“Karena kamu sendiri tahu benar-benar, bahwa hari Tuhan datang seperti pencuri pada malam” (1 Tesalonika 5:2).
[AkhirZaman.org] Saya baru saja membaca naskah tiga pasal terakhir. Saya tidak dapat melihat selain bahwa itu semuanya baik dan merupakan kepentingan terbesar dan paling menggugah.
Saya senang engkau telah mengirimkan halaman-halaman ini dan saya menginginkan buku itu-—yang penama sekali dari percetakan—-yang dikirim kepada saya. . .
Hari Sabat yang lalu merupakan waktu mengesankan yang paling khidmat. Saya membicarakan tentang beberapa pemandangan yang penting itu yang dilukiskan dalam pasal-pasal terakhir ini dan ada perasaan yang mendalam di dalam kumpulan itu.—Letter57, 1884.
Dalam penyajian buku ini, para pekerja yang bertanggung jawab dipekerjakan dan banyak uang diinvestasikan supaya buku tersebut dapat muncul di hadapan dunia sedapat mungkin dalam bentuk yang paling baik. . . .
Tuhan menyuruh saya untuk menulis buku ini, supaya tanpa penundaan itu dapat diedarkan di setiap pelosok dunia, oleh sebab amaran yang ada di dalamnya diperlukan untuk menyediakan suatu umat berdiri pada hari Tuhan.—Manuscript 24, 1891.
Saya digerakkan oleh Roh Tuhan untuk menulis buku tersebut, dan ketika mengerjakannya. Saya merasakan suatu beban berat pada jiwa saya. Saya tahu bahwa waktunya singkat, bahwa pemandangan yang segera menimpa kita pada akhirnya akan segera datang dengan sangat tiba-tiba dan cepat, sebagaimana yang digambarkan dalam kata-kata Kitab Suci, “Hari Tuhan datang seperti pencuri pada malam” (1 Tesalonika 5:2).
Tuhan telah menyatakan pada saya hal-hal yang sangat mendesak untuk masa kini, dan yang menjangkau sampai ke masa depan. Kata-kata diucapkan dengan tegas kepada saya, “Tuliskan dalam sebuah buku perkara-perkara yang kaulihat dan dengar, dan hendaklah itu disampaikan kepada semua orang; karena waktunya sudah dekat apabila sejarah masa lalu akan terulang.” Saya terbangun pada jam satu, dua, atau tiga pagi, dengan suatu hal yang sangat kuat mendesak pikiran saya, seakan-akan diucapkan oleh suara Allah. Ditunjukkan kepada saya bahwa banyak dari antara umat kita sendiri tertidur dalam dosa mereka, dan walaupun mereka mengaku orang Kritsten, mereka akan binasa kecuali mereka bertobat. Kesan-kesan khidmat yang ada dipikiran saya sebagai kebenaran yang diletakkan seperti garis-garis yang jelas di hadapan saya, saya berusaha menghadapkannya kepada orang lain, supaya masing-masing dapat merasakan pentingnya memiliki pengalaman keagamaan untuk dirinya, memiliki pengetahuan tentang Juruselamat, mencari pertobatan iman, kasih, pengharapan, dan kesucian.
(3SM 112-114)