[AkhirZaman.org] Pertanyaan 8: Kapankah hari Sabat mulai? Apakah Alkitab memberikan petunjuk bagaimana memelihara hari Sabat?
Jawaban: Dari sejak semula, umat Allah yang setia telah menyucikan hari Sabat dari sejak matahari terbenam pada hari Jumat sampai saat matahari terbenam pada hari Sabtu. Praktik ini telah diikuti oleh bangsa Israel sepanjang zaman Perjanjian Lama. Kebiasaan itu bersumber dari ceritra penciptaan yang terdapat dalam Kejadian pasal 1. Untuk menerangkan tentang satu hari, kitab Kejadian mengatakan: “Jadilah petang dan jadilah pagi – itulah hari yang pertama” (Kej 1:5). Kejadian ini diulang-ulang dalam Kejadian pasal 1 untuk menunjukkan kepada setiap satu hari pada minggu penciptaan. Injil Markus menegaskan:
“Menjelang malam (sesudah hari Sabat), sesudah matahari terbenam, dibawalah kepada Yesus semua orang yang menderita sakit dan yang kerasukan setan.” (Mrk 1:32).
Allah tidak menggunakan jam Rolex untuk mengukur waktu satu hari. Gantinya, Ia menggunakan benda-benda angkasa yang Dia tempatkan di alam semesta selama masa penciptaan.
Di dalam Alkitab, bagian malam dari satu hari lebih dulu dari bagian siang dari hari tersebut. Betapa ajaib Allah kita itu. Dia membiarkan dan memberikan kepada kita waktu untuk beristirahat sebelum kita bekerja. Sebab terang itu datang sesudah hari malam. Sesudah istirahat baru bekerja. Hari Sabat Alkitab mulai pada saat matahari terbenam. Betapa gembiranya menyambut Sabat Allah dengan doa dan sukacita setiap hari Jumat petang pada saat matahari terbenam. Begitulah rencana Allah agar masing-masing kita melakukannya setiap minggu.
Apa petunjuk Alkitab kepada kita tentang bagaimana memelihara hari Sabat? Allah telah merencanakan supaya hari Sabatlah hari yang paling membahagiakan bagi kita dalam satu minggu. Oleh sebab itu Allah memberikan pedoman khusus kepada kita dalam Alkitab untuk memelihara kesucian dan keindahan hari Sabat.
Tujuan Allah bagi kita pada setiap hari Sabat ada tiga rangkap.
Pertama, Dia menginginkan agar hari Sabat menjadi hari perbaktian dan puji-pujian rohani. (lihat Kel 20:8-11; Im 23:2; Lukas 4:16).
Kedua, Dia merencanakan hari Sabat menjadi satu hari istirahat jasmani. (lihat Kel 20:8-11).
Ketiga, Allah bermaksud supaya hari Sabat menjadi hari persekutuan antara sesama manusia terutama di antara anggota keluarga. Hari itu juga harus menjadi satu hari yang membawa berkat bagi orang lain (Mat 12:8). Alkitab mengatakan bahwa seluruh pekerjaan duniawi sudah harus diselesaikan sebelum hari Sabat tiba (Kel 20:8-11). Alkitab juga menyatakan bahwa semua jual-beli sudah harus dibuat sebelum hari Sabat tiba (Neh 13:15-18). Segala sesuatu yang akan menjauhkan pikiran kita dari perkara-perkara surga harus dihindari demi sukacita yang lebih baik dan kesukaan yang lebih besar, yang bisa kita dapatkan dalam Kristus setiap hari Sabat (Yesaya 58:13, 14). Kita dapat menantikan setiap hari Sabat sebagai waktu istimewa untuk bersekutuan dengan Yesus. Yesus pun menantikan dan rindu agar anda mendapatkan pengalaman berbuat bakti bagi Allah setiap hari Sabat.
Pertanyaan 9: Sebab Yesus bangkit dari antara orang mati pada hari pertama minggu itu, yaitu hari Minggu, tidakkah patut bagi umat Kristen berbakti pada hari itu?
