“. . .Tetapi kami memiliki pikiran Kristus” (1 Korintus 2:16).
[AkhirZaman.org] Untuk diampuni dalam cara yang Kristus ampuni, bukan hanya untuk dimaafkan tetapi untuk diperbarui dalam roh pikiran kita. Tuhan berkata, “Hati yang baru akan Ku berikan pada kamu.”
Citra Kristus akan ditanamkan pada pikiran, hati dan jiwa. Rasul Paulus berkata, ‘“Tetapi kami memiliki pikiran Kristus” (1 Korintus 2:16). Tanpa proses yang mengubahkan yang hanya datang melalui kuasa ilahi, kecenderungan bertetapi tinggal di hati dari semua kuasanya, untuk menempa rantai-rantai baru, untuk memaksakan perbudakan yang tidak dapat dipecahkan oleh kuasa manusia. Dan manusia tidak akan pernah dapat memasuki kerajaan surga dengan cita rasa mereka yang suam, oleh kecenderungan-kecenderungan, oleh berhala-berhala, oleh ide dan teori-teori belaka. Surga bukan menjadi tempat yang menyenangkan bagi mereka; karena itu bertentangan dengan cita rasa mereka, selera-selera dan kecenderungan-kecenderungan mereka, dan bertentangan secara menyakitkan dengan sifat mereka dan tabiat mereka.
Kebahagiaan adalah hasil dari kekudusan dan selaras dengan kehendak Allah. Mereka yang akan menjadi orang-orang kudus di surga harus pertama-tama menjadi orang-orang kudus di bumi; karena ketika kita meninggalkan bumi ini, kita akan menerapkan tabiat ini pada diri kita, dan hal ini akan mudah diterapkan pada kita oleh elemen-elemen surga yang diberikan kepada kita melalui kebenaran Kristus.-—Review and Herald, 19 Agustus 1890.
Ketika melalui pertobatan dan iman, kita menerima Kristus sebagai Juruselamat kita, Tuhan mengampuni dosa kita, dan membatalkan hukuman atas kita sebagai pelanggaran hukum itu. Orang berdosa kemudian berdiri di hadapan Allah sebagai orang benar; ia dibawa ke dalam kesukaan surga, dan melalui Roh memiliki persaudaraan dengan Bapa dan Anak.
Kemudian ada suatu pekerjaan yang lain yang akan diselesaikan, dan ini adalah suatu alamiah yang progresif. Jiwa akan dikuduskan melalui kebenaran. Dan hal ini juga diselesaikan melalui iman. Karena hanya oleh anugerah Kristus, yang kita terima melalui iman, maka tabiat dapat diubahkan.
Adalah penting agar kita mengerti dengan jelas sifat iman itu. Ada banyak yang percaya bahwa Kristus adalah Juruselamat dunia, bahwa Injil adalah kebenaran dan menyatakan rencana keselamatan kendati mereka tidak memiliki iman yang menyelamatkan. Mereka diyakinkan secara intelektual tentang kebenaran, tetapi hal ini tidaklah cukup; dalam maksud untuk dibenarkan, orang berdosa harus memiliki iman yang melayakkan kelayakan-kelayakan Kristus pada jiwanya. Kita membaca [dalam Alkitab] bahwa lblis pun, “percaya, dan gemetar,” tetapi kepercayaan lblis tidak membawa kepada pembenaran, dan kepercayaan lblis hanya merupakan suatu persetujuan intelektual atas kebenaran-kebenaran Alkitab yangtidak membawa kepada keuntungan-keuntungan keselamatan. Kepercayaan seperti ini gagal untuk mencapai titik vital, karena terhadap kebenaran ia tidak melibatkan hati atau perubahan tabiat.
( 3SM 190-192)