[AkhirZaman.org] Dalam artikel nubuatan sebelumnya kita pelajari bahwa Tuhan memerintahkan untuk memelihara hari Sabatnya yang kudus. Selain di hari apa pun kita menyembah dan beribadah kepadaNya, namun di hari Sabat Tuhan juga merindukan kita untuk menggunakan waktu itu untuk lebih khusus lagi untuk beribadah dan menyembahNya.
Sabat adalah salah satu dari dua lembaga yang diberikan kepada manusia. Yang lain adalah lembaga pernikahan. Maksud Allah melembagakan keduanya adalah supaya melalui keduanya manusia mendapat berkat yang luar biasa. Namun ada masalah. Setan memporak-porandakan kedua lembaga itu. Apa yang dibuat Iblis terhadap 2 lembaga kudus yang diberikan kepada umat manusia ini? Apa yang sudah dia buat terhadap lembaga pernikahan? Dia membuat penyesatan, dan menyerang lembaga ini. Di banyak tempat, setengah dari pernikahan berakhir dengan perceraian dan banyak orang lebih memilih sekedar hidup bersama (kumpul kebo) gantinya menikah. Bahkan saat ini di berbagai negara sudah mulai melegalkan pernikahan sesama jenis.
Lalu apa yang dibuat Iblis terhadap Hari Sabat? Lihat saja di seluruh dunia, dan Anda akan dapati apa yang telah dibuat Iblis terhadap Hari Sabat. Kita bisa melihat bahwa Topik yang paling dibenci Setan adalah Hari Sabat yang benar, itulah sebabnya sangat sedikit orang yang menghormati Hari Sabat.
Beberapa orang mengatakan, “Tidak masalah memilih hari apapun untuk disucikan, selama saya tetap memilih salah satu hari sebagai hari yang suci.”
Mari kita perhatikan ilustrasi berikut: “Anggaplah Anda memiliki 7 tumpuk Alkitab. Lalu Anda menyelipkan selembar cek senilai 5 juta rupiah di salah satu Alkitab tersebut. Lalu Anda akan katakan kepada seseorang, bahwa sepulang dari acara ini dia dapat mengambil salah satu dari Alkitab-Alkitab tersebut. Kita tentunya akan mendapat berkat dari Alkitab manapun yang kita pilih bukan? Tetapi apabila dia menginginkan berkat yang lebih spesial, Alkitab mana yang akan dia pilih? Tentu saja Alkitab yang sudah Anda selipkan cek 5 juta rupiah.”
Tuhan tidak memberkati hari pertama, ketiga atau keenam. Dia memberkati hari ketujuh. Jika kita ingin mendapatkan berkat spesial yang dia sediakan pada hari ketujuh itu, maka kita harus memilih hari itu untuk menyembah Dia secara khusus.
Tentu saja hal ini sangat penting bagi Tuhan hari mana yang kita pelihara kekudusannya, kalau tidak, buat apa Tuhan sampai menuliskannya di atas batu. Banyak yang orang yang berpikir, apakah mungkin Tuhan merubah hari Sabat? Jika seandainya Tuhan lakukan itu, tentu kita harus mengikuti hari yang Dia rubah untuk kita pelihara. Karena dalam 1 Petrus 2:21 mengatakan bahwa Dia adalah teladan kita. Dan 1 Yohanes 2:6 mengatakan bahwa “kita wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup.” Namun Tuhan tidak pernah mengubah Sabat hari ketujuh ke hari lain.
Jadi di hari apa yang Yesus jaga kesuciannya? Mari kita dapatkan jawabannya dari Alkitab. Mari kita buka kitab Lukas 4:16. Disini kita akan menemukan apa yang dibuat oleh Kristus, teladan kita pada Hari Sabat. “Ia datang ke Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab.” Tetapi Yesus melakukan ini bukan karena sedang mengikuti tradisi orang Yahudi. Dia memelihara Sabat bukan hanya karena itu adalah tradisi orang Yahudi. Namun itu adalah kebiasaan Yesus dalam memelihara Hari Sabat. Yesus memelihara Hari Sabat Alkitab sesuai perintah Tuhan dalam hukum keempat dari Sepuluh PerintahNya dan sesuai dengan yang Dia lakukan untuk berhenti pada Sabat hari ketujuh setelah menciptakan bumi dalam enam hari.