Jawaban: Kebangkitan Yesus adalah salah satu kebenaran yang Mahaagung dan Mahamulia dari semua kebenaran yang ada dalam gereja Kristen. Yesus sudah bangkit! Kematian bukan lagi satu malam yang panjang tampa fajar di pagi hari. Kuburan bukan lagi lubang bawah tanah yang gelap tampa cahaya di ujung terowongan. Kristus telah mengalahkan kematian.
Tetapi kenyataan bahwa Kristus telah bangkit dari antara orang mati pada hari Minggu tidak menjadikan hari itu sebagai yang disucikan untuk perbaktian. Seperti sudah kita dapatkan bahwa mereka yang berbakti pada hari Minggu karena Yesus bangkit dari antara orang mati pada hari itu, melakukannya tampa ada perintah dari Yesus.
Tetapi Yesus secara spesifik memberikan dua lambang sebagai tanda peringatan akan kematian dan kebangkitan-Nya yaitu: Perjamuan Kudus dan Baptisan. Perjamuan Kudus adalah simbol kematian-Nya yang terjadi pada saat yang gelap pada hari Jumat itu. Kata-kata Paulus terlalu jelas untuk disalahmengerti: “Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kami memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang” (1 Kor 11:26). Roti yang dipecah-pecahkan dan anggur murni tampa ragi adalah bagian dari perjamuan kudus, secara berturut-turut menggambarkan tubuh Kristus Tuhan kita yang hancur dan darah-Nya yang tercurah. Demikianlah Dia memerintahkan kita untuk memperingati kematian-Nya melalui upacara perjamuan Kudus.
Baptisan adalah tanda peringatan akan kebangkitan-Nya. Roma pasal 6 menegaskan: “Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikianlah juga kita akan hidup dalam hidup yang baru. Sebab jika kita telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama dengan kebangkitan-Nya” (ayat 4 dan 5).
Sama seperti Kristus mati, masuk ke dalam kubur, dan dibangkitkan kepada hidup baru, demikianlah orang-orang yang percaya disalibkan bersama dengan Kristus. Menyerahkan hidup lama yang berdosa, tubuh dosa itu mati. Dikubur dalam air baptisan, orang percaya dibangkitkan kepada kehidupan baru. Kita memperingati kebangkitan Kristus melalui baptisan kita.
Dalam hidup dan kematian-Nya, Yesus memelihara hari Sabat, bukan hari Minggu. Lukas 4:16 menyatakan, “…dan pada hari Sabat Dia pergi ke dalam sinagog, sebagaimana kebiasaan-Nya.” Sebagai Anak penurut, Dia menyembah Bapa-Nya setiap hari Sabat. Dalam kematian-Nya, Dia berhenti pada hari Sabat, percaya penuh kepada Bapa-Nya untuk membangkitkan-Nya. Pengikut-pengikut (murid-murid) Yesus yang paling dekat menunggu sampai hari Sabat berlalu barulah kemudian pergi untuk memberi rempah-repah pada mayat-Nya. Yesus tidak pernah memberikan satu pengabsahan atau persetujuan khusus untuk hari pertama minggu itu. Dia tidak pernah mendukung atau menyetujui satu perubahan pun dalam hukum-Nya atau mengatakan satu kata pun mengenai hari pertama untuk menggatikan hari Sabat hari ketujuh.
Yang perlu kita sadari adalah ini: Kitab Perjanjian Baru adalah mutlak (sepenuhnya), tidak mengatakan perubahan hari Sabat dari hari Sabtu kepada hari Minggu untuk menghormati hari kebangkitan-Nya. Tidak satu ayat pun terdapat di situ. Yesus dan masing-masing murid-murid-Nya adalah pemelihara-pemelihara hari Sabat. Kata-kata-Nya bergemah sepanjang zaman, “sekarang jika kamu tahu semua ini, berbahagialah kamu jika kamu melakukannya.” (Yoh 13:17).