“Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga” (Matius 24:24).
[AkhirZaman.org] Pewahyu berkata,”Aku melihat seorang malaikat lain turun dari sorga. la mempunyai kekuasaan besar dan bumi menjadi terang oleh kemuliaannya. Dan ia berseru dengan suara yang kuat, katanya: “Sudah rubuh, sudah rubuh Babel, kota besar itu” (Wahyu 18:1, 2). lni pekabaran yang sama yang diberikan oleh malaikat kedua—Babel telah rubuh, “yang telah memabukkan segala bangsa dengan anggur hawa nafsu cabulnya” (pasal 14:8). Apakah anggur itu? Doktrin yang salah. la telah memberikan kepada dunia Sabat yang salah gantinya Sabat dari hukum yang keempat, dan telah mengulang dusta Setan yang pertama kali katakan pada Hawa di taman Eden—jiwa yang abadi. Banyak kesalahan yang sama yang telah disebarluaskan olehnya, “mengajarkan hukum yang dibuat oleh manusia.”
Ketika Yesus memulai pelayanan-Nya kepada masyarakat umum, la membersihkan Bait Suci dari hal-hal yang tidak suci. Begitu juga menjelang akhir pelayanan-Nya, la membersihkan Bait Suci lagi. Jadi pada pekerjaan terakhir memperingatkan dunia, dua panggilan nyata dilakukan kepada gereja-gereja; pekabaran malaikat kedua, dan suara yang terdengar dari surga, “Pergilah dari padanya, hai umat-Ku. . . sebab dosa-dosanya telah bertimbun-timbun sampai ke langit, dan Allah telah mengingat segala kejahatannya” (Wahyu 18:4, 5).
Ketika Allah memanggil bangsa lsrael keluar dari Mesir, agar mereka memelihara Sabat-Nya, begitu juga Ia memanggil umat-Nya keluar dari Babel agar mereka tidak menyembah berhala. Manusia berdosa, yang berpikir dapat mengubah waktu dan hukum telah mengangkat dirinya sendiri di atas Allah dengan menawarkan Sabat palsu kepada dunia; dunia Kristen telah menerima Kepausan, membuai dan memeliharanya, dengan begitu telah menentang Allah melalui penghapusan tanda peringatan-Nya dan menentukan Sabat pengganti.
Setelah kebenaran dinyatakan sebagai kesaksian kepada seluruh bangsa, pada saat kekuasaan kejahatan membayangi, ketika pikiran dikacaukan dengan banyaknya seruan, “Di sinilah Kristus,” “la ada di sini,” “lnilah kebenaran.” “Saya membawa pekabaran dari Allah,” “la telah mengutus aku dengan terang yang besar,” dan terjadilah beberapa kejadian luar biasa, dan usaha untuk meruntuhkan iman kita—kemudian usaha yang lebih besar dilakukan untuk mengangkat Sabat yang palsu, dan menghina Allah dengan menggantikan hari yang telah diberkati dan disucikan-Nya.
(3SM 405, 406)