Dia berkata dalam Yohanes 15:10, bahwa Dia menuruti perintah-perintah Bapa-Nya. Dan Dia berkata kepada kita, “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku” (Yohanes 14:15). Berapa banyak perintah-Nya? Sepuluh!
Dan Alkitab menyatakan kepada kita dalam Yakobus 2:10, “Sebab barangsiapa menuruti seluruh hukum itu, tetapi mengabaikan satu bagian dari padanya, ia bersalah terhadap seluruhnya.” Setan tidak peduli berapa banyak perintah yang Anda langgar, selama Anda melanggar salah satu, itu sudah cukup menjadikan Anda pelanggar hukum.
Jadi kita dapat pahami bahwa Hari Sabat adalah hari yang Tuhan mau untuk kita sucikan. Tapi coba pertimbangkan pertanyaan berikut: Apakah kita bisa benar-benar yakin bahwa Hari Sabtu adalah hari ketujuh dalam satu pekan?
Jawaban pertama kita akan cari dari Alkitab. Namun kita jawab dulu pertanyaan berikut ini: Pada hari apa Yesus mati? Dia mati pada hari Jumat. Setiap tahun selalu ada perayaan yang namanya Jumat Agung. Dan kita bisa membuktikannya dari Alkitab dalam Lukas 23:50-56. Namun kita tidak akan membaca keseluruhan ayat tersebut. Pada ayat yang ke-54 Alkitab mengatakan: “Hari itu (hari dimana Yesus mati) adalah hari persiapan dan sabat hampir mulai.” Apakah hari persiapan itu? Itu adalah hari Jumat. Dan jika kita lihat dalam Kamus Alkitab maka kita akan menemukan bahwa hari persiapan adalah hari Jumat. Lalu ketika dikatakan dalam ayat 54 bahwa “sabat hampir mulai”, muncul satu pertanyan: Kapan pergantian hari terjadi menurut Alkitab? Berdasar Alkitab, ketika matahari terbenam, adalah saatnya hari dimulai (pergantian hari). Kita bisa melihatnya dalam Kejadian 1 pada peristiwa penciptaan. Jadi ketika matahari sudah melewati cakrawala (matahari terbenam) pada hari Jumat, itu artinya Hari Sabat sudah dekat.
Ayat 55, 56: “Dan perempuan-perempuan yang datang bersama-sama dengan Yesus dari Galilea, ikut serta dan mereka melihat kubur itu dan bagaimana mayat-Nya dibaringkan. Dan setelah pulang, mereka menyediakan rempah-rempah dan minyak mur. Dan pada hari Sabat mereka beristirahat menurut hukum Taurat.” Hukum Taurat yang dimaksud disini adalah Sepuluh Perintah Tuhan. Lalu menurut Hukum Taurat atau Perintah Tuhan yang ke berapakah perintah untuk memelihara hari Sabat itu? Keempat. Disini Tuhan memberitahukan kepada kita, “Hari ketujuh (Sabtu) adalah Hari Sabat Tuhan Allahmu.”
Jadi disini kita mendapati pengikut Kristus, setelah kematiannya, mengikuti Perintah tentang penyucian Hari Sabat. Sekarang sudah terbukti, bahwa Hari Sabat Alkitab, adalah hari setelah terbenamnya matahari pada hari Jumat (karena Yesus mati di hari Jumat sore sebelum matahari terbenam, sekitar pukul 3 sore), dan hari berikutnya (setelah matahari terbenam di Jumat) adalah hari Sabat. Dan pengikut-Nya memelihara Perintah Sabat.
Pertanyaanya, siapa yang beristirahat di dalam kubur pada Hari Sabat? Yesus. Setelah menyelesaikan pekerjaan penciptaan-Nya, Yesus beristirahat. Setelah Dia menyelesaikan pekerjaan penebusan di bumi, Yesus juga beristirahat. Sekalipun di dalam kematian, Yesus memelihara Hari Sabat. Dia bisa saja bangkit dari kematian pada hari Sabat, namun Dia menghormati kekudusan hari Sabat dan tetap di kubur sepanjang hari Sabat.
