[AkhirZaman.org] Ini dimulai dengan sebuah isyarat resmi, tekanan pemerintah Amerika Serikat terhadap Kekristenan secepat bagaimana “perkawinan sejenis” menjadi titik pusat bagi para aktivis-hal-hal kecil seperti “diskriminasi” yang mengeluhkan bahwa mereka yang memilih orientasi seksual yang alternatif bagaimanapun tidak akan dihargai sebagaimana yang mereka harapkan.
Adalah menjadi konfrontatif bagi orang Kristen yang memilih untuk hidup dengan kepercayaan mereka yang sesuai dengan yang dipegang oleh para pendiri bangsa. Bakers dihukum karena tidak mempromosikan homoseksualitas, dan menyalinnya kepada setiap fotografer dan pemilik tempat. Pejabat pemerintah secara terbuka menyangkal iman Kristen mereka dan memerintahkan mereka, dalam beberapa kasus untuk kembali diajar.
Saat ini dua peraturan telah dirilis yang menguatkan niat dari pengadilan Amerika bahwa orang Kristen tidak boleh, dengan ancaman hukuman, untuk menghidupkan kepercayaan mereka dalam bisnis ataupun dalam kehidupan publik.
Secara khusus, Mahkamah Agung AS memutuskan bahwa setiap apoteker Kristen yang ada di negara bagian Washingto harus menyangkal iman mereka dalam profesi mereka. Dan kedua keputusan ini datang dari seorang hakim federal di Mississippi yang telah menetapkan reputasi untuk melawan orang-orang Kristen dengan mengatakan setiap pejabat wilayah di negara itu harus menyangkal iman mereka untuk tetap memegang jabatan mereka.
Pergerakan ini telah memperingatkan banyak orang bahwa di dalam Mahkamah Agung, di mana hakim Samuel Alito memperingatkan bahwa, dalam kasus terhadap apoteker, ada bukti bahwa “dorongan untuk adopsi dari peraturan adalah bukti permusuhan terhadap apoteker dan kepercayaannya mengenai pengguguran dan kontrasepsi yang berbeda dari pandangan yang berlaku di negara bagian tersebut”.
Bahkan, itu tidak cukup untuk menarik kekhawatiran tentang kebebasan agama mayoritas pada pengadilan tertinggi negara.
Dan di Mississippi putusan dari hakim Carlton Reeves, yang setelah mengulurkan tangan ke dalam sebuah upacara penghargaan opsional untuk menghukum sekolah yang mengizinkan doa sukarela, ujar salah satu pegawai negara bagian yang tidak dapat menggunakan keyakinan agama mereka sendiri untuk mencegah mereka mengeluarkan surat nikah untuk pasangan homoseksual.
Perkara ini juga terjadi di Kentucky, dimana hakim David Bunning telah mencapai kesimpulan yang sama, memerintahkan bupati Rowan Kim Davis menyangkal imannya. Ketika dia menolak, Bunning kemudian memenjarakan dia tanpa banyak proses yang dilalui.
Tetapi pada akhirnya , badan legislatif negara bagian mengambil keputusan untuk melindungi hak-hak agama dan Davis mengatakan bahwa kasus itu ditutup.
Di Mississippi, bahwa tindakan oleh pembuat undang-undang negara belumlah cukup untuk Reeves, yang memerintahkan bahwa mereka harus diberikan “pernyatan resmi” bahwa mereka menyangkal iman mereka.
Dunia ini semakin banyak meniadakan tuntutan Allah. Manusia semakin berani melanggar. Kejahatan penduduk dunia hampir memenuhi ukuran kejahatanya. Bumi hampir mencapai tempat di mana Allah akan membiarkan si pemusnah melampiaskan keinginannya atasnya. Pergantian hukum Allah dengan hukum manusia, meninggikan hari Minggu gantinya hari Sabat Alkitab hanya dengan kuasa manusia, itulah babak terakhir drama itu. Apabila pergantian ini menjadi Universal, Allah akan menyatakan diri-Nya. Dia akan bangkit dalam kemuliaan-Nya untuk menggoncangkan bumi ini dengan mengerikan. Dia akan keluar dari tempat-Nya untuk menghukum penduduk dunia karena kejahatanya, dan bumi ini akan mengeluarkan darahnya, dan lukanya tidak akan sembuh lagi. (Testimonies, Jld. 7, hal. 141.)
Akan tiba saatnya bilamana kita akan memilih kepada siapa kita memberikan kesetiaan kita. Berita di atas memberikan gambaran kepada kita bahwa peristiwa dalam Daniel pasal 3 akan terulang kembali “siapa yang tidak sujud menyembah akan dicampakkan seketika itu juga ke dalam perapian yang menyala-nyala!“ ( Daniel 3:6 ). Namun, apakah respon kita? Apakah kita akan “mengikuti arus” dengan menyangkal iman kita demi keselamatan fisik, ataukah kita akan seperti Hananya, Misael, dan Azarya yang berkata: “kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu.” ( Daniel 3:18 )
Pada masa merajalelanya kejahatan, kita dapat mengetahui bahwa krisis besar terakhir sudah dekat. Bilamana pelanggaran terhadap hukum Allah sudah hampir secara universal, ketika umat-Nya ditekan dan dianiaya oleh sesamanya, Tuhan akan campur tangan. (Christ’s Object Lessons, hal. 178.)