Sebuah Pelajaran dalam Kepercayaan yang Penuh.
[AkhirZaman.org] Ishak diikat oleh tangan yang gemetar dan penuh kasih dari bapanya yang berkasihan itu, oleh karena Allah telah mengatakannya. Anak itu menyerah kepada pengorbanan itu, oleh karena ia percaya akan ketulusan bapanya….
Tindakan yang penuh iman dari Ibrahim ini dicatat untuk menjadi keuntungan bagi kita. Hal itu mengajarkan kepada kita pelajaran yang besar tentang kepercayaan dalam tuntutan-tuntutan Allah, bagaimanapun ketat dan menyakitkannya hal itu; dan itu mengajarkan kepada anak-anak tentang berserah dengan sepenuhnya kepada orang tua dan Allah. Oleh penurutan Ibrahim kita diajar bahwa tidak ada sesuatu yang terlalu berharga bagi kita untuk diberikan kepada Allah.
Orang Muda akan Memberikan Sambutan Bilamana Dipercayai.
Anak muda harus diberi kesan bahwa mereka itu dipercaya. Mereka mempunyai perasaan harga diri, dan mereka ingin dihormati, dan itu hak mereka. Jikalau murid murid memperoleh kesan bahwa mereka tidak boleh pergi keluar atau masuk, duduk dekat meja, atau berada di mana saja, bahkan di dalam kamar mereka sendiri, kecuali mereka diawasi, dan mata yang kritis selalu mengamat amati mereka untuk mengeritik dan melaporkan, maka hal itu akan memberikan pengaruh yang akan merusak akhlak mereka, dan permainan mereka tidak akan memberikan kesenangan di dalamnya. Pengawasan yang terus menerus ini adalah lebih daripada satu bimbingan orang tua, dan jauh lebih buruk; oleh karena orang tua yang bijaksana sering, melalui akal budi, dapat melihat sampai ke bawah permukaan dan melihat cara kerja pikiran yang gelisah di balik keinginan-keinginan orang muda, atau di bawah kuasa penggodaan, dan melaksanakan rencana-rencana mereka untuk menentang yang jahat. Tetapi pengawasan yang terus menerus ini bukanlah sesuatu yang wajar, dan itu akan menghasilkan hal hal yang buruk ganti menghilangkannya. Kesehatan orang muda memerlukan gerak badan, kesukaan dan satu suasana yang bahagia dan menyenangkan untuk mengelilingi mereka, untuk perkembangan kesehatan jasmani dan tabiat yang simetris.
Pemerintahan Sendiri Lawan Wewenang yang Mutlak.
Banyak keluarga mempunyai anak-anak yang kelihatannya terdidik dengan baik, sementara berada di bawah disiplin; tetapi bilamana sistim yang telah mengikat mereka untuk mengadakan peraturan itu ditiadakan, maka mereka tampaknya tidak sanggup untuk berpikir, bertindak, atau mengambil keputusan bagi diri mereka sendiri. Anak-anak ini sudah terlalu lama berada di bawah tangan besi di mana mereka tidak diizinkan berpikir dan berbuat untuk diri sendiri di dalam perkara perkara yang sepatutnya bagi mereka untuk berbuat demikian, sehingga mereka tidak mempunyai kepercayaan di dalam diri mereka sendiri untuk bertindak menurut pertimbangan mereka, dan mempunyai buah pikiran sendiri. Dan bilamana mereka meninggalkan orang tua untuk berbuat bagi diri mereka sendiri, maka mereka akan mudah terpengaruh oleh pertimbangan orang lain dalam arah yang salah. Mereka tidak mempunyai keteguhan tabiat. Mereka tidak pernah dibiarkan menggunakan pertimbangan mereka sendiri dengan cepat dan secara praktis, dan oleh sebab itu pikiran mereka tidak diperkembangkan dan dikuatkan dengan sepatutnya. Mereka sudah terlalu lama dikendalikan dengan sepenuhnya oleh orang tua mereka sehingga mereka harus bergantung sepenuhnya kepada mereka; orang tua mereka telah menjadi pikiran dan pertimbangan mereka. Sebaliknya, orang muda tidak boleh dibiarkan berpikir dan bertindak bebas dari pertimbangan orang tua dan guru mereka. Anak-anak harus diajar menghormati pertimbangan orang yang berpengalaman dan untuk dituntun oleh orang tua dan guru mereka…. Mereka harus dididik demikian rupa sehingga pikiran mereka akan dipersatukan dengan pikiran orang tua dan guru mereka, dan diajar sedemikian rupa sehingga mereka dapat melihat betapa patutnya memperhatikan nasihat mereka. Kemudian bilamana mereka terlepas dari bimbingan orang tua dan guru mereka, maka tabiat mereka tidak akan menjadi seperti buluh yang ditiup angin.