Pada hari apa Yesus bangkit? Dia bangkit pada hari Minggu. Tetapi mari kita lihat kepastiaannya dari Alkitab. Lukas 24:1-3 mengatakan: “Tetapi pagi-pagi benar pada hari pertama minggu itu mereka pergi ke kubur membawa rempah-rempah yang telah disediakan mereka. Mereka mendapati batu sudah terguling dari kubur itu, dan setelah masuk mereka tidak menemukan mayat Tuhan Yesus.”
Hari apa hari pertama dalam satu pekan? Kita tahu bahwa itu adalah hari Minggu. Itulah sebabnya ada perayaan Minggu Paskah setiap tahun karena Kristus bangkit pada hari Minggu.
Di Indonesia banyak kalender seringkali ada perubahan, yaitu menempatkan hari Senin sebagai hari yang pertama. Tapi apakah hari Senin adalah hari pertama dalam 1 pekan? Jika benar, berarti Kristus bangkit pada hari Senin. Tentu hal ini tidak benar karena kita tahu ini tidak selaras dengan apa yang dinyatakan dalam Alkitab maupun sejarah.
Ini adalah urutan pada peristiwa dari penyaliban dan kematian Yesus Kristus sampai kepada kebangkitanNya: Yesus mati di Hari Persiapan yaitu hari Jumat; Dia beristirahat di kubur di Hari Sabat atau Hari Ketujuh; Lalu Dia bangkit di hari pertama dalam pekan yaitu hari Minggu.
Jadi kita dapat temukan bahwa Hari Yang Disucikan, Hari Tuhan adalah hari di antara hari Jumat dan hari Minggu, yaitu Saturday (dalam bahasa Inggris) atau Sabtu dalam bahasa Indonesia.
Perlu diketahui bahwa Lukas menuliskan kitab Injilnya sekitar 35 tahun setelah kebangkitan, dan tidak ditemukan satupun bukti yang mengindikasikan mereka memelihara hari kudus yang berbeda.
Ada sedikitnya 5 sumber dimana kita bisa mengetahui bahwa hari ketujuh (Sabtu) dalam satu pekan adalah Hari Sabat:
(1) Dari Alkitab.
Sebagaimana yang kita sudah ketahui bahwa itu adalah hari antara hari Jumat dan hari Minggu—hari dimana Kristus beristirahat di dalam kubur
(2) Kamus/Ensiklopedia, di situ dikatakan bahwa “Saturday (Sabtu) = Hari Ketujuh”
(3) Kalender.
Di banyak negara ada hal yang sedikit membingungkan, karena susunan hari yang berbeda, tetapi secara umum hampir setiap kalender rata-rata dimulai dengan hari Minggu dan berakhir di hari Sabat atau Sabtu sebagai hari ketujuh.
(4) Orang Yahudi.
Tanyakan pada setiap orang Yahudi, hari apa hari Ketujuh dalam satu pekan, dan mereka akan katakan kepada Anda bahwa itu adalah Hari Sabat yaitu Sabtu.
(5) Bahasa-Bahasa di Dunia.
Tahukah Anda bahwa ada lebih dari 140 bahasa, hari ketujuh dalam satu pekan disebut mirip dengan Sabat. Contoh: Dalam bahasa Spanyol, Sabado; Dalam bahasa Rusia disebut, Cybotta; Dalam bahasa Arab, Al’Sabit; Bahasa Inggris, Saturday; Dalam bahasa Indonesia, Sabtu.
Pertanyaan lainnya: Apakah perlu kita memelihara hari Minggu sebagai yang suci untuk menghormati kebangkitan Kristus? Faktanya adalah, bahwa tidak ada satupun ayat di Alkitab yang memberikan instruksi untuk memelihara Minggu untuk menghormati kebangkitan. Dapatkah kita menghormati Tuhan di saat yang sama kita tidak menurutiNya?
Kita patut bersyukur atas kebangkitan Kristus, tetapi biarlah itu tidak kita gunakan menjadi suatu dalih untuk melanggar salah satu dari 10 Hukum atau Perintah Tuhan.
Roma 6:3, 4 memberitahukan kepada kita bahwa Yesus memberikan kita baptisan untuk mengingatkan kita atas Kematian-Nya, dikuburkan dan kebangkitan. “Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya? Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.”
Lalu kenapa hari Sabat tidak dipelihara oleh kebanyakan orang? Dan apa alasan kebanyakan orang dan banyak gereja? Kita akan membahasnya dalam artikel “Sabat: Topik Yang Sangat Dibenci Setan(3).”