“Jangan sebut persepakatan segala apa yang disebut bangsa ini persepakatan,” (Yesaya 8:12)
[AkhirZaman.org] Janganlah seorang pun yang mempercayai kebenaran, berdiam diri sekarang. Janganlah satu pun yang menjadi gegabah sekarang;
biarlah semua mereka mendesakkan petisi-petisi mereka pada takhta anugerah, meminta diwujudkannya janji itu, “Apa juga yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya” (Yohanes 14:13). Sekarang ini adalah saat yang genting. Jika negeri ini yang membanggakan kebebasan sementara menyiapkan diri untuk mengorbankan prinsip yang masuk ke dalam Undang-undang Dasarnya, dengan membuat ketetapan-ketetapan untuk menekan kebebasan beragama, dan dengan memaksakan kepalsuan dan tipuan kepausan, maka umat Allah perlu untuk menyampaikan permohonan-permohonan mereka dalam iman kepada Yang Mahatinggi.
Setiap dorongan ada dalam janji-janji Allah, bagi mereka yang menaruh percaya kepada-Nya. Prospek untuk dibawa kepada bahaya dan tekanan pribadi, tidak menyebabkan kemalangan, tetapi akan mempercepat kekuatan dan pengharapan-pengharapan umat Allah; karena waktu bahaya mereka adalah saatnya bagi Allah untuk memberikan kepada mereka manifestasi-manifestasi kuasa-Nya yang lebih jelas. Kita tidak akan duduk dalam harapan yang tenang terhadap penganiayaan dan kesusahan, dan melipat tangan kita, dengan tidak melakukan apa pun untuk melawan kejahatan. Marilah kita menggabungkan seruan-seruan kita ke langit. Berdoalah dan bekerja, dan bekerja dan berdoa. Tetapi janganlah seorang pun bertindak dengan ceroboh. Belajarlah seperti belum pernah dipelajari sebelumnya bahwa kamu harus menjadi lembut dan rendah hati. Janganlah kamu melontarkan tuduhan cemoohan kepada siapa pun, entah individu atau gereja. Belajarlah untuk berpikir sebagaimana yang Kristus lakukan. Hal-hal yang tajam kadang-kadang harus dibicarakan; tetapi pastikan dulu bahwa Roh Kudus Allah sedang berada dalam hatimu sebelum kamu berbicara tentang kebenaran itu dengan jelas; kemudian biarlah kebenaran itu menerobos jalannya. Janganlah kamu yang melakukan penerobosan itu.
Tidak boleh ada kompromi dengan mereka yang membuat hukum Allah tidak berlaku. Tidaklah aman untuk bergantung pada mereka sebagai para penasihat. Kesaksian kita jangan berkurang ketetapannya sekarang daripada sebelumnya; sikap sejati kita jangan diselubungi untuk menyenangkan orang-orang besar dunia. Mereka mungkin saja menginginkan kita untuk bersatu dengan mereka dan menerima rencana-rencana mereka, dan mungkin membuat saran-saran sehubungan dengan arah tlndakan kita yang mungkin lebih menguntungkan musuh itu daripada kita. “Jangan sebut persepakatan segala apa yang disebut bangsa ini persepakatan” (Yesaya 8:12) . . . .
