“Karena iman, maka Nuh—dengan petunjuk Allah tentang sesuatu yang belum kelihatan-—dengan taat mempersiapkan bahtera untuk menyelamatkan keluarganya (lbrani 11:7).
[AkhirZaman.org] Perawatan yang besar harus ditunjukkan oleh para orangtua dalam menyediakan makanan yang menyehatkan bagi diri sendiri dan bagi anak-anak mereka.
Dan karena alasan apapun mereka tidak akan memberi makan anak-anak mereka dengan makanan yang tidak mendukung kesehatan, yang akan mempengaruhi sistem tubuh, dan mengganggu organ pencernaan. Para orangtua belum mempelajari sebab-akibat yang berhubungan terhadap anak-anak mereka . . . dan tidak berpikir bahwa bekerja berlebihan dan makan setelah olahraga berat, dan ketika sangat lelah, dan merasa panas, akan memunculkan cedera yang mempengaruhi kesehatan tubuh manusia, dan yang akan membuat landasan bagi suatu struktur yang rusak dalam tubuh manusia.
Jika para orangtua dan anak-anak sering makan, secara tidak teratur dan memakan makanan dalam jumlah yang besar, meskipun itu adalah makanan yang paling menyehatkan, hal tersebut akan menimbulkan cedera pada struktur tubuh; tetapi sebagai tambahan terhadap hal ini, jika makanan itu adalah makanan dengan suatu kualitas yang tidak tepat, dan dipersiapkan dengan menaruh banyak bumbu yang tidak bisa dicerna, hasilnya akan jauh lebih mencederai. Organ-organ pencernaan akan sangat dibebani, dan tubuh yang lelah itu hanya akan mendapat kesempatan yang sedikit untuk beristirahat, dan memulihkan tenaga, dan organ-organ vital akan segera menjadi rusak, dan hancur. Jika perawatan dan keteraturan dipertimbangkan perlu bagi hewan-hewan yang dungu, hal ini lebih penting bagi tubuh manusia, yang dibentuk dalam gambaran Pencipta-Nya, yaitu bahwa manusia lebih bernilai daripada hewan ciptaan yang dungu.
Sang ayah dalam banyak kasus, menjalankan sedikit pertimbangan, sedikit kepedulian, bagi istrinya dan keturunan mereka, sebelum kelahirannya, daripada yang ia tunjukkan pada ternaknya. Sang ibu, dalam banyak peristiwa sebelum kelahiran anak-anaknya, diizinkan untuk bekerja keras dari subuh sampai larut malam, sehingga memanaskan darahnya, sementara mempersiapkan beragam makanan yang tidak sehat untuk memenuhi cita rasa yang rusak dari keluarganya, dan para tamu. Kekuatannya seharusnya dihargai dengan lembut. Suatu persiapan makanan yang sehat akan membutuhkan setengah beban dan kerja, dan akan jauh lebih bergizi.
Sang ibu, sebelum kelahiran anak-anaknya, seringkali diizinkan bekerja di luar kekuatannya. Beban dan perawatannya jarang dikurangi, yang seharusnya bagi dia merupakan waktu untuk beristirahat dari kelelahan, kesedihan dan kesuraman. Oleh terlalu banyak pekerjaan yang dilakukannya, ia merampas dari keturunannya gizi yang alam sudah sediakan, dan oleh memanaskan darahnya, ia memberikan suatu kualitas yang buruk. Keturunannya dirampok vitalitasnya, kekuatan fisik dan mentalnya . . . .
( 2 SM 427 )