ini, Setan secara terus-menerus mengadakan keasyikan mendorong orang yang tidak waspada bergabung di dalam kepelesiran dunia. Ada pameran atau pertunjukan, untuk menuntun orang mengasihi dunia ini; dan dengan persekutuan dengan dunia, iman dilemahkan.
Setan, Pemikat Hati yang Cakap.
Pada umumnya orang muda memimpin diri mereka dalam suatu hari mempunyai libur besar, sementara berjam-jam pencobaan yang berharga itu berjalan terus, rahmat masih terus diberikan, dan tampaknya mereka detempatkan di dunia ini untuk menghibur diri mereka sendiri, terus memuaskan diri dengan segala sesuatu yang mengasyikkan dengan yang ada di sekeliling mereka. Setan telah mengadakan usaha yang istimewa untuk memimpin mereka mencari kegembiraan dalam penghiburan dunia dan membenarkan diri mereka dengan usaha menunjukkan bahwa hiburan dunia itu adalah halal, tidak mengandung dosa, dan malah penting untuk kesehatan.
Dia (Setan) memperkenalkan jalan kesucian itu sebagai sesuatu yang sukar, sementara jalan-jalan kepelesiran dunia ada bertebaran di mana-mana dengan para pengikutnya. Dalam kepalsuan dan dengan warna-warni yang merayu dan mempesona Setan menghiasi dunia dengan kepelesirannya di hadapan para orang muda. Tetapi kepelesiran dunia ini akan segera berakhir, dan barang apa yang ditabur haruslah dituai.
Dia adalah penipu dalam setiap pengertian kita, pemikat hati yang cakap. Dia mempunyai jaringan yang telah direnda dengan cara yang baik, yang tampak tidak mengandung dosa, tetapi dipersiapkan dengan mahirnya untuk menjerat para remaja dan mereka yang tidak berhati-hati.
Pendidikan menjadi Rusak Akibat Cinta Kepelesran.
Para orangtua membuat suatu kesalahan dalam mengirimkan anak-anak mereka cepat-cepat ke dalam suatu perkumpulan. Mereka khawatir kalau anak-anak itu tidak tahu apa-apa sebelum memasuki suatu kelompok dan bergaul dengan para pencinta kepelesiran. Walaupun sementara mereka berada di sekolah, mereka membiarkan anak-anak mereka memasuki kelompok dan bergaul dalam perkumpulan itu. Ini adalah suatu kesalahan yang besar. Dalam cara ini anak-anak mempelajari kejahatan lebih dini daripada mereka mempelajari ilmu pengetahuan, dan pikiran mereka dipengaruhi dengan perkara yang tidak berguna. Sementara nafsu kepelesiran mereka diperkembang sampai sebegitu jauh, sehingga tidak mungkin mereka mendapat ilmu pengetahuan, walaupun dalam cabang pendidikan yang biasa. Perhatian mereka sedang terbagi di antara pendidikan dan mencintai kepelesiran, dan sementara cinta kepelesiran sudah berkuasa, kemajuan kecerdasan mereka sudah diperlambat.
Sama seperti bangsa Israel dahulu kala, para pecinta kepelesiran makan minum dan bangkit untuk menari-nari. Di sana terdapat keriangan dan minum-minun sampai mabuk, keriuhan dan riang gembira. Dalam segala hal ini para remaja ngikuti teladan dari pengarang buku-buku yang ada di tangan mereka untuk dipelajari. Akibat yang tetap dari semua kejahatan ini maka tabiat mereka menjadi jahat.
Pekabaran Allah yang Terakhir tentang Sikap Acuh tak Acuh.
Apabila masa pencobaan itu mendekati kesudahannya, orang-orang sebelum Air Bah hidup dalam kepelesiran dan pesta pora. Mereka yang mempunyai pengaruh dan kuasa berusaha untuk mejadikan pikiran orang banyak asyik dengan kepelesiran dan berfoya-foya, supaya jangan ada seorang pun terkesan oleh amaran terakhir yang khidmat itu. Bukankah kita melihat hal yang sama berulang kembali pada zaman kita ini? Sementara hamba-hamba Allah memberikan pekabaran bahwa kesudahan segala sesuatu sudah dekat, dunia ini sedang asyik dalam kepelesiran dan hiburan yang membuat manusia acuh tak acuh terhadap Tuhan dan mencegah orang banyak untuk terkesan oleh kebenaran yang merupakan satu-satunya cara oleh mana mereka bisa diselamatkan dari kebinasaan yang akan datang.
Para Pemelihara Hari Sabat Diuji dan Dibuktikan.
Para pemuda pemelihara hari Sabat yang telah menyerahkan diri kepada pengaruh dunia ini akan diuji dan dicoba kemampuannya. Bahaya akhir zaman sedang berlangsung di hadapan kita, dan suatu pencobaan terbentang di hadapan para orang muda, tadinya banyak orang tidak mengetahui sebelumnya, Mereka akan dibawa ke dalam situasi yang berbahaya, membingungkan, dan kesungguh-sungguhan iman mereka akan diuji kemampuannya. Mereka mengaku diri sebagai orang yang menunggu Anak Manusia, namun beberapa dari antara mereka telah menjadi contoh yang menyedihkan kepada orang-orang yang tidak percaya. Mereka tidak rela menyerahkan dunia ini, tetapi telah bersekutu dengan dunia ini dalam memasuki cara piknik dan pesta pasar malam (yang sedang terjadi pada waktu itu di masyarakat), dan yang lain berkumpul untuk kepelesiran, menyanjung-nyanjung diri mereka bahwa mereka berdalih ikut serta dalam hiburan yang tidak mengandung dosa. Namun itu adalah sama dalam pemanjaan diri yang memisahakan mereka dari Allah dan menjadikan diri mereka anak-anak dunia….
Para pengikut Allah bukanlah orang-orang pencari kepelesiran dunia. Hanya mereka yang mengadakan penyangkalan diri dan mempunyai ketenangan hati, kerendahan hati, dan kesucian adalah sifat para pengikut Kristus sejati. Dan orang-orang seperti itu tidak dapat mengakui hidup yang sembrono, orang yang suka omong kosong dan orang yang mencintai dunia ini.
Pertimbangan yang Sangat Penting dari Semua Orang.
Jangan ada seorang pun yang berpendapat bahwa kepelesiran itu adalah hal yang penting dan suatu sikap lalai ynag acuh tak acuh dari hal Roh Kudus menganggap kepelesiran yang mementingkan diri itu sebagai sesuatu yang ringan saja. Allah tidak akan dapat diolok-olok. Biarlah setiap anak muda pria dan wanita, mempertimbangkan hal ini; “Apakah saya sudah bersedia hari ini untuk menemui akhir hidup saya?” Adakah saya mempunyai hati yang bersedia yang melayakkan saya melakukan pekerjaan yang telah diberikan Allah kepadaku?
-RTA