Mendidik orang muda dengan cara yang keras tanpa membimbing mereka dengan sepatutnya untuk berpikir dan berbuat bagi diri mereka sendiri menurut kesanggupannya untuk berpikir, sehingga dengan cara ini mereka akan mengalami pertumbuhan dalam pemikiran mereka, merasakan adanya rasa harga,diri, dan kepercayaan dalam kesanggupan mereka untuk berbuat akan selalu menghasilkan segolongan orang yang lemah dalam kuasa pikiran dan akhlak. Dan bilamana mereka berdiri di dunia ini untuk berbuat bagi diri mereka sendiri, mereka akan menunjukkan kenyataan bahwa mereka telah dilatih, seperti hewan, dan bukan dididik. Kemauan mereka, gantinya dibimbing, telah dipaksa untuk tunduk dengan disiplin yang keras dari orang tua dan guru.
Akibat akibat Buruk Bilamana Satu Pikiran Menguasai yang Lain.
Para orang tua dan guru yang membanggakan bahwa mereka telah berhasil menguasai dengan sepenuhnya akan pikiran dan kemauan anak-anak yang berada di bawah asuhan mereka akan berhenti untuk menyombongkan diri jikalau mereka bisa membaca masa depan anak-anak yang telah dijadikan tunduk melalui paksaan atau rasa takut. Mereka ini hampir-hampir tidak bersedia sama sekali untuk mengambil bagian dalam tanggung jawab hidup yang berat itu. Bilamana anak-anak muda ini tidak lagi berada di bawah pengawasan orang tua dan guru, dan dipaksa untuk berpikir dan berbuat bagi diri mereka sendiri, maka hampir dapat dipastikan bahwa mereka akan mengambil jalan yang salah dan menyerah kepada kuasa penggodaan. Mereka tidak akan dapat menjadikan hidup ini berhasil dan kekurangan-kekurangan yang sama akan terlihat dalam hidup keagamaan mereka. Andaikata kepada para pengajar anak dan orang muda itu dapat dibentangkan lebih dulu akan segala akibat disiplin mereka yang salah itu, maka mereka akan mengubah rencana mereka dalam mendidik. Golongan guru yang merasa puas bahwa mereka telah dapat menguasai hampir sepenuhnya kemauan murid-murid mereka bukanlah guru yang paling berhasil, sekalipun kelihatannya untuk sementara waktu mereka itu mengagumkan. Allah tidak pernah merencanakan bahwa pikiran seorang manusia berada di bawah penguasaan sepenuhnya dari pikiran yang lain. Dan mereka yang berusaha untuk melebur kepribadian murid-murid mereka menjadi satu dengan kepribadian mereka sendiri, dan berusaha untuk menjadi pikiran, kemauan dan angan-angan hati bagi mereka, sedang memikul tanggung jawab yang menakutkan. Murid-murid ini, pada waktu tertentu, tampaknya seperti serdadu-serdadu yang terlatih dengan baik. Tetapi bilamana tali kekang itu dilepaskan, maka akan terlihat adanya satu kekurangan dalam tindakan yang bebas yang berasal dari prinsip yang ada di dalam diri mereka.
Melalui Keahlian dan Usaha yang Sabar.
Perlu keahlian dan usaha yang sabar untuk membentuk anak-anak dalam cara yang benar. Terutama sekali anak-anak yang telah datang ke dunia ini dengan dibebani oleh suatu warisan yang buruk, sebagai akibat langsung dari dosa-dosa orang tua mereka, membutuhkan pendidikan yang saksama untuk memperkembangkan dan menguatkan kesanggupan akhlak dan pikiran mereka. Dan tanggung jawab orang tua itu sesungguhnya berat. Kecenderungan-kecenderungan yang jahat harus dikekang dengan ketat dan ditegur dengan lemah lembut; pikiran harus dirangsang dalam hal yang benar. Anak itu harus diberi dorongan supaya berusaha memerintah dirinya sendiri. Dan semuanya ini harus dilakukan dengan bijaksana, kalau tidak, maka tujuan yang diinginkan itu tidak akan tercapai.
Sumber: Mendidik & Membimbing Anak, pasal